psikologi
Kaitan Dititipkan di Daycare dengan Perilaku Anak
Kamis, 11 Okt 2018 - 19.04 WIB
Tapi kadang karena satu dan lain alasan, Bunda dan Ayah pun mengambil keputusan menitipkan anak di daycare sementara Bunda dan Ayah bekerja. Terkait anak yang dititipkan di daycare, penelitian menemukan anak-anak yang masuk ke daycare sebelum usia 3 tahun cenderung berperilaku lebih baik daripada anak-anak yang tidak dimasukkan ke daycare.
Diterbitkan dalam Journal of Epidemiology & Community Health, 'Jenis Perawatan Anak Awal Memprediksi Pergerakan Emosional dan Perilaku Anak-anak Hingga Usia Menengah' melacak kesejahteraan emosional dan perkembangan 1.428 anak di Prancis sejak lahir hingga usia 8 tahun. Peneliti menemukan anak-anak yang ada di daycare memiliki kemungkinan masala emosional yang rendah dan kurangnya masalah dengan teman sebaya.
![]() |
"Mode pengasuhan anak yang berkualitas di tahun pertama kehidupan dapat meningkatkan perkembangan emosi dan kognitif anak, mencegah kesulitan emosional di masa depan dan menumbuhkan perilaku prososial atau saling tolong menolong," kata Dr Maria Melchior, salah satu penulis penelitian seperti dilansir Babble.
Tentunya, ada faktor yang perlu dipertimbangkan yang dapat mengaburkan penelitian ini. Soalnya, tiap anak berbeda kondisinya. Apalagi, nggak sedikit penelitian mengatakan anak yang tinggal dengan ayah atau ibunya di rumah mendapat banyak manfaat.
Namun secara keseluruhan, para peneliti percaya bahwa hasil positif pada anak ini ada karena dorongan kognitif yang ditemukan melalui bermain, peluang sosialisasi yang lebih banyak, dan aturan-aturan di daycare yang bisa meningkatkan harga diri. Kemudian, adanya respons keseluruhan dan sensitivitas yang diberi pengasuh di daycare yang berkualitas.
![]() |
"Daycare yang baik adalah yang programnya tepat dan bisa mengeliminir, mengurangi, atau menghilangkan efek negatif anak yang tidak diasuh orang tua. Di sini daycare seharusnya membuat anak terpenuhi kebutuhannya sehingga merasa sejahtera. Dampak dari semua ini terlihat saat si anak pre-school atau masuk SD," tutur psikolog anak dan keluarga, Roslina Verauli seperti dilansir detikcom.
Namun, balik lagi nih, tiap anak berbeda-beda, Bun. Kita bisa kok trial-error untuk melihat perkembangan anak di daycare atau bila dititikan pada keluarga terdekat di rumah. Jangan lupa, Bunda juga harus perhatikan detail ya saat pilih daycare untuk buah hati.