Jakarta -
Doraemon, Naruto, Putri Elsa dan Anna adalah sederet karakter yang akrab dengan anak-anak. Tapi, Bun, jangan sampai mereka lupa Malin Kundang ya.
Iya, Malin Kundang, Cindelaras, Sangkuriang, Roro Jonggrang, Ande-ande Lumut adalah nama-nama dalam cerita rakyat yang mungkin nggak seterkenal Doraemon saat ini ya, Bun. Tapi kayaknya kita perlu juga deh mengenalkan tokoh-tokoh dalam cerita rakyat yang melegenda.
Saat nanti anak-anak punya teman dari daerah lain atau bahkan luar negeri, mereka punya cerita menarik soal legenda di negeri ini. Apalagi dari legenda-legenda itu, ada pesan-pesan positifnya, nih.
 Anak-anak mendengarkan dongeng /Foto: Nurvita Indarini |
"Saat ini anak dekat tokoh kartun memang benar. Meski ada kesan modern tapi jangan lupa dengan kebudayaan tradisional. Dengan memberi hiburan yang mengedukasi, bisa jadi inspirasi masyarakat luas," ujar Kepala Sekolah TK Perguruan Cikini Jakarta, Nunung Nur Hidayati, mengomentari kegiatan
mendongeng tentang Malin Kundang untuk anak-anak didiknya.
Kegiatan mendongeng itu dipersembahkan oleh Astragraphia, salah satu anak perusahaan Astra International, dalam rangka peringatan Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli mendatang.
Kata Nunung, dalam dongeng terkandung aspek dasar perkembang anak, Bun. Apa itu? Aspek agama dan moral, sosial emosional dan bahasa. Iya, dari kegiatan mendongeng, anak-anak bisa mendapatkan pesan tentang moral. Saat mendengarkan dongeng, anak-anak belajar bersosialisasi dan memahami emosi. Selain itu bisa mengasah kemampuan berbahasanya.
Hari Mulyoraharjo, Chief of Corporate Communication & OS Astragraphia, di lokasi yang sama mengatakan anak-anak itu ibarat kertas putih, sehingga mudah menyerap apa yang diberikan dan diceritakan. Mudah meniru dan apa yang dilihat, dibaca dan didengar. Karena itu Bunda, Hari mengingatkan agar kita sebagai orang tua menanamkan kebiasaan positif sejak dini. Nah, penanaman nilai positif ini bisa dilakukan melalui
mendongeng.
 Anak-anak mendengarkan dongeng/ Foto: Nurvita Indarini |
"Mendongeng juga berdampak pada hubungan kedekatan dengan anak, minat untuk membaca, kemampuan untuk berbicara dan bercerita, serta mengasah kreativitas," tutur Hari.
Selain mendongeng, anak-anak TK Perguruan Cikini juga diminta untuk mewarnai gambar. Nah, biasanya karya-karya anak itu ditempel di dinding, dimasukkan dalam map, atau dibuang begitu saja. Namun saat ini karya anak-anak tersebut dapat disimpan secara digital melalui mesin fotokopi Fuji Xerox yang diberikan oleh Astragraphia untuk TK Perguruan Cikini.
"Karya anak-anak ini bisa disimpan, nanti dibandingkan hasilnya dari waktu ke waktu. Sehingga bisa menjadi kenangan anak-anak," kata Hari.
(Nurvita Indarini/rdn)