Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Tips Sukses Bisnis Preloved Luxury Brand, Bunda Mau Coba?

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Senin, 21 Oct 2019 12:20 WIB

Tertarik dengan bisnis jual beli preloved luxury brand? Bunda harus simak tips berikut ini.
Tas Chanel/ Foto: Getty Images
Jakarta - Bicara soal bisnis luxury brand, terdengar enggak mudah ya, Bunda? Iya, karena harus paham lebih dulu ilmu dan peluangnya. Co Founder The Brand Buffet, Bianca Lutfi membagikan tipsnya bila Bunda tertarik dengan bisnis jual beli preloved luxury brand.

Berbicara kepada Maria Katarina dalam Investime, CNBC Indonesia, langkah pertama yang harus dipahami betul adalah authenticity. Ya, keaslian barang branded paling krusial dan enggak bisa ditoleransi. Jika tertipu karena barang enggak authentic, kita sangat rugi.

"Kebetulan partner saya itu dia personal shopper di Tokyo. Jadi dia tiap hari berurusan dengan tas Hermes, Chanel, jadi dia sangat ngerti yang mana asli yang mana palsu. Kita juga belajar, di media sosial kita juga posting, how to authenticate Chanel bag. Biar orang juga ngerti," kata Bianca.

Kata Bianca, sebenarnya dengan Google saja kita bisa mempelajarinya. Asal Bunda meluangkan waktu dan niat untuk belajar. Keaslian barang tentu ada beberapa ciri tersendiri.

Kedua adalah kondisi barang. Kondisi amat menentukan harga jual barangnya berapa. Jadi kalau memang ada niat untuk recycle kita pastinya harus merawat tas tersebut.

"Makin bagus barang yang masuk, makin tinggi harganya," ujar Bianca.
Tas ChanelTas Chanel/ Foto: Getty Images

Satu lagi yang tak kalah penting, jangan mengharapkan untung banyak. Menurut Bianca, yang harus ada di pikiran penjual jangan berharap bisa untung.

"Unless ada beberapa kemungkinan, beli tas Hermes tahun 2019, langsung jual ke orang biasanya orang bersedia bayar lebih tinggi dari harga toko," sambungnya.

Untuk orang kebanyakan, kita berharap akan mendapat uang yang sama seperti di toko. Padahal, pasti harganya lebih rendah. Akan tetapi, kembali lagi ke brand. Ada brand tertentu yang mematok harga lebih tinggi dari brand lain, misalnya Hermes dan Chanel.

"Depresiasi harga tergantung kondisi. Kalau brand Hermes atau Chanel enggak terlalu turun, mungkin 10 persen," ujarnya.

Nah, bagian fee untuk website (maintenance, dan lainnya), Bianca menetapkan sistem margin. Misalnya, tas Rp0 - Rp5 juta diambil margin 40 persen, kemudian tas dengan harga Rp5 juta - Rp10 juta diambil marginnya 35 persen.

"Rp10 juta - Rp30 juta itu 30 persen, Rp30 juta - Rp50 juta itu 20 persen, dan lebih dari Rp50 jutaan itu 15 persen. Range harganya segitu, apapun produknya," kata Bianca.

Biasanya orang yang menjual tas luxury brand ke The Brand Buffet akan diberi kisaran harga. "Saya memberi kesempatan orang itu untuk memikirkan harga jualnya," jelasnya.

Bagaimana? Tertarik kah, Bunda?

Simak juga cerita Krisdayanti yang hobi koleksi tas branded sebagai investasi:

[Gambas:Video 20detik]

(aci/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda