Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Benarkah Kesuburan Perempuan Mulai Menurun di Usia 35 Tahun? Simak Faktanya

Melly Febrida   |   HaiBunda

Kamis, 11 Dec 2025 16:10 WIB

Tes kehamilan
Benarkah Kesuburan Perempuan Mulai Menurun di Usia 35 Tahun? Simak Faktanya/Foto: Getty Images/damircudic
Daftar Isi
Jakarta -

Kesuburan perempuan sering dikaitkan dengan usia. Semakin bertambah usia maka kesuburan seorang perempuan menurun. Benarkan kesuburan perempuan mulai menurun di usia 35 tahun? 

Sejumlah penelitian memperlihatkan tren bahwa peluang kehamilan menurun ketika perempuan menginjak berumur 35 tahun atau lebih. Tak hanya itu, bahkan seiring bertambahnya usia kemungkinan keguguran juga meningkat.

Apa yang terjadi dengan kesuburan saat perempuan berusia 35 tahun?

Tubuh perempuan secara alami mengalami perubahan seiring usia. Termasuk di bagian reproduksi. Setelah usia 30-an akhir, terutama 35 tahun ke atas, cadangan sel telur mulai berkurang, baik dari jumlah maupun kualitasnya. Namun, masih banyak perempuan berusia 35 hingga 40 tahun yang tetap bisa hamil dan melahirkan dengan sehat.

Melansir BBC, selama beberapa dekade, usia 35 tahun telah dipandang sebagai momen penting bagi kesuburan perempuan. Sebelum usia 35 tahun, teori tersebut sering kali berlaku, kebanyakan perempuan tidak akan mengalami banyak kesulitan untuk hamil. Tetapi saat usia 35 tahun kesuburan menurun drastis. 

Namun menurut para ahli, kenyataannya lebih bernuansa. Memang benar bahwa lebih banyak perempuan di usia akhir 30-an akan mengalami kesulitan untuk hamil.

Pada beberapa kasus, perempuan menghadapi lebih banyak risiko kehamilan dan persalinan dibandingkan ketika berusia akhir 20an atau awal 30an. Namun, penurunan ini bukan jurang dan terlihat berbeda dari satu perempuan ke perempuan lainnya.

"Mulai usia 35 tahun ke atas, laju penurunan semakin cepat, baik dalam kualitas maupun kuantitas sel telur," kata Lorraine Kasaven, seorang dokter spesialis kandungan dan ginekologi dan peneliti klinis di Imperial College London dengan minat khusus di bidang kesuburan. "Namun, laju penurunan ini akan bervariasi dari individu ke individu."

Mengapa semakin bertambah usia jadi lebih sulit hamil? Menurut para ahli, pada perempuan yang sedang berovulasi, sebagian besar berkaitan dengan dua faktor. Yakni, kuantitas dan kualitas sel telur.

Meskipun bayi perempuan lahir dengan semua sel telur yang akan mereka miliki – sekitar dua juta – saat pubertas, jumlah tersebut sudah sekitar 600.000. Cadangan ovarium terus menurun hingga dewasa.

"Seiring bertambahnya usia, perempuan memiliki lebih sedikit sel telur, dan kualitas sel telur juga menurun," kata Kasaven. 

Karena alasan tersebut, perempuan berusia lebih dewasa menjadi lebih sulit untuk hamil secara alami.

"Bahkan ketika Anda menjalani perawatan kesuburan, tingkat keberhasilan keseluruhannya mungkin lebih rendah, dibandingkan jika Anda melakukannya saat masih muda," ujar Kasaven.

Beautiful woman holding her pregnant belly by the windowFoto: Getty Images/iStockphoto/SunnyVMD

Kesuburan menurun di usia 35 tahun, bukan berarti tidak bisa hamil

Perempuan yang belum hamil dalam jangka waktu tertentu bukan berarti tidak akan pernah bisa hamil. Infertilitas, yang secara klinis didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk hamil secara spontan setelah satu tahun mencoba, menjadi lebih mungkin terjadi seiring bertambahnya usia calon orang tua. 

Salah satu studi terbesar menemukan bahwa dari 2.820 perempuan Denmark yang berhubungan seksual, setidaknya dua kali seminggu, 84 persen dari mereka yang berusia 25-29 tahun, 88 persen dari mereka yang berusia 30-34 tahun, dan 73 persen dari mereka yang berusia 35-40 tahun, berhasil hamil dalam 12 siklus menstruasi.

Studi lain menemukan bahwa dari perempuan berusia akhir 30-an yang belum hamil setelah setahun mencoba, lebih dari separuhnya masih bisa hamil secara alami setelah dua tahun berikutnya jika pasangannya lebih muda. Jika pasangannya berusia 40 tahun, 43 persen berhasil.

Untuk calon orang tua yang menggunakan teknologi reproduksi berbantuan (ART), masih ada lebih banyak harapan. Menurut data terbaru, misalnya pada tahun 2020, 40,6 persen dari semua pengambilan sel telur untuk pasien perempuan berusia 35 hingga 37 tahun di AS menghasilkan kelahiran hidup.

Angka ini lebih rendah dari rata-rata 54,1 persen untuk usia di bawah 35 tahun. Namun, penurunan ini tetap stabil hingga rentang usia 38 hingga 40 tahun, ketika mencapai 26,9 persen. Untuk pasien di atas 40 tahun, angkanya turun menjadi 9,3 persen.

Tentu saja, ini adalah tingkat keberhasilan per pengambilan sel telur. Pasien yang bertahan dengan beberapa siklus masih memiliki peluang lebih tinggi.

Sebuah studi terhadap lebih dari 150.000 perempuan menemukan bahwa pada usia di bawah 40 tahun, yang menggunakan telur sendiri, terdapat peluang 68 persen untuk melahirkan bayi hidup dengan enam siklus fertilisasi in vitro.

Sedangkan perempuan berusia 40 hingga 42 tahun, tingkat keberhasilan enam siklus kurang dari setengahnya. Namun, perlu dicatat bahwa data ini menggabungkan semua perempuan di bawah usia 40 tahun, usia median partisipan adalah 35 tahun.

Angka-angka ini menunjukkan penurunan yang terjadi sekitar akhir usia 30-an. Namun, angka-angka ini juga menunjukkan bahwa mayoritas perempuan di akhir usia 30-an akan hamil secara alami dalam waktu satu tahun.

Dan mereka menggarisbawahi bahwa momen penentu yang sesungguhnya mungkin adalah usia 40, bukan 35.

"Kebanyakan perempuan mengalami kesulitan hamil ketika mereka berusia di atas 40 tahun, meskipun mereka memasuki masa menopause pada usia rata-rata 51,7 tahun," kata Anja Bisgaard Pinborg, kepala departemen fertilitas di Rigshospitalet Kopenhagen dan profesor kedokteran klinis di Universitas Kopenhagen.

Rekomendasi bekukan sel telur

Para spesialis mengingatkan untuk perempuan yang mendekati usia pertengahan atau akhir 30-an atau 40-an, untuk memperhatikan bahwa dalam IVF, penggunaan sel telur yang lebih muda, seperti sel telur beku atau donor, mengurangi sebagian besar pengaruh usia ibu terhadap tingkat keberhasilan kelahiran hidup seiring bertambahnya usia.

Jika seorang perempuan ingin mempertahankan kesuburannya dan mampu membiayai prosesnya, membekukan sel telurnya bisa menjadi ide yang bagus. Namun, setiap pasien juga harus mempertimbangkan biaya dan manfaatnya.

"Jika Anda membekukan sel telur terlalu muda, seperti di usia 20-an, mungkin tidak hemat biaya," kata Kasaven.

Studi yang mencoba menentukan usia rata-rata paling hemat biaya untuk membekukan sel telurnya adalah sekitar 35 tahun.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda