Jakarta -
Memiliki tiga anak ternyata enggak membuat
Meisya Siregar kerepotan lho, Bun. Menurutnya, kunci semua itu adalah komunikasi dengan suami dan selalu mendengarkan pendapat anak.
Wanita berusia 39 tahun ini mengaku selalu berbagi tugas mengasuh anak dengan sang suami,
Bebi Romeo.
"Paling penting itu
komunikasi. Gimana caranya aku dan suami jadi partner dan tim yang kompak untuk bagi tugas soal anak. Misalnya kalau aku lagi kerja, suami yang jemput anak sekolah," ujar Meisya dalam acara 'Launching Eduplan, Proteksi Edukasi Maksima' di KAUM Resto, Jakarta, baru-baru ini.
Meisya dan Bebi bisa dibilang termasuk pasangan yang tidak pernah membeda-bedakan peran dan tugas suami istri di keluarga. Menurutnya, semua tugas bisa dikejakan bersama-sama.
Nah, dalam urusan mendidik ketiga anaknya, Lyrics Syabila Mu Saqeena (13), Song Louisa Mu'Khadijah (8), dan Muhammad Bambang Arr Reybach (2), Meisya dan Bebi menggunakan cara demokratis dengan menyamakan visi misinya nih, Bun.
"Aku dan Bebi samakan pikiran dulu. Anak-anak ini mau diarahkan ke mana. Setelah itu kita cari informasi dan belajar terus-menerus karena anak adalah tanggung jawab bersama," kata Meisya.
Untuk pola asuh, dirinya dan Bebi menerapkan cara demokratis. Diakui Meisya, anak-anaknya selalu berpikir kritis dan sulit untuk dilarang atau diperintah.
Dengan pola asuh demokratis itu, Meisya dan suami selalu mendengarkan pendapat anak. Misalnya, jika mereka tidak setuju dengan aturan yang dibuat orang tuanya, mereka bebas mengeluarkan pendapat. Nah, kalau bagi Meisya alasan tersebut tidak baik, dia akan menjelaskan kenapa itu dilarang.
Selain pola asuh, Meisya dan suami juga membebaskan anak-anaknya untuk memilih profesinya kelak.
"Sebagai orang tua, saya akan dukung dan bantu mereka mempersiapkan dan mengarahkan potensi yang ada untuk masa depannya," tutur Meisya.
Menurut Terry Carson, M.Ed, profesional coach parenting, pola asuh demokratis merupakan jenis pengasuhan positif pada anak. Orang tua tidak lagi menjadi 'bos' yang membuat aturan untuk selalu anak turuti.
Tapi bukan berarti anak diizinkan melakukan hal yang dilakukan orang dewasa dan memiliki hak untuk diperlakukan sama dan setara ya, Bun.
"Dalam pola asuh yang demokratis, anak diberi pilihan dan tanggung jawab atas pilihannya itu Bahkan, ketika konsekuensinya tidak menyenangkan untuk si anak," ujar Carson, dikutip dari
The Parenting Coach.Sisi positif dari
pola asuh demokratis adalah anak dapat belajar bertanggung jawab dan mengeluarkan pendapat tanpa takut salah. Hal terpenting, orang tua harus menjelaskan dampak baik dan buruk dari pilihan tersebut.
Menurut Carson, masih banyak orang tua yang belum menerapkan
pola asuh ini karena belum memiliki keterampilan, pengetahuan dan mendapatkan dukungan dari anggota keluarga lainnya.
"Orang tua perlu berpikir terbuka dan meluangkan waktu untuk mendengarkan anak. Selain itu perlu belajar dan mencari informasi tentang
perilaku anak," tutup Carson.
[Gambas:Video 20detik]
(ank/rdn)