Jakarta -
Perempuan berbaju hitam ini sedang selfie. Tampak biasa aja sih. Tapi coba deh Bun perhatikan latar belakang foto tersebut.
Ternyata perempuan berbaju hitam itu foto selfie dengan latar belakang saudara perempuannya yang sedang mengalami nyeri akibat kontraksi jelang melahirkan. Hmm ada-ada aja ya Bun.
Perempuan itu bernama Kat Armendariz. Dia adalah ibu empat anak yang berusia 8 tahun, 4 tahun dan 4 bulan. Nah, Kat sengaja foto bareng adiknya, Kimberly Ramirez, yang sedang merasakan mulas jelang melahirkan.
Kebayang nggak Bun kalau kita yang ada di posisi Kimberly? Kita bakal gimana ya ketika lagi merasakan momen yang amat menyakitkan tapi malah diajak foto bareng. Ternyata Bun, Kimberly justru senang dengan ide kakaknya itu. Karena, kata Kimberly, apa yang dilakukan Kat bisa membantu mendistraksi rasa sakitnya.
Kat sendiri membuat sedikit lelucon dengan dia berfoto selfie bareng sang adik. "Saya cuma berpikir saya ingin foto selfie sekarang karena saya sudah pernah mengalami itu," kata Kat kepada Today.
Foto itu diambil Kat setelah mendapat izin dari adiknya, sekitar pukul 3.15 pada Kamis (29/6) lalu waktu setempat. Setelah itu, sepanjang malam Kat selalu mendampingi Kimberly. Setelah 15 jam, akhirnya Kimberly melahirkan bayi laki-laki yang sehat dan diberi nama Zayden. Saat foto selfie diambil, memang Kimberly sedang merasakan sakitnya nyeri
persalinan lho Bun.
"Tapi saya pikir foto itu lucu dan membantu saya meredakan sakit yang saya rasa," ujar Kimberly.
Bicara soal nyeri
persalinan, sebenarnya ini dimulai sejak kala I persalinan atau kala pembukaan Bun. Seperti kata dr Sita Ayu Arumi, SpOG, dari RSU Bunda Menteng Jakarta, di sini nyeri timbul karena dilatasi serviks dan segmen bawah rahim ditambah peregangan dinding rahim.
Pada kala II persalinan atau saat melahirkan bayi, nyeri ditambah dengan regangan dan robekan jaringan, misalnya perineum dan tekanan otot skelet perineum. Di sini, nyeri yang kita rasakan tajam dan terlokalisasi terutama di daerah yang disarafi oleh nervus pudendus.
"Tahap berikutnya yaitu nyeri saat pelepasan plasenta, di sini sebenarnya merupakan nyeri yang paling minimal dari seluruh proses persalinan. Tahap terakhir adalah nyeri yang timbul akibat penjahitan luka perineum dengan atau tanpa episiotomi. Nyeri timbul akibat kerusakan jaringan dan serabut saraf perifer," ungkap dr Sita, seperti diberitakan detikHealth.
(rdn)