Jakarta -
Sebagai ibu bekerja, saya harus memerah ASI untuk makanan si kecil. Tapi stok ASI saya pas-pasan cenderung kejar tayang. Makanya kalau lihat postingan ibu menyusui lainnya yang sampai sewa freezer untuk
ASI perahnya, kadang saya sedih sekaligus iri.
Waktu si kecil nangis-nangis, saya pun langsung berpikir, apa dia kelaparan ya. Apa memang ASI saya sedikit dan nggak cukup ya. Untungnya suami membesarkan hati saya dengan mengatakan frekuensi pipis bayi kami normal dan pertambahan bobotnya juga sesuai. Jadi kata dia, saya nggak perlu sedih.
Hal senada disampaikan Wakil Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), Nia Umar. Kata dia, wajar sih kadang berpikir rumput tetangga lebih hijau dan lebih indah. Tapi di balik kehijauan dan keindahannya kan kita nggak tahu kisahnya, ya.
"Jangan lihat rumput tetangga. Kalau produksi
ASI terlalu banyak juga bisa mengakibatkan masalah lain seperti penyumbatan ASI karena yang keluar nggak sebanyak yang diproduksi, bayi juga bisa kesedak. Percaya diri saja, karena yang penting anak menunjukkan tanda kecukupan ASI," kata Nia usai konferensi pers menyambut Pekan ASI Sedunia di Fx Sudirman, Jl Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (27/7/2017).
Ilustrasi ASI perah Foto: ilustrasi/thinkstock |
Iya, Bun, jangan sampai baper kita malah bikin semangat memberi ASI turun. Kata Nia, nih Bun, dulu saat pertama punya anak, dirinya cuma memiliki stok ASI 10 botol setiap hari. Tapi untungnya cukup memenuhi kebutuhan si kecil.
"Waktu anak kedua, freezer atas penuh, tapi juga nggak keminum semua. Anak ketiga saya nggak punya stok karena anak saya nyusu langsung, soalnya saya bawa ke mana-mana," imbuh Nia.
Jadi Bun, yuk kita menyemangati diri sendiri bahwa jika kita menggunakan hak kita memberikan ASI untuk si kecil, maka ASI kita pasti cukup. Karena produksi ASI juga kan umumnya sesuai dengan permintaan. Pokoknya kita perhatikan aja tanda-tanda kecukupan ASI pada si kecil, misalnya dari frekuensi pipisnya ya.
Untuk bayi berusia 1 hari buang air kecil 1 kali. Usia 2 hari, 2 kali. Usia 3 hari, 3 kali. Usia 4 hari, 4 kali. Usia 5 hari, 5 kali, dan bayi berusia 6 hari atau lebih setidaknya buang air kecil sebanyak 6 kali per hari.
(Nurvita Indarini/rdn)