Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

3 Pelajaran untuk Anak dari Film 'Cahaya Dari Timur: Beta Maluku'

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Sabtu, 27 Oct 2018 12:05 WIB

'Cahaya Dari Timur: Beta Maluku' adalah kisah nyata yang diangkat menjadi film. Anak bisa belajar banyak dari film ini termasuk soal semangat juang.
3 Pelajaran untuk Anak dari Film 'Cahaya Dari Timur: Beta Maluku'/Foto: Istimewa
Jakarta - Salah satu cara mudah memberi edukasi pada anak tentang suatu hal adalah lewat film. Jika Bunda ingin 'membakar' semangat pada anak baik soal sekolah, cita-cita dan lainnya, coba deh ajak anak nonton film 'Cahaya Dari Timur: Beta Maluku'. Namun perlu diperhatikan, film ini bergolongan BO (Bimbingan Orang tua), sangat diperlukan kebijakan ayah bunda untuk menemani anak dalam menonton film ini. Karena di awal film terdapat beberapa adegan kekerasan, akibat terjadinya konflik.

Kisah nyata yang diangkat menjadi film oleh Angga D Sasongko dan diproduseri oleh Glenn Fredly ini berhasil bikin merinding karena saking hebatnya perjuangan anak-anak dari Maluku. Mereka pun tak pantang menyerah. Film ini diperankan Chicco Jerikho sebagai tokoh utama bernama Sani, seorang pekerja serabutan di tengah kondisi Ambon yang kacau balau pada saat itu karena konflik agama.

Awalnya Sani mengajak dan melatih bola anak-anak untuk mengalihkan perhatian mereka dari menonton tawuran yang kerap terjadi di kampungnya. Siapa sangka, dari pertolongan Sani bermain dan melatih bola, ia jadi punya hubungan erat dengan anak-anak ini dan ditugaskan membawa timnya mewakili Maluku di kejuaraan nasional di Jakarta. Tapi perjalanan mimpi Sani dan anak-anak ini sangat tidak mudah.

Berbagai konflik muncul, dari mulai pilihan Sani untuk impian atau keluarganya, efek trauma pada anak-anak karena konflik, dan permasalahan keluarga lainnya yang muncul di tiap pemain bola muda ini. Tapi itu semua nggak bikin anak-anak berhenti meraih mimpinya. Nah berikut tiga nilai yang bisa diambil anak dari film 'Cahaya Dari Timur: Beta Maluku'.

1. Hilangkan trauma anak dengan hal positif
3 Pelajaran untuk Anak dari Film 'Cahaya Dari Timur: Beta Maluku'Foto: Ilustrasi Istock
Tahun 1996 hingga 2004 adalah tahun yang mencekam bagi warga Ambon dan sekitarnya. Kerusuhan terjadi di mana-mana dan banyak menelan korban jiwa, anak-anak pun tak sedikit yang jadi korban baik korban meninggal atau korban yang ditinggal wafat ayah atau ibunya. Jelas, masa seperti ini adalah masa traumatis anak-anak.

Ya namanya anak-anak yang rasa ingin tahunya besar, jika ada keramaian atau keributan tetap saja mereka ingin menonton. Hal inilah yang membuat Sani prihatin dan mengambil keputusan untuk menolong anak-anak ini agar punya ingatan masa kecil yang indah dan tak melulu soal perang dan dendam lewat bermain bola.

Jeanete Ophilia Papilaya, psikolog asal Maluku yang mengemban ilmu di Jakarta menjelaskan hingga saat ini trauma itu masih ada pada anak-anak. Karena itu, ia dulu berusaha mendalami ilmu psikologi di Jakarta. Kemudian, pulang ke daerah asal untuk menolong masyarakat terutama anak-anak menghilangkan traumanya.

"Kalau trauma hingga sekarang ya sebetulnya masih ada. Tapi dari segi pendidikan kita coba bantu dengan cara, di Ambon ada suatu pelajaran di mana anak belajar bersama, saling membantu dalam keadaan apapun. Salah satunya dengan mewajibkan anak menari tarian daerah, karena kalau ada upacara atau penyambutan kan selalu dengan tarian," papar wanita yang akrab disapa Anet dalam diskusi film pada Pekan Proyeksi Jiwa (Projiwa) ke-4 di Unika Atma Jaya Semanggi, Jakarta Selatan pada Rabu (24/10/2018).

Menurut Anet, hal ini bisa mengalihkan rasa takut atau dendam pada anak akibat konflik terdahulu dan bisa membuat anak lebih positif. Nilai tambahnya, secara tak langsung membuat anak mencintai budaya sendiri.

2. Jangan pernah menyerah akan mimpi
3 Pelajaran untuk Anak dari Film 'Cahaya Dari Timur: Beta Maluku'Foto: Istock
Bisa terlihat dalam film 'Cahaya Dari Timur: Beta Maluku', bagaimana Sani dan teman-teman ciliknya berusaha menggapai impian untuk jadi tim sepakbola solid yang bisa bermain hingga ke luar wilayah Maluku.

Nggak mudah, apalagi dengan kondisi mereka di tengah konflik dan kesulitan yang menerpa satu persatu dari keluarga anggota sepakbola. Sani Tawainella sendiri adalah mantan pesepakbola level junior yang pernah mengenyam pendidikan di Ragunan dan masuk seleksi PSSI Baretti dan Tim Piala Pelajar Asia 1996 di Brunei. Mimpinya tentang sepakbola sempat berhenti, hingga bertemu sekelompok anak-anak kampung yang mengajaknya bermain bola.

Kita bisa lihat hasil dari kerja keras mereka sekarang. Sani yang awalnya tak punya apa-apa kini merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Maluku serta merupakan pelatih resmi tim pelajar Maluku. Beberapa anak yang dilatih Sani seperti Alfin Tuasalamony, Rizky Pellu, dan Hendra Bayauw saat ini menjadi pemain sepakbola profesional sekaligus bagian Tim Nasional Indonesia.

3. Kenalkan budaya ke anak itu penting
3 Pelajaran untuk Anak dari Film 'Cahaya Dari Timur: Beta Maluku'Foto: Istock
Menurut psikolog Anet dari film 'Cahaya Dari Timur: Beta Maluku' orang tua bisa tahu bahwa menanamkan budaya pada anak itu penting. Hal ini pun bisa dimulai dari beberapa hal sederhana.

"Dari sekolah bisa mulai menanamkan bahwa kita harus saling berbagi. Saya pun ikut beri sosialisasi ke para orang tua, bagaimana harus bersikap di tengah keragaman masyarakat. Dulu anak di sini dididik keras, karena orang tuanya juga korban atau saksi dari kekerasan itu sendiri. Namun pengalaman di masa lalu tak boleh memengaruhi cara didik kita ke anak sekarang," ungkap dosen psikolog di Universitas Pattimura, Ambon ini.

Contoh lain yang Anet bagikan dari kultur yang diterapkan ke anak-anak Ambon hingga sekarang seperti, tiap jam makan, anak wajib makan di meja bareng orang tuanya. Saling ngobrol, tanya jawab orang tua dan anak soal harapan dan rencana anak. Sedangkan untuk tingkat mahasiswa, anak-anak diwajibkan mempersentasikan budaya mereka masing-masing. Mengingat ada 10 kabupaten di Maluku dengan budaya yang pastinya berbeda. (aml/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda