Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

advertorial

Bun, Jangan Keliru Mengartikan 3 Perilaku Si Kecil Ini

Advertorial   |   HaiBunda

Jumat, 26 Oct 2018 15:00 WIB

Ada beberapa hal yang dianggap bunda sepele, tapi sebenarnya keliru jika dilakukan kepada si kecil.
Foto: Shutterstock
Jakarta -

Bunda, menjadi orang tua baru itu memang banyak tantangannya. Selain soal mengurus rumah tangga, bunda juga harus tahu bagaimana cara yang tepat untuk mendukung pertumbuhan si kecil. Apalagi soal mengartikan perilakunya.

Nggak jarang, bunda kurang tepat dalam mengartikan perilaku si kecil. Misalnya menghadapi perilaku si kecil saat malam hari seperti rewel terus menerus. Kalau sudah begini, apakah yang bunda lakukan ke si kecil sudah tepat alias tidak keliru? Yuk, simak tiga hal keliru yang sering dilakukan bunda ke si kecil berikut ini.

Membangunkan si kecil untuk disusui

Memang ada anjuran untuk menyusui si kecil setiap dua jam sekali. Namun ingat ya Bun, bukan berarti bunda harus membangunkan si kecil yang sedang tidur. Jika si kecil sudah diberikan MPASI sebelumnya, biasanya si kecil akan enggan disusui.

Anjuran menyusui setiap dua jam memang dimaksudkan agar ASI tetap lancar, tapi bunda bisa mengosongkan payudara dengan memerah ASI. Perhatikan juga posisi si kecil. Jika lapar, biasanya tangan si kecil akan mengepal, memasukkan tangannya ke mulut, hingga menangis. Jadi cara yang tepat dalam menyusui adalah ketika si kecil sudah gelisah dan menangis, tempelkan ke payudara bunda. Jika lapar, si kecil pasti akan menyusu.

Keliru membedakan gumoh dan muntah

Ketika si kecil mengeluarkan asupan yang sudah dimakan, bunda pasti langsung membatin bahwa si kecil muntah. Eits, coba lihat dulu Bun. Apakah si kecil muntah atau hanya gumoh? Bunda harus tahu benar soal dua hal ini karena penyebab dan penanganannya pun berbeda.

Jika muntah, volume cairan yang dikeluarkan akan lebih banyak dari 10 ml. Cairan muntah juga berasal dari perut yang disertai kontraksi otot dinding perut karena adanya gangguan pada fungsi pencernaan, infeksi tenggorokan, terlalu cepat minum, dan batuk.

Ketika bayi muntah, bunda harus memberikan cairan seperti susu dan oralit ke si kecil dengan jumlah sedikit demi sedikit, tapi sering. Jika muntah disertai bercak darah, bunda harus segera berkonsultasi ke dokter.

Sementara gumoh adalah cairan yang mengalir dari mulut si kecil, jumlahnya tak berlebihan, dan tanpa disertai kontraksi otot dinding perut. Gumoh juga merupakan kejadian yang wajar karena merupakan proses alami si kecil untuk mengeluarkan udara yang tertelan saat menyusu atau mendapatkan ASI yang berlebih. Bunda bisa mengatasi gumoh dengan cara menegakkan posisi si kecil selama 30 menit serta menyendawakan si kecil usai diberikan ASI.

Membiarkan si kecil menangis dalam jangka waktu lama

Pasti bunda khawatir jika si kecil tidak berhenti menangis. Bahkan bisa jadi panik karena si kecil menangis kencang hingga menjerit. Tanamkan pada diri bunda bahwa menangis itu adalah hal yang wajar bagi si kecil. Faktanya, menangis adalah cara si kecil berkomunikasi.

Namun jangan diabaikan juga ya, Bun. Bunda bisa menggendong si kecil dan mengayunkannya atau mencoba menyusui untuk mengecek apakah si kecil lapar. Jika si kecil terus-terusan menangis lebih dari 1 jam disertai demam dan muntah, saat itulah bunda harus menghubungi dokter.

Jika si kecil menangis dan rewel terus-menerus saat malam hari, bisa saja disebabkan karena kolik. Hal ini bisa terjadi akibat memberi susu dari dalam botol dalam keadaan yang tidak ideal. Kadang udara dalam botol dapat mengakibatkan si kecil masuk angin atau kembung pada saat si kecil menghisap dan menyebabkan si kecil merasa tidak nyaman.

Oleh karena itu, penting bagi bunda untuk menggunakan botol susu yang didesain dengan katup anti-kolik. Desain ini memungkinkan aliran udara dan susu terpisah sehingga si kecil tetap merasa nyaman saat dan setelah minum susu.

Selain itu, pilih dot yang menyediakan ragam tingkat aliran yang disesuaikan dengan perkembangan si kecil. Jadi aliran susu bisa disesuaikan dengan usia si kecil sehingga tak berlebihan dan menyebabkan si kecil tersedak. Pastikan juga memilih botol susu berleher lebar agar mudah dibersihkan sehingga tidak ada sisa susu yang tertinggal, untuk memastikan kondisi yang higienis untuk si kecil.

Philips Avent Classic+ (Foto: dok. Philips)

Produk yang telah terkenal di seluruh dunia yang dapat membantu mengurangi kolik adalah Philips Avent Classic+. Produk asal UK Eropa ini telah menjadi pilihan bunda di berbagai negara di dunia karena kualitasnya.

Selain itu, fitur-fiturnya dirancang untuk memudahkan dan membantu bunda untuk memberikan nutrisi untuk si kecil. Tak hanya fitur katup yang dapat membantu mengurangi kolik, Philips Avent Bottle Classic+ dirancang untuk mencegah kebocoran, dibuat dengan tingkat aliran yang berbeda sesuai pertumbuhan bayi, lehernya didesain lebar agar mudah diisi dan dibersihkan serta terbuat dari bahan yang aman karena bebas BPA (Bisphenol-A), zat kimia yang dapat mengganggu kesehatan manusia, terutama si kecil.

Oleh karena itu, selalu perhatikan hal tersebut ya Bun agar si kecil bisa mendapatkan asupan ASI dengan nyaman.Untuk informasi lebih lengkap mengenai Philips Avent Bottle Classic+, klik di sini. Bunda juga bisa mendapatkan tips seputar merawat si kecil dengan follow akun Instagram @Philips.Avent.Indonesia.

(Advertorial)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda