
advertorial
Ini Saran Dokter untuk Ibu Hamil dan Menyusui Positif COVID-19
HaiBunda
Kamis, 05 Aug 2021 00:00 WIB

Ibu hamil dan menyusui yang terpapar COVID-19 memiliki kemungkinan kecil menularkan virus tersebut ke anak-anaknya. Meski demikian, Bunda tetap khawatir akan terjadinya kemungkinan itu.
Dalam talkshow yang disiarkan melalui akun Instagram @haibundacom, dokter spesialis kandungan dari Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, dr Boy Abidin, membagikan tips bagi para Bunda hamil dan menyusui yang terpapar COVID-19.
"Ini terpapar (COVID-19) ada beberapa kemungkinan. Terpapar memang ada gejala atau terpapar karena dia kontak dengan yang positif. Jadi, kita mesti bedakan yang dia suspect, kemudian dia memang terpapar tanpa gejala, kemudian gejalanya ringan," kata dr. Boy, Selasa (27/7/2021).
Ia menyarankan untuk melakukan pemeriksaan demi memastikan kondisi Bunda terhadap paparan COVID-19. Ketika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Bunda positif COVID-19, dr Boy meminta Bunda tidak panik.
Selain itu, Bunda perlu memastikan adanya gejala COVID-19 yang dirasakan tubuh. Adapun dr Boy menjelaskan bahwa terdapat dua gejala, yakni gejala berat dan gejala ringan.
Ia mengungkapkan, ciri-ciri gejala berat adalah ketika pasien COVID-19 membutuhkan perawatan khusus dari rumah sakit seperti ruang ICU. Sedangkan untuk gejala ringan, yakni batuk yang tidak terlalu berat dan demam yang tidak terlalu tinggi.
"Kemudian kalau yang gejala ringan kita bolehkan untuk isoman. Jadi isoman di rumah. Kalau gejalanya demamnya tinggi, kemudian keluhannya semakin lebih berat, harus segera melakukan pemeriksaan. Ini yang perlu kita waspadai," lanjutnya.
Ia juga menegaskan bahwa Bunda hamil harus menerapkan pola hidup sehat selama isolasi mandiri agar keadaan janin tetap sehat. Di samping itu, Bunda harus istirahat cukup, mengonsumsi makanan bergizi, dan mengonsumsi vitamin.
Untuk perawatan selama masa isoman, dr Boy mengatakan vitamin dan obat-obatan tersebut harus aman dikonsumsi bagi ibu hamil.
"Vitaminnya aman. Walaupun yang berbeda adalah dosisnya, sering ditinggikan. Untuk vitamin C bisa sampai 1000, vitamin D bisa sampai 2000 atau 5000. Enggak apa-apa. Itu tujuannya meningkatkan daya tahan tubuhnya," tegasnya.
Adapun dr. Boy menyatakan bahwa Bunda yang terpapar COVID-19 tidak memungkinkan menularkan virus ke janin. Menurutnya, COVID-19 tidak ditularkan melalui plasenta.
Lebih lanjut, ia memaparkan dampak COVID-19 terhadap Bunda menyusui. Selain tidak ditularkan melalui plasenta, dr. Boy juga menyatakan bahwa COVID-19 tidak ditularkan melalui ASI.
Meski demikian, bagi Bunda menyusui dengan gejala berat, pemberian ASI tidak mungkin dilakukan.
"Kalau ibunya gejalanya sedang, memang dia positif, ini bisa dipompa, kemudian diberikan kepada bayi, tapi diberikan tidak langsung kepada ibunya. Tidak menyusui secara langsung," katanya.
dr. Boy kembali menegaskan pentingnya menjaga daya tahan tubuh bagi Bunda hamil dan menyusui. Adapun caranya adalah dengan menerapkan pola hidup sehat, menjaga kondisi kejiwaan agar tetap bahagia, dan mencukupi cairan dalam tubuh.
"Dia harus mencukupi cairan, ini poinnya. Tadikan cairan tubuh kita, 70-80 persen adalah cairan. Kalau dia kekurangan cairan, maka biasanya akan menjadi terganggu daya tahan tubuhnya, terganggu pola pikirnya, menjadi sangat cemas, stres, dan segala macam," tutup dr. Boy.
(adv/adv)TOPIK TERKAIT
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda