HaiBunda

TRENDING

Bahaya, Jangan Izinkan Anak-anak Ikut #GeorgeFloydChallenge

Yuni Ayu Amida   |   HaiBunda

Selasa, 09 Jun 2020 14:49 WIB
Bahaya, Jangan Izinkan Anak-anak Ikut #GeorgeFloydChallenge/ Foto: Getty Images
Jakarta -

Kematian George Floyd yang mengenaskan di tangan seorang polisi Amerika Serikat (AS) menghebohkan masyarakat dunia, Bunda. Kematiannya itu pun dianggap sebagai sebuah tindakan rasis.

Melansir Pop Inquirer, atas kejadian tersebut, banyak aktivis dan para publik figur maupun masyarakat yang menggalakkan aksi protes anti-rasisme. Namun baru-baru ini, justru muncul sebuah tantangan di internet yang bertujuan mengejek kematian George Floyd.

Tren yang disebut #GeorgeFloydChallenge itu menampilkan remaja, yang kebanyakan orang kulit putih Amerika, memperagakan kembali adegan seorang perwira polisi Minneapolis yang menindih leher George Floyd.


Advokat Hak Asasi Manusia dan aktivis Perubahan Iklim Mohamad Safa memposting serangkaian tangkapan layar di Twitter-nya, dengan menulis keterangan, "Rasis sekarang adalah melakukan George Floyd 'challenge.'. Inilah yang kami lawan, teman-teman."

Dalam gambar yang sekarang viral, kita bisa melihat remaja yang pura-pura menjadi Derek Chauvin sang polisi dan menindih leher teman mereka. Pengguna Twitter pun mengutuk aksi ini dan menyebutnya tidak layak.

The New York Post melaporkan bahwa media sosial seperti Facebook dan Instagram sudah menghapus semua posting terkait dengan tantangan viral ini.

Bicara soal #GeorgeFloydChallenge, ini adalah hal berbahaya, Bunda. Serangan Derek Chauvin ke George Floyd bisa dianggap sebagai cekikan yang melumpuhkan leher.

George Floyd Challenge/ Foto: Twitter

Johnny Benjamin, seorang dokter dan kolumnis 'Ask the Fight Doc' menjelaskan, cekikan ke leher sangat bahaya karena bisa menyebabkan brain damage, yakni cedera yang menyebabkan kerusakan pada sel-sel otak. Bahkan bisa membuat orang stroke, koma, dan meninggal dunia.

"Bagi mereka yang merupakan petarung MMA dan memang terlatih, cukup membutuhkan waktu 10 detik melakukan cekikan dan lawan akan 'tertidur' alias pingsan," katanya, dilansir detikcom.

Serangan ke leher tidak hanya langsung menyerang otak, Bunda. Serangan ke leher pada orang yang memiliki sinus karotis hipersensitif bisa menyebabkan penurunan tekanan darah dan detak jantung.

"Turunnya tekanan darah dan detak jantung, ditambah aliran darah ke otak tersendat itu sangat fatal," tegas Johnny Benjamin.

Jadi, jangan biarkan anak-anak atau siapa pun mengikuti #GeorgeFloydChallange ya, Bunda.

Simak juga the new normal di masa pandemi dalam video ini:



(yun/muf)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Mengenal Posisi Seks Pretzel dalam Berhubungan Intim, Tips Melakukan hingga Risikonya

Kehamilan Dwi Indah Nurcahyani

Perjalanan Hidup Almarhumah Mpok Alpa, dari Penyanyi Dangdut hingga Sukses Jadi Presenter dan Komedian

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Isak Tangis di Pemakaman Mpok Alpa, Billy Syahputra Ikut Turun ke Liang Lahad

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Apakah Bayi Bermimpi saat Tidur? Begini Faktanya

Parenting Nadhifa Fitrina

10 Penyebab Kolesterol Tinggi dan Cara Mengatasinya

Mom's Life Amira Salsabila

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Perjalanan Hidup Almarhumah Mpok Alpa, dari Penyanyi Dangdut hingga Sukses Jadi Presenter dan Komedian

Apakah Bayi Bermimpi saat Tidur? Begini Faktanya

Film Korea My Daughter is a Zombie Pecahkan Rekor, Ini 5 Fakta Menarik yang Curi Perhatian Penonton

9 Resep MPASI BB Booster untuk Bayi Usia 11 Bulan ke Atas

Mengenal Posisi Seks Pretzel dalam Berhubungan Intim, Tips Melakukan hingga Risikonya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK