Jakarta -
Cita Citata marah usai dimaki di atas panggung saat GR sebuah acara. Ia ungkap kejadian ini di Instagram Stories. Cita mengaku ia diteriaki music director, Yusuf Oebelet karena tak hafal lirik lagunya.
Cita Citata bilang, materi lagu dikirim musik saja tanpa ada suara penyanyi. Menurutnya, hal wajar jika enggak tahu kapan masuk lagunya. Akibatnya ia juga tak tahu liriknya.
"Materi lagu dikirim musik saja. Wajar sebagai penyanyi kita enggka tahu kapan masuk lagunya. Tiba-tiba pas GR diteriakin 'Masa enggak bisa begitu doang! Gila!," tulis Cita Citata.
Ia juga mengunggah video saat Yusuf Oebelet meneriakinya.
Cita Citata merasa malu akhirnya ia memutuskan untuk tak melanjutkan GR. Sementara itu dari sisi Yusuf Oebelet, ia secara terbuka meminta maaf.
Yusuf merasa yang dilakukannya pada Cita Citata karena kesalahpahaman, ia mengungkap kekesalan pribadi. Ia tak bermaksud merendahkan Cita.
Yusuf Oebelet minta maaf ke Cita Citata/ Foto: Yusuf Oebelet (Hanif/detikcom) |
"Aku 20 tahun mengiringi. Tanya deh dari mulai penyanyi-penyanyi terbesar di Indonesia (yang) sudah saya iringi gitu. Ini ke dalam (hati), bukan ke dia. Gue geleng-geleng kepala sambil megang keyboard 'gila ya lagu gini aja nggak tahu' itu intinya," ucap Yusuf Oebelet selaku Music Director Pekan Kebudayaan Nasional (PKN), dikutip dari detikcom.
"Abis itu aku nerusin, begitu aku tanya ke mana (Cita) itu sudah tidak ada. Tiba-tiba dikasih kabar sama teman-teman ini sudah ramai di Instagram. Nah, selebihnya monggo teman-teman bersaksi deh," sambungnya.
Padahal menurut
Yusuf Oebelet, ia sudah memberitahu lagu apa yang akan dinyanyikan oleh Cita Citata. Bahkan selama latihan kurang lebih dua minggu, timnya sudah susah payah mengaransemennya khusus untuk
Cita Citata.Saat seseorang memaki kita, tentu kita merasa sedih, merasa gagal, malu. Padahal, menurut psikolog David Ludden, Ph.D, orang yang memaki itu sebenarnya memiliki masalah pribadi.
"Anda merasa seperti orang idiot, kosong. Penghinaan itu mulai melekat," tulis Ludden di
Psychology Today.Namun, bagaimana pun kita tak bisa menghentikan orang lain dari kehilangan kesabaran, yang bisa dilakukan adalah memutuskan bagaimana kita akan merespons. Semuanya dimulai dengan mengingatkan diri sendiri, berulang kali, bahwa ini bukan tentang kita.
"Kata-kata yang keluar dari mulutnya adalah penghinaan pribadi. Tetapi apa yang benar-benar diungkapkan oleh orang yang memaki adalah perasaan batinnya sendiri,"kataLudden.
(aci/som)