HaiBunda

KEHAMILAN

Melahirkan dengan Metode Water Birth, Seberapa Aman?

Safira Raudhatul   |   HaiBunda

Sabtu, 03 Nov 2018 18:32 WIB
Ilustrasi water birth/ Foto: iStock
Jakarta - Metode persalinan memang keputusan ayah dan bunda. Umumnya, ibu melahirkan dengan persalinan normal atau operasi caesar. Nah, gimana dengan metode persalinan water birth?

Kata dokter spesialis kandungan dan kebidanan Dr Sharon Mikol, ibu hamil dengan risiko tinggi disarankan nggak mencoba melahirkan dengan metode water birth. Sharon bilang jika ibu ingin melahirkan dengan metode water birth sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terakit.

"Jika ibu mengalami masalah medis seperti tekanan darah tinggi, diabetes, atau gangguan kejang, tidak dibolehkan menerapkan persalinan water birth," ujar Sharon dikutip dari Parents.


Dia menambahkan, ada beberapa kondisi ibu hami yang nggak disarankan menerapkan metode persalinan ini yaitu:

1. Ibu dengan riwayat melahirkan prematur
2. Ibu hamil anak kembar
3. Ibu yang mengalami kelebihan berat badan
4. Tekanan darah ibu meningkat
5. Ibu mengalami pendarahan
6. Air ketuban sudah pecah

"Saat ibu memilih metode persalinan water birth, setelah bayi lahir air menjadi keruh karena tercampur darah, urine dan cairan yang keluar dari mulut rahim. Kondisi ini pastinya nggak hihienis bagi bayi," tambah Sharon.



Selain itu, ibu yang melahirkan dengan metode persalinan water birth tidak bisa mendapat anti nyeri. Sehingga, menurut Sharon epidural bukan pilihan. Ya, dalam keadaan di bak pnuh air, ibu nggak boleh mendapat obat yang penghilang nyeri yang bisa menimbulkan efek pusing, mengantuk, dan nggak sadar sepenuhnya.

Ilustrasi water birth/ Foto: iStock
Marra Francis, MD, seorang dokter kandung mengatakan,"Epidural hanya dapat dilakukan oleh ahli anestesi. Oleh karena itu, wanita yang melahirkan dengan metode water birth di klinik atau di rumah harus bersiap-siap ke RS jika ada kondisi darurat."

Sementara itu, Dr Joseph Wax dari American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) mengatakan berbagai studi sudah membuktikan risiko infeksi, putus tali pusar hingga perdarahan akibat proses melahirkan di air. Meski begitu, air memang terbukti bisa meredakan rasa nyeri saat persalinan.

"Boleh-boleh saja ibu berendam di air ketika proses kontraksi hingga pecah ketuban. Namun ketika proses pembukaan, ibu harus diangkat dan dipindahkan ke ranjang atau kasur yang kering," kata Joseph dilansir detikcom. (rdn/rdn)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Jessica Jane dan Erwin Phang Akhirnya Bulan Madu ke Jepang, Intip Potret Keseruannya

Mom's Life Amira Salsabila

Fakta soal Konsumsi Obat Tylenol saat Hamil yang Disebut Bisa Memicu Autisme

Kehamilan Annisa Karnesyia

Isabel Putri Ayu Azhari Berhasil Jadi Wakil 2 None Jakarta 2025, Intip Potretnya

Mom's Life Annisa Karnesyia

Bikin Nyesel, Ini Bahaya Oversharing dan Penyebabnya

Mom's Life Amira Salsabila

Jadwal Makan Ideal Bayi Usia 6-12 Bulan, Bunda Perlu Tahu

Parenting Kinan

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Jessica Jane dan Erwin Phang Akhirnya Bulan Madu ke Jepang, Intip Potret Keseruannya

Fakta soal Konsumsi Obat Tylenol saat Hamil yang Disebut Bisa Memicu Autisme

Bikin Nyesel, Ini Bahaya Oversharing dan Penyebabnya

Jadwal Makan Ideal Bayi Usia 6-12 Bulan, Bunda Perlu Tahu

11 Drama Korea Era Dinasti Joseon Terbaru 2025, Seru Semua

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK