KEHAMILAN
Terbukti pada 530 Ribu Bayi, Riset Pastikan Vaksin COVID-19 Aman untuk Ibu Hamil di Trimester Awal
Annisa Karnesyia | HaiBunda
Minggu, 26 Oct 2025 15:00 WIBPemberian vaksin COVID-19 untuk ibu hamil tengah menjadi perbincangan publik. Hal ini bermula saat pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menghentikan rekomendasi wajib vaksinasi COVID-19 untuk ibu hamil.
Dilansir The New York Times, pemerintahan Trump disebut mengeluarkan pesan dan panduan yang saling bertentangan dan membingungkan bagi pasien serta penyedia layanan kesehatan. Hal itu seperti meragukan keamanan dan efektivitas vaksin COVID-19 ini untuk ibu hamil, Bunda.
Studi terbaru pastikan vaksin COVID-19 aman untuk bumil
Untuk menjawab keraguan tersebut, studi terbaru tentang keamanan vaksin COVID-19 untuk ibu hamil diterbitkan di jurnal JAMA Network Open. Studi ini mengamati kelahiran hidup yang tercatat dalam registri nasional di Prancis dari kehamilan yang dimulai antara April 2021 dan Januari 2022.
Dalam studi ini, para peneliti mengamati data dari sekitar 530.000 bayi. Meski hampir 25 persen bayi terpapar setidaknya satu suntikan vaksinasi COVID-19 berbasis mRNA selama trimester pertama, vaskin terbukti tidak menyebabkan risiko cacat lahir.
"Tidak ada hubungan dengan peningkatan risiko 75 malformasi kongenital mayor yang berbeda, baik yang diperiksa secara keseluruhan, dikelompokkan berdasarkan sistem organ, maupun secara individual," demikian temuan studi tersebut, dikutip dari People.
"Vaksin COVID-19 berbasis mRNA tampaknya tidak memiliki efek teratogenik (efek yang berkembang di dalam rahim)."
Secara detail, para peneliti memantau kesehatan anak-anak hingga Desember 2024. Mereka tidak menemukan indikasi bahwa anak-anak yang ibunya menerima vaksin mRNA Covid selama trimester pertama berisiko lebih tinggi mengalami cacat lahir, termasuk malformasi jantung dan saluran pencernaan, masalah sistem saraf, kelainan kromosom, bibir sumbing dan lelangit, serta jenis cacat lahir lainnya. Hasil tersebut dibandingkan dengan anak-anak yang ibunya tidak menerima vaksin COVID-19 saat hamil di trimester pertama.
"Bukti ini sesuai dengan cakupan bukti yang lebih luas bahwa vaksin ini aman selama kehamilan, dan bahwa profil risiko dan manfaat lebih mendukung vaksinasi selama kehamilan," kata asisten profesor kedokteran di University of Pennsylvania, Dr. Aaron Richterman.
Seperti diketahui, trimester pertama kehamilan adalah periode kunci untuk perkembangan organ janin. Selama periode ini, kondisi kesehatan ibu dan pemberian obat-obatan kemungkinan dapat mengganggu perkembangan janin, meski risiko juga ditemukan di kemudian hari dalam kehamilan.
Studi sebelumnya memastikan keamanan vaksin COVID-19 untuk bumil
Setidaknya dua studi skala besar untuk vaksin COVID-19 pada ibu hamil telah dilakukan. Satu studi dilakukan di Kanada, sementara yang lain di Denmark, Norwegia, dan Swedia.
Dari kedua studi tersebut, peneliti tidak menemukan peningkatan risiko kelainan bawaan yang terkait dengan vaksinasi COVID-19 pada trimester pertama. Namun, studi-studi tersebut tidak sebesar studi yang baru dipublikasikan di JAMA Network Open ini, Bunda.
Kedua studi tersebut melibatkan kurang dari 35.000 bayi yang ibunya divaksinasi selama trimester pertama. Studi-studi tersebut kemungkinan gagal mengidentifikasi kaitan vaksin dengan cacat lahir yang sangat langka.
Studi-studi tersebut juga hanya mengamati kelainan yang dikelompokkan berdasarkan sistem tubuh, misalnya cacat jantung, dan bukan kelainan individual seperti cacat jantung spesifik (stenosis katup pulmonal).
Richterman mengatakan bahwa ukuran sampel yang besar memungkinkan para peneliti untuk memberikan analisis yang lebih presisi dibandingkan dari data yang tersedia sebelumnya. Misalnya, pada studi sebelumnya, peneliti tidak menemukan peningkatan risiko malformasi jantung termasuk salah satu dari 21 malformasi jantung spesifik.
Para peneliti di studi sebelumnya juga tidak memeriksa vaksinasi setelah trimester pertama, atau melihat apakah suntikan tersebut berkaitan dengan hasil kehamilan yang merugikan selain cacat lahir.
Pemberian vaksin COVID-19 untuk ibu hamil di AS masih menjadi sorotan. Setelah pemerintah mengeluarkan panduan tentang penerima vaksin, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) juga berhenti merekomendasikan vaksinasi untuk ibu hamil sehat pada bulan Mei.
Namun di bulan ini, CDC merevisi panduannya yang menyatakan bahwa ibu hamil harus berkonsultasi dengan penyedia layanan medis sebelum mendapatkan vaksin.
Demikian studi terbaru yang mengungkap keamanan vaksin COVID-19 untuk ibu hamil. Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/pri)