Jakarta -
Artis
Shandy Aulia tampaknya mulai gerah dengan ulah netizen yang sering berkomentar pedas padanya. Ia pun mengambil sikap tegas untuk melaporkan ke pihak berwajib lantaran merasa sakit hati.
Diintip dari Instagram story @shandyaulia, wanita 31 tahun ini mengunggah
screenshoot direct message berisi hinaan yang dikirim netizen tersebut. Kata-kata yang terlontar dari akun @yasminemercy itu dirasa Shandy sudah keterlaluan.
Orang tersebut menuduh Shandy jual diri, bahkan menyebut nominal harganya. Ketika pesan itu dibalas Shandy dengan ucapan sampai bertemu di jalur hukum, orang tersebut mencoba meminta maaf, namun kembali menyinggung soal pakaian Shandy saat olahraga, bahkan sampai membawa-bawa suaminya.
"Berkata yang tidak pantas tanpa berpikiran apa setiap perkataan harus dipertanggungjawabkan. Saya sangat tidak ingin buang waktu saya dan perkarakan setiap komentar tetapi dalam perkataan anda ini saya rasa mulut anda perlu kembali diajarkan etika berbicara. Sampai bertemu di kantor polisi ya mba @yasminemercy," tulis Shandy.
 Foto: instagram @shandyaulia |
"Anda sudah melewati batas kesabaran saya." tulis Shandy pada slide berikutnya.
Rupanya netizen ini pernah mengirim pesan pada Shandy pada Mei tahun lalu, namun tidak direspons oleh Shandy. Isi pesan tersebut juga cukup melukai hati karena menyinggung Shandy untuk punya anak dulu sebelum rajin nge-
gym.
Apa yang dialami
Shandy Aulia ini masuk dalam
body shaming, Bun. Padahal, dampak psikologis seseorang yang dihina fisiknya enggak main-main, lho. Menurut psikolog Universitas Indonesia Bona Sardo M.Psi, kecenderungan menghina bentuk fisik akan membuat korban merasa tidak nyaman dan tidak percaya diri.
"Dampaknya secara psikologis sebetulnya sangat luas ya terutama self esteem yang menurun, rasa keberhargaan dirinya," kata Bona.
Bona menuturkan, ketika seseorang diberikan ujaran terkait dengan kondisi fisiknya dan kondisi fisik tersebut memang sedang buruk, seseorang akan merasa buruk secara psikis.
"Misal sudah lama nggak ketemu, terus lagi ketemu baru reunian dibilangin 'ih gemukan ya', bisa saja langsung merasa rendah diri dan nggak berharga. Akan merasa enggak sempurna karena bagian tubuh tersebut menjadi fokus ujaran di dalam
body shaming ini," ujarnya.
Senada dengan Bona, psikolog Elizabeth Santosa juga berpesan agar bercanda dengan bahan anggota tubuh orang lain jangan dilakukan lagi, "Kita tidak tahu bagaimana perasaan orang yang jadi korban. Jika orangnya cuek mungkin tidak masalah, tapi bagaimana jika korbannya cenderung bawa perasaan (baper)," kata psikolog yang akrab disapa Lizzie, dikutip dari
detikcom.
Perlu diingat juga, Bunda, hukuman bagi pelaku
body shaming juga enggak main-main. Bedasarkan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), pelaku
body shaming kini terancam sanksi 4 tahun penjara dan denda maksimal Rp 750 juta.
(yun)