HaiBunda

MOM'S LIFE

9 Gejala Body Dysmorphia Seperti yang Dialami Vidi Aldiano Saat Jalani Pengobatan Kanker

Arina Yulistara   |   HaiBunda

Sabtu, 24 Feb 2024 07:40 WIB
9 Gejala Body Dysmorphia Seperti yang Dialami Vidi Aldiano Saat Jalani Pengobatan Kanker/Foto: dok. Instagram Vidi Aldiano

Vidi Aldiano sedang menjalani pengobatan untuk kanker ginjal yang dideritanya. Efek dari serangkaian pengobatan, Vidi Aldiano mengaku mengalami body dysmorphia. Apa itu body dysmorphia?

Sejak mulai radiasi kanker, berat badannya merosot drastis hingga 6 sampai 7 kg. Hal tersebut membuatnya semakin kurus dan tidak percaya diri.

"Especially ada satu hari, kayak ngelihat badan terus lihat kaca dan enggak suka sama badan gw karena terlalu kurus and gw agak lumayan body dysmorphia," tulisnya di Instagram.


Apa itu body dysmorphia?

Mengutip dari Mayo Clinic, Body Dysmorphic Disorder (BDD) atau gangguan gismorfik tubuh adalah gangguan mental yang ditandai dengan obsesi berlebihan terhadap kekurangan penampilan fisik. Penderita BDD terpaku pada cacat fisik yang dibayangkan, sering kali tidak terlihat oleh orang lain.

Obsesi ini dapat menyebabkan kecemasan, depresi, dan perilaku kompulsif yang mengganggu kehidupan sehari-hari. Ketika Bunda menderita BDD maka akan sangat fokus pada penampilan dan citra tubuh, berulang kali memeriksa cermin, berdandan atau mencari ketenangan, terkadang selama berjam-jam setiap hari.

Kelemahan yang Bunda rasakan dan perilaku berulang-ulang menyebabkan diri sendiri sangat tertekan dan memengaruhi kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Bunda mungkin mencari berbagai prosedur kosmetik untuk mencoba ‘memperbaiki’ kekurangan yang dirasakan.

Setelah itu, Bunda mungkin merasakan kepuasan sementara atau berkurangnya kesulitan tersebut. Namun sering kali kecemasan itu muncul kembali dan mungkin terus mencari cara lain untuk memperbaiki kekurangan yang Bunda rasakan.

Gejala body dysmorphia 

1. Preokupasi berlebihan dengan kekurangan penampilan

Penderita BDD menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan cacat fisik yang dibayangkan. Mereka mungkin terus-menerus memeriksa cermin, berdandan, atau berusaha menyembunyikan kekurangan tersebut.

2. Keyakinan yang salah tentang penampilan

Penderita BDD yakin bahwa mereka terlihat jelek dan cacat. Mereka mungkin membandingkan diri sendiri dengan orang lain dan merasa tidak menarik.

3. Perilaku kompulsif

Penderita BDD mungkin melakukan perilaku kompulsif untuk mencoba memperbaiki kekurangan mereka. Contohnya saja, mereka mungkin berulang kali merias wajah, berolahraga, atau melakukan operasi plastik. 

Beberapa perilaku kompulsif dari gejala body dysmorphia:

  • Bercermin secara berlebihan
  • Merias wajah atau menata rambut secara berlebihan
  • Menghindari situasi sosial
  • Melakukan operasi plastik berulang kali
  • Membandingkan diri dengan orang lain
  • Menyembunyikan bagian tubuh tertentu

4. Ketidakpuasan dengan penampilan

Orang dengan body dysmorphia sering kali merasa tidak puas dengan penampilan secara keseluruhan. Bahkan setelah melakukan upaya untuk memperbaikinya tetap tidak puas.

5. Perasaan malu dan terisolasi

Orang dengan body dysmorphia mungkin merasa malu dan terisolasi karena mereka merasa berbeda dari orang lain. Padahal faktanya tidak selalu demikian, itu hanya menjadi pemikiran mereka semata.

6. Mengalami kecemasan dan depresi

Gejala body dysmorphia  lainnya sering kali mengalami kecemasan dan depresi yang signifikan.

7. Pernah berpikiran untuk bunuh diri

Dalam beberapa kasus yang parah, gejala body dysmorphia dapat menyebabkan pikiran untuk bunuh diri bahkan sudah pernah mencobanya.

8. Kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-hari

Gejala body dysmorphia bisa membuat penderitanya sulit untuk menjalani kehidupan sehari-hari, seperti pergi ke sekolah atau bekerja, menjalin hubungan, hingga menikmati kegiatan sosial. Mereka selalu merasa jelek dan rendah diri sehingga tidak percaya diri bertemu orang lain.

9. Mengalami gangguan emosional

Gejala body dysmorphia juga bisa menyebabkan kecemasan, depresi, malu, dan rasa bersalah. Penderita BDD mungkin menarik diri dari interaksi sosial dan menghindari situasi di mana mereka merasa dihakimi.

Pengobatan body dysmorphia

BDD dapat diobati dengan terapi dan/atau obat-obatan. Terapi kognitif-perilaku (CBT) merupakan jenis terapi yang paling efektif untuk BDD. 

CBT membantu penderita BDD untuk mengidentifikasi dan menantang pikiran negatif tentang penampilan mereka. Obat-obatan antidepresan dan anti-kecemasan juga dapat membantu meredakan gejala body dysmorphia.

Jika Bunda atau seseorang yang dikenal memiliki beberapa gejala body dysmorphia, penting untuk mencari bantuan profesional. BDD merupakan kondisi yang dapat diobati. Dengan pengobatan yang tepat, orang dengan body dysmorphia dapat menjalani hidup yang normal dan bahagia.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fia/fia)

Simak video di bawah ini, Bun:

5 Ciri Toxic Parents, Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan Mental Anak Bun

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Pevita Pearce Liburan Bareng Suami Malaysia Naik Kapal Yatch, Ini Potret Kemesraannya

Mom's Life Nadhifa Fitrina

7 Manfaat Makan Tomat Mentah untuk Wajah, Jarang Disadari Bun

Mom's Life Amira Salsabila

Pemain Timnas Rizky Ridho dan Istri Umrah setelah Nikah, Ini Potret Kebahagiaannya

Mom's Life Annisa Karnesyia

Ini 3 Dosa yang Menghapus Pahala sebesar Gunung

Mom's Life Amira Salsabila

Istana Inggris Diduga Balas Konten Viral Dance Hamil Meghan Markle, Posting Unggahan Ini

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Pevita Pearce Liburan Bareng Suami Malaysia Naik Kapal Yatch, Ini Potret Kemesraannya

7 Manfaat Makan Tomat Mentah untuk Wajah, Jarang Disadari Bun

5 Potret Ryu Kyung Soo, Pemeran Han Se Jin Pria Green Flag di Drakor Our Unwritten Seoul

Terpopuler: Potret Wendi Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan

Pemain Timnas Rizky Ridho dan Istri Umrah setelah Nikah, Ini Potret Kebahagiaannya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK