HaiBunda

PARENTING

Ini Dampaknya Jika Kita Tenangkan Anak Pakai Gadget

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Jumat, 16 Feb 2018 19:01 WIB
Ini Dampaknya Jika Kita Tenangkan Anak Pakai Gadget/ Foto: dok.HaiBunda
Jakarta - Gadget kayaknya nggak cuma akrab dengan orang dewasa, tapi juga anak-anak. Kadang kita suka terheran-heran kok anak pinter banget ya, bisa pakai gadget tanpa diajari.

Hmm sebenarnya wajar sih, Bun, kalau anak bisa pakai gadget sendiri. Soalnya mereka adalah digital citizen, lahir di era serba gadget dan digital.

Nah, saat anak rewel, beberapa orang memilih menggunakan gadget nih, Bun. Bukan sulap bukan sihir, anak yang tadinya nangis dan rewel jadi tenang. Melihat kesuksesan ini, gadget pun jadi andalan untuk menenangkan anak.


"Kadang-kadang orang tua suka kasih gadget ke anak biar si anak diam dan untuk nenangin mereka padahal itu hanya bersifat sementara dan dampaknya sendiri bisa jangka panjang," ujar psikolog anak dan keluarga, Amanda Margia Wiranata, dalam seminar 'Peran Orang Tua di Era Digital' di Menara Standard Chartered, Jakarta Pusat, Kamis (15/2/2018).

Kata Amanda, dengan gadget anak lekat dengan alat tersebut. Jadi wajar banget kalau saat bosan, gadget adalah pilihan yang menggiurkan buat anak. Tapi begitu anak lihat dunia nyatanya akan bosan.

"Nanti begitu anak masuk sekolah dia akan kesulitan fokus karena terbiasa melihat layar gadget yang berbagai macam isinya dan begitu di sekolah dia lihat gurunya ngajar jadi bosen kan," ungkap Amanda.

Anak yang masih kecil lalu terbiasa lihat internet maka biasanya kurang bisa bersosialisasi dengan baik. Selain itu kemampuan bahasa atau kosakatanya juga minim karena hanya diasup dari dunia maya.

"Anak-anak sekarang kurang bermain yang real sehingga kemampuan sosialisasinya kurang, pengendalian emosinya juga perilakunya kurang karena dia terbiasa lihat game," tambahnya.

Dalam game ketika kita 'mati' atau kalah maka bisa ngulang semua dari awal. Tapi nggak begitu jika di dunia nyata, kita nggak bisa mengulangi apa yang sudah kita lakukan untuk mendapatkan hasil berbeda.

Kalau udah begitu regulasi emosi anak jadi nggak bagus. Itulah yang bikin anak marah meledak ledak, tantrum dan lainnya.

"Anak harus merasakan gimana rasanya gagal dan bangkit dari kegagalan," papar Amanda.

Dari awal Amanda mengatakan bahwa orang tua harus banget bikin aturan. Misal, anak usia di bawah 5 tahun nggak perlulah sama sekali pakai gadget karena nggak ada pentingnya buat mereka.

Nanti anak beranjak gede usia SD bisa tuh kasih waktu hanya weekend aja, seminggu sekali dan hanya satu jam. Nanti naik ke kelas yang lebih tinggi boleh ditingkatin waktunya jadi dua jam.

"Intinya dijadwalin dan nggak dilepas gitu aja sama orang tua. Nggak berarti anak nggak boleh sama sekali kenal gadget karena kadang di sana terkandung game edukatif juga," tutur Amanda. (aml)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Isabel Putri Ayu Azhari Berhasil Jadi Wakil 2 None Jakarta 2025, Intip Potretnya

Mom's Life Annisa Karnesyia

Apakah Perut Ibu Hamil Bisa Berlipat?

Kehamilan Melly Febrida

Simak Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama di 2026

Mom's Life Annisa Karnesyia

Resep Apple Mini Cinnamon Cake, Kue Mungil Teman Kopi dan Teh ala Kafe

Mom's Life Amira Salsabila

7 Loose Powder Terbaik untuk Kulit Kering & Berminyak, Ada Pilihan Bunda?

Mom's Life Ajeng Pratiwi & Fauzan Julian Kurnia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Bikin Nyesel, Ini Bahaya Oversharing dan Penyebabnya

Jadwal Makan Ideal Bayi Usia 6-12 Bulan, Bunda Perlu Tahu

11 Drama Korea Era Dinasti Joseon Terbaru 2025, Seru Semua

Apakah Perut Ibu Hamil Bisa Berlipat?

30 Soal Cerita Pecahan Kelas 5 Matematika dan Kunci Jawabannya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK