MOM'S LIFE
4 Bahasa Tubuh Orang dengan EQ Tinggi saat Berbicara
Natasha Ardiah | HaiBunda
Jumat, 19 Dec 2025 17:05 WIBBunda, kita sering berkomunikasi dengan banyak orang setiap hari, baik di rumah maupun di lingkungan sekitar. Tanpa disadari, bahasa tubuh EQ tinggi saat berbicara justru lebih jujur menggambarkan perasaan dan sikap seseorang dibandingkan kata-kata.
Dalam kehidupan sehari-hari, Bunda mungkin pernah bertemu orang yang membuat suasana langsung terasa nyaman hanya dari sikap dan ekspresinya. Tanpa disadari, bahasa tubuh dengan EQ tinggi inilah yang menjadi kunci terciptanya komunikasi yang hangat dan saling menghargai.
Dalam peran Bunda sebagai pendengar sekaligus penutur, memahami isyarat nonverbal menjadi bekal penting dalam membangun hubungan yang sehat. Bahasa tubuh EQ tinggi membantu komunikasi berjalan lebih hangat, jelas, dan minim kesalahpahaman.
4 Bahasa tubuh orang dengan EQ tinggi saat berbicara
Melalui artikel ini, Bubun akan mengajak Bunda untuk mengenali empat bahasa tubuh orang dengan EQ tinggi saat berbicara. Keempat bahasa tubuh ini dilansir dari situs Inc.
Dengan memahami keempat bahasa tubuh tersebut, Bunda bisa lebih peka membaca karakter seseorang sekaligus belajar menerapkannya dalam komunikasi sehari-hari.
1. Menyandar ke depan (lean in)
Bunda, mungkin pernah memperhatikan ada orang yang secara alami menyandar sedikit ke depan saat lawan bicaranya mulai berbagi cerita penting. Bahasa tubuh seseorang yang memiliki EQ tinggi seperti sikap menyandar ke depan ini menjadi tanda bahwa seseorang benar-benar fokus, hadir sepenuhnya, dan menghargai percakapan yang sedang berlangsung.
Gerakan menyandar ke depan juga membuat suasana berbicara terasa lebih hangat dan dekat, terutama ketika topik yang dibahas menyentuh perasaan. Bagi Bunda, sikap ini menunjukkan bahwa orang dengan EQ tinggi mampu membaca situasi emosional dan menyesuaikan bahasa tubuhnya dengan penuh empati.
Selain menunjukkan ketertarikan, menyandar ke depan secara wajar mencerminkan kesiapan untuk mendengarkan tanpa memotong atau menghakimi. Inilah contoh bahasa tubuh orang dengan EQ tinggi yang membantu lawan bicara merasa didengar, dipahami, dan dihargai dalam setiap percakapan.
2. Menempatkan siku di lutut (elbows on knees)
Bunda, kita dapat melihat bahwa posisi tubuh saat berbicara sangat memengaruhi kualitas komunikasi. Salah satu ciri bahasa tubuh orang dengan EQ tinggi adalah kebiasaan menempatkan siku di lutut sebagai tanda perhatian penuh kepada lawan bicara.
Saat seseorang mengambil posisi ini, percakapan terasa lebih dekat dan tidak berjarak. Lawan bicara pun merasa dihargai karena ada sinyal ketertarikan dan kesungguhan dalam mendengarkan.
Dalam konteks bahasa tubuh EQ tinggi, menempatkan siku di lutut bukan sekadar posisi duduk yang nyaman. Sikap ini mencerminkan empati, keterlibatan emosional, dan keinginan untuk benar-benar memahami apa yang disampaikan.
3. Menyentuh atau menyentuhkan lengan lawan bicara
Bunda mungkin pernah melihat orang yang secara spontan menyentuhkan lengan lawan bicara saat berbincang, terutama ketika percakapan terasa hangat dan personal. Sentuhan ringan ini menjadi bahasa tubuh orang dengan EQ tinggi sekaligus menjadi tanda tingginya empati dan kepedulian yang tulus, bukan sekadar gestur tanpa makna.
Orang dengan kecerdasan emosional tinggi memahami kapan sentuhan tersebut pantas dilakukan, misalnya untuk menenangkan atau memberi dukungan emosional. Sentuhan yang lembut dan singkat justru membuat lawan bicara merasa lebih diperhatikan, aman, dan dihargai secara emosional.
Yang penting, bahasa tubuh ini selalu disertai kepekaan terhadap situasi dan reaksi orang lain. Bunda bisa melihat bahwa mereka tidak memaksakan gestur, melainkan menyesuaikannya dengan suasana agar komunikasi terasa nyaman dan penuh rasa saling menghormati.
4. Tersenyum hangat
Bahasa tubuh bagi orang yang memiliki EQ tinggi selanjutnya adalah tersenyum hangat dan otentik saat berbicara dengan orang lain. Bunda, senyum yang muncul secara alami ini bukan sekadar formalitas, melainkan cerminan ketulusan dan keterbukaan dalam membangun komunikasi.
Senyum hangat yang disertai ekspresi mata yang lembut membuat lawan bicara merasa dihargai dan diterima. Inilah salah satu bentuk bahasa tubuh seseorang dengan EQ tinggi yang membantu menciptakan suasana percakapan lebih nyaman dan penuh rasa aman.
Dalam situasi percakapan yang serius sekalipun, orang dengan EQ tinggi tahu kapan harus menghadirkan senyum yang tepat. Bagi Bunda, senyum ini menjadi isyarat empati nonverbal yang menunjukkan perhatian dan pengertian tanpa harus diungkapkan lewat kata-kata.
Bunda, memahami bahasa tubuh EQ tinggi saat berbicara membantu kita lebih peka membaca perasaan orang lain sekaligus membangun komunikasi yang sehat. Dengan menerapkannya dalam keseharian, hubungan dengan keluarga maupun lingkungan sekitar pun terasa lebih hangat dan penuh pengertian.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(som/som)