Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Percaya Ramalan Mbak You, Begini Dampak Psikologisnya

Yuni Ayu Amida   |   HaiBunda

Selasa, 08 Oct 2019 13:21 WIB

Ternyata, percaya pada ramalan bisa menimbulkan efek negatif jangka panjang dan jangka pendek lho, Bunda.
Penerawangan Mbak You/ Foto: Marianus Harmita
Jakarta - Baru-baru ini, peramal Mbak You kembali menerawang soal kehidupan sejumlah selebriti. Dalam ramalannya, dia mengungkapkan akan ada pasangan selebriti lawas yang bercerai pada 2020 nanti.

"Intinya, perempuannya pemain film, laki-lakinya anggota DPR dan terkenal. Mereka pasangan 80-an. Inisialnya L dan J," tutur Mbak You, dilansir InsertLive.

Menurut Mbak You, tanda perpisahan pasangan ini sudah terlihat di tahun 2019, namun kejadiannya pada 2020 mendatang. Tak hanya itu, Mbak You juga meramal, di akhir tahun ini, akan ada artis berinisial S yang terjerat kasus narkoba.

"Pokoknya perempuan dan laki-laki. Salah satu inisialnya 'S' begitu," terangnya.

Ramalan Mbak You memang kerap jadi sorotan publik, bahkan tak jarang membuat publik percaya. Sama seperti penerawangannya dulu, terkait suami Laudya Cynthia Bella yang disebut digoda wanita lain. Saat itu, Mbak You hanya menyebut inisial 'B' tanpa memberitahu sosok sebenarnya.

Apakah Bunda salah satu yang percaya terhadap ramalan seperti ini? Baiknya, sebelum memutuskan percaya ramalan, simak dampak psikologisnya ini ya.

Dijelaskan psikolog Samanta Ananta, M.Psi., baik disadari maupun tidak, seseorang yang senang atau percaya ramalan memiliki alasan, yakni sebagai bentuk pertahanan diri dengan cara antisipasi.

[Gambas:Instagram]


Jika mengetahui prediksi masa depan tentang diri kita, saat prediksi tersebut menunjukkan hal bagus tentu memberikan efek bahagia. Sebaliknya, jika prediksi negatif, kita dapat memikirkan strategi untuk meminimalisir dampak negatif di masa depan.

"Di psikologi, ini disebut sebagai affective forecasting, yaitu berusaha melihat hal baik di masa depan dan mengantisipasi skenario terburuk yang dapat menimpa," terang Samanta, saat dihubungi HaiBunda.

Samanta juga menuturkan, ada efek negatif jangka pendek dan jangka panjang saat seseorang percaya pada ramalan. Efek jangka pendeknya, orang tersebut jadi bergantung pada ramalan daripada usaha untuk meraih atau memperbaiki situasi yang dialami.

"Serta dapat terjebak pada kondisi perasaan yang berlebihan, baik emosi positif atau negatif," jelas Samanta.

Jika terlalu berlebihan merasa positif, dampaknya terlena pada hal-hal yang mestinya dikerjakan, dalam artian kita menjadi orang yang kurang berusaha karena merasa sudah tahu hasil akhir. Sebaliknya, Samanta menambahkan, jika perasaan negatif berlebihan, kita cenderung fokus pada perasaan takut, cemas, rasa khawatir yang tinggi tanpa ada usaha untuk mengatasinya secara dewasa. Akibatnya masalah yang timbul makin besar.


Sedangkan efek jangka panjangnya, kita bisa fokus berlebihan pada ilusi yang dihasilkan dari ramalan. Karena tanpa disadari, ramalan bersifat prediksi yang selalu memiliki sisi tak terduga atau tidak dapat dipastikan kebenarannya. Ilusi dari ramalan ini akan membuat individu terperangkap dalam harapannya, tanpa melakukan aksi nyata yang perlu diupayakan agar hal-hal yang diharapkan dapat tercapai.

"Selain itu, kejanggalan pemikiran dapat mengaburkan proses berpikirnya jika terlalu fokus pada ramalan. Terlalu percaya pada ramalan membuat individu menjadi bergantung dan selalu ragu untuk menjalani kehidupannya, tanpa memaksimalkan potensi yang dimilikinya," tegas Samanta.

[Gambas:Video Insertlive]

(yun/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda