Masalah rumah tangga yang dihadapi Venna Melinda dengan Ferry Irawan disebut-sebut sudah lama terjadi. Selama ini, Venna memilih diam dan menyimpan masalah itu agar tak menjadi aib, hingga puncaknya terjadi dugaan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

Venna Melinda sudah melaporkan suaminya atas kasus tersebut ke Polda Jatim di Surabaya, Jawa Timur. Ferry diduga membuat tulang hidungnya mengeluarkan banyak darah saat keduanya berada berada di sebuah kamar hotel di Kediri, Jawa Timur pada Minggu (8/1/2023)

Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan polisi, Bunda. Menurut adik Venna Melinda, Reza Mahastra, yang juga menjadi penasihat hukumnya, Ferry mencoba meminta maaf kepada sang istri melalui video dan menyadari bahwa dilakukannya sudah fatal.

"Ya, intinya dia menyampaikan permintaan maaf melalui video," kata Reza.

Tak hanya permintaan maaf saja, namun Ferry Irawan juga disebut berusaha menghilangkan jejak. Aksi tersebut ia lakukan ketika Venna Melinda bercucuran darah, berteriak, lalu lari keluar kamar hotel.

Kata Reza, darah Venna berceceran di lantai, pojokan kamar, selimut, tempat tidur, dan handuk. Oleh Ferry, semuanya ia coba untuk dihapus. "Fakta yang terjadi, banyak keluar darah," katanya lagi.

"Mungkin beberapa kali tidak meninggalkan bekas (saat KDRT). (Minggu kemarin) batas terlewati dan banyak darah, sehingga melapor," tambahnya.

Selain itu Venna disebut sudah merasa tak bahagia dan tertekan dengan rumah tangganya beberapa bulan belakangan ini.

"Dalam waktu dekat, saya terbang ke Surabaya. Venna Melinda cerita kalau mau ajukan gugatan cerai kepada Ferry," katanya.

Sementara itu Ferry Irawan resmi ditetapkan menjadi tersangka. Ferry resmi menyandang status tersangka setelah dilaporkan melakukan KDRT kepada sang istri, Venna Melinda.

"Kemarin gelar perkara dan sudah ditetapkan Saudara FI (Ferry Irawan) statusnya dinaikkan sebagai tersangka," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Dirmanto, seperti dilansir detikJatim, Kamis (12/1/2023).

TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI. 

Simak juga soal bahaya KDRT pada Bunda menurut psikolog berikut: