HaiBunda

MOM'S LIFE

6 Tips dari Pakar agar Pernikahan Langgeng dan Bahagia

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Rabu, 19 Sep 2018 15:00 WIB
6 Tips dari Pakar agar Pernikahan Langgeng dan Bahagia /Foto: Istock
Jakarta - Siapa sih yang tak ingin punya pernikahan yang langgeng dan awet? Nggak cuma bertahan lama, tapi gimana caranya kita, pasangan dan anak-anak bisa bahagia saat bertahan dalam rumah tangga yang sudah berjalan lama.

Nah, 6 tips dari Deny Hen MM CLC, founder 'Pembelajar Hidup' yang juga life and marriage coach, bisa Bunda terapkan untuk mendapatkan pernikahan yang sehat dan bahagia. Yuk, simak bersama beberapa terobosan tersebut, Bun.


1. Mindset Pernikahan
Foto: Dok. Thinkstock
Semua berawal dari pola pikir atau mindset. Apa sih pernikahan itu? Apa itu cinta dan tujuan pernikahan?


"Pola pikir apa yang wajib dimiliki pasangan suami istri untuk mewujudkan pernikahan yang hebat. Bahagia itu kalau kita jalanin pernikahan dengan benar," kata Deny dalam Peluncuran dan Bincang Buku 'The Great Marriage' di Gramedia Central Park, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu.

Seperti dilansir dalam bukunya, hal pertama yang harus kita ubah untuk mendapat pernikahan yang sehat dan bahagia adalah mindset. Dari mindset akan menentukan tercapai atau tidaknya keinginan dan mengarahkan hidup kita. Carol Dweck, profesor psikologi dari stanford University menemukan bukan bakat, kecerdasan, atau usaha yang menuntun kita menuju kesuksesan.

"Kunci sebenarnya adalah pola pikir," kata Denny.

2. Best Friend Forever (BFF)
Foto: ilustrasi/thinkstock
Dalam suatu pernikahan, mengembangkan persahabatan dengan pasangan hidup bisa menjadi dasar pernikahan yang hebat. Namun, kadang hal ini nggak mudah. Nggak hanya wanita tapi sebagian pria juga enggan menjadikan pasangannya sebagai sahabat, seakan-akan persahabatan dan keromantisan itu tak dapat disatukan.

"Padahal penelitian menunjukkan pernikahan yang awet adalah pernikahan di mana seseorang bisa menjadikan pasangan sebagai sahabatnya," tutur Denny.

3. Menikmati Keromantisan dan Seks dalam Pernikahan
Foto: thinkstock
Soal keromantisan sama dengan bicara unsur gairah dalam cinta. Kata Deny, gairah seringkali menyala-nyala saat masih pacaran dan di awal pernikahan tapi setelah 2 sampai 4 tahun menikah passionate love akan padam. Nah, sebagian pasangan mengalihkan cintanya menjadi friendship love. Friendship layaknya friendzone hanya saja individu sudah terikat pernikahan dan menerima bahwa 'life goes on'.

"Pasangan ini merasa tak perlu lagi membangkitkan gairah dalam pernikahan, apalagi bila anak sudah besar. Harus diakui, banyak pernikahan yang sukses sekalipun pasangan suami istri sudah tidak memiliki passion atau gairah. Namun, punya gairah bisa memperkaya pernikahan dan membuat pernikahan lebih mudah dipertahankan," papar Deny.

4. Komunikasi
Foto: thinkstock
Suatu komunikasi dikatakan baik jika salah seorang berbicara sedangkan yang lain mendengarkan dan kemudian merespons bahwa dia mengerti. Nah, respons tersebut bisa dengan anggukan, gumaman, atau menanyakan hal yang tidak dimengerti begitu juga sebailknya.

"Yang jadi masalah, komunikasi sering terganggu sehingga mudah terjadi miscommunication. Misal, salah satu berbicara tapi yang lain tidak memberi respons atau keduanya berbicara tanpa ada yang mendengarkan atau merespons," ungkap Deny.

Karena itu dikatakan Deny, kita perlu mempelajari terobosan dalam komunikasi untuk memperbaiki cara kita berbicara dalam rumah tangga.

5. Bertengkar dengan 'Cinta'
Foto: Thinkstock
Saat menikah banyak banget hal dalam rumah tangga yang bisa menyulut pertengkaran dari mulai hal kecil seperti keran rusak, cara menaruh barang, menutup kloset, anak sekolah, destinasi liburan, kehadiran mertua, sampai penggunaan uang.

"Seringkali masalahnya bukan pada diri pasangan, melainkan pada diri kita sendiri. Setiap pertengkaran perlu keahlian khusus untuk meminimalkan konflik, keahlian itu saya sebut 'bertengkar dengan cinta'," ungkap Deny.


6. Komitmen
Foto: thinkstock
Ayah atau Bunda masih ingat janji masing-masing ketika menikah? Sebagian dari kita mengucapkannya dengan penuh kesungguhan dong pastinya. Sayangnya tidak selalu ucapan tersebut dijalankan.

Nggak jarang kata-kata itu hanya dianggap slogan dan formalitas kosong yang dapat dilanggar begitu saja saat kita merasa tidak lagi berkenan dengan pasangan. Padahal ya, Bun, kata-kata komitmen pada janji pernikahan merupakan deklarasi yang disaksikan oleh banyak orang seperti menyatakan pada publik bahwa kita memutuskan untuk selalu bersama dengan pasangan apapun keadaannya.

"Untuk menghangatkan hubungan kembali sambill mengingat janji pernikahan kita, coba deh komunikasi 15 menit sehari sama pasangan, nggak perlu lama-lama. Pelukan 3 kali sehari atau lainnya. Begini, adanya anak akan menambah kompleksitas pernikahan karena itu kita harus pintar-pintar cari waktu dengan pasangan," ungkap Deny. (aml/rdn)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Terpopuler: Potret Poppy Bunga & Suami Pengacara Fattah Riphat

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Buah Potong atau Jus Buah, Mana Lebih Bagus untuk Diet Turunkan BB?

Mom's Life Arina Yulistara

Jessica Jane dan Erwin Phang Akhirnya Bulan Madu ke Jepang, Intip Potret Keseruannya

Mom's Life Amira Salsabila

Fakta soal Konsumsi Obat Tylenol saat Hamil yang Disebut Bisa Memicu Autisme

Kehamilan Annisa Karnesyia

Isabel Putri Ayu Azhari Berhasil Jadi Wakil 2 None Jakarta 2025, Intip Potretnya

Mom's Life Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Deretan Kebersamaan Ayah Artis dengan Anak Perempuan yang Telah Remaja

Buah Potong atau Jus Buah, Mana Lebih Bagus untuk Diet Turunkan BB?

Punya Fashion Brand, Ini 5 Potret Kang Dong Won Bintang Drakor Tempest saat Jadi Model

Terpopuler: Potret Poppy Bunga & Suami Pengacara Fattah Riphat

Jessica Jane dan Erwin Phang Akhirnya Bulan Madu ke Jepang, Intip Potret Keseruannya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK