Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Kunci untuk Hidup Bahagia, Bunda Perlu Berlatih Atur Ekspektasi

Kurnia Yustiana   |   HaiBunda

Senin, 15 Jun 2020 09:08 WIB

ilustrasi wanita
Ilustrasi/ Foto: iStock
Jakarta -

Dalam sehari-hari, tentu banyak hal yang mengisi kesibukan Bunda. Mulai dari menyelesaikan pekerjaan rumah atau kantor, hingga mengurus sang buah hati.

Walaupun sibuk, jangan sampai lupa bahagia ya, Bunda. Menurut penulis dan pengusaha asal AS, James Altucher, kebahagiaan itu seperti matematika kelas tiga, yang harus Bunda lakukan adalah membagi realita dengan ekspektasi.

Dikutip dari Medium, Senin (15/6/2020), ketika ekspektasi terlalu jauh dari kenyataan, biasanya kebahagiaan yang dirasakan adalah kosong. Maka supaya lebih mudah merasakan kebahagiaan, sebaiknya aturlah ekspektasi Bunda.

Kita memang tak bisa mengontrol kenyataan, tapi dapat mencoba untuk merubah ekspektasi. Inilah kunci penting untuk lebih mudah merasakan kebahagiaan.

Ketika realita membuat sedih, cobalah segera ubah ekspektasi, Bunda. Misalnya saja ketika bekerja, Bunda menumpahkan kopi ke meja. Daripada kesal karena harapan untuk kerja nyaman jadi terganggu tumpahan kopi yang kotor, ubah saja ekspektasi Bunda.

Dari 'saya ingin memulai hari dengan produktif', menjadi 'saya akan memiliki meja kerja yang bersih setelah membersihkan tumpahan kopi ini'.

Lalu misalnya sedang patah hati, ubah ekspektasi dari 'saya tidak akan berkencan lagi', menjadi 'saya mempelajari hal baru dari situasi buruk ini'.

ilustrasi wanitaIlustrasi/ Foto: iStock

Merubah atau mengatur ekspektasi memang bukan hal yang mudah. Namun bukan berarti tak bisa dilatih.

Ada sejumlah cara yang dapat dicoba, yang pertama adalah jangan biarkan ekspektasi mengucilkan realita. Kedua, jangan selalu berharap untuk bahagia. Ini rasanya sulit menjadi nyata.

Satu lagi, kapan pun kenyataan tidak sesuai harapan, berlatihlah untuk segera mempunyai ekspektasi yang baru. Seperti harapan yang tidak setinggi sebelumnya. Berharap boleh, tapi jangan selalu berharap terlalu tinggi agar tidak kecewa.

Nah, seperti apa bahagia yang akan dirasakan jika nantinya realita bisa sesuai ekspektasi, ukurannya berbeda-beda setiap orang. Psikolog anak dan remaja dari Lembaga Psikologi Terapan UI, Vera Itabiliana, berkata ukuran bahagia orang memang tak sama.

Aturan sederhana untuk menjadi Bunda yang bahagia bisa juga dimulai dari pikiran sendiri terlebih dulu. Jangan menggantungkan kebahagiaan pada orang lain.

"Bahagia itu pikiran. Bahagia itu ketika saya memilih untuk bahagia. Bukan karena jalan enggak macet, bukan karena dipuji cantik, bukan karena anak dapat nilai bagus. Sulit rasanya kalau kita menggantungkan kebahagiaan pada orang lain," tuturnya.

Simak juga video Kirana Larasati bebaskan anak main gadget selama WFH agar bahagia:

[Gambas:Video Haibunda]



(kuy/kuy)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda