Jakarta -
Kebahagiaan tengah dirasakan istri almarhum
Bani 'Seventeen', Cindri Wahyuni. Ia baru saja melahirkan seorang bayi perempuan secara caesar, tepatnya pada 25 Juni 2019.
Kabar bahagia ini diunggah Cindri melalui Instagram @cindriwhy. Dalam postingan tersebut, tampak beberapa deretan foto saat bayi mungilnya baru saja lahir ke dunia.
"Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillah telah lahir Putri kedua kami hari Selasa tgl 25 Juni 2019 pukul 07.51 pagi secara Caesar. Sempat di observasi di NICU krn sesek sedikit, Alhamdulillah sudah membaik, Semoga adek sehat terus, bisa dirawat gabung sama mami nya, kuat Nenen, jd anak solehah anak yg baik dan bertakwa, kebanggan keluarga, qurrota Ayyun, penghafal alquran, pembawa orang tua ke surga kelak, maminya jg lekas pulih, semangat mengASIhi, terimakasih do'anya semua yg g bs dibalas satu persatu, semoga Allah selalu meRakhmati kita semua, Aamiin ya Mujibassaillin," tulis Cindri.
Namun di balik kebahagiaan Cindri, juga terselip duka. Momen bahagia tersebut tak disaksikan sang suami, Bani 'Seventeen'. Seperti Bunda ketahui, basis grup band Seventeen ini menjadi salah satu korban meninggal saat bencana tsunami Banten pada 22 Desember 2018. Ketika itu pula, sang istri sedang mengandung anak kedua mereka.
Warganet pun turut berbahagia atas kelahiran putri kecil ini. Banyak yang mendoakan semoga Cindri dan bayinya diberi kesehatan. Banyak pula yang berdoa agar Cindri bisa jadi ibu yang kuat dan tegar dalam membesarkan kedua buah hatinya.
"
Alhamdulillah hadir kembali bani junior, sehat sholehah pinter kebangaan orang tua dan agama," tulis sang vokalis,
Ifan Seventeen.
Keadaan yang dialami Cindri ini pastinya sangat berat ya, Bun. Melahirkan tanpa didampingi sosok suami membuatnya harus berjuang kuat demi anak-anaknya. Selain itu, bila kelak sang anak tumbuh besar dan mulai bertanya soal ayahnya, Cindri pun sudah harus siap menjelaskan.
Dikatakan psikolog yang juga founder @latihati, Aprilianto, ketika mendapati anak bertanya soal kematian orang tuanya, maka langsung sampaikan saja apa adanya. Tak perlu ditutup-tutupi atau dikatakan dengan kode tertentu.
"Ya disampaikan saja, itu kan fakta, enggak ada teknis khusus, itu hanya tentang bagaimana pemahaman si anak tentang kata meninggal, si anak sudah mengerti belum definisi meninggal itu gimana, kalau belum ya bilang aja hidupnya sudah selesai," ujar psikolog yang akrab disapa Om Ge ini kepada
HaiBunda, beberapa waktu lalu.
Mengenai duka yang akan dirasakan anak, menurut Om Ge, itu tergantung relasi emosi si anak dengan orang tua yang meninggal. Mungkin si anak memang akan rindu ataupun akan merasa bahwa hidupnya berbeda dengan anak kebanyakan, namun pola itu akan berlalu seiring berjalannya waktu.
"Itu makanya belajar kecewa jadi penting, karena hidup ini isinya kekecewaan, karena selalu akan ada hal-hal yang enggak sesuai sama maunya kita," tandas Om Ge.
Simak juga video
intimate interview dengan Juliana Moechtar ini yuk, Bun.
(yun/muf)