MOM'S LIFE
Kisah Mbah Lasiyo, Petani Bantul yang Dijuluki Profesor Pisang & Go International
Siti Hafadzoh | HaiBunda
Minggu, 09 Aug 2020 16:09 WIBPekerjaan apapun kalau ditekuni dengan sepenuh hati akan memberi hasil yang memuaskan. Seperti inilah semangat petani asal Bantul bernama Lasiyo membudidayakan tanaman pisang.
"Saya berusaha di bidang pertanian, utamanya adalah pembudidaya penangkaran bibit pisang," kata Lasiyo dikutip dari YouTube Kementerian Pertanian RI.
Selain menanam pisang, Lasiyo juga memproduksi pupuk organik, Bunda. Dari pupuk padat hingga cair.
Ide membudidayakan tanaman pisang muncul di benak Lasiyo setelah peristiwa gempa bumi di Yogyakarta pada tahun 2006. Motivasi awal Lasiyo mengembangkan usaha ini adalah untuk memberdayakan masyarakat sekitar.
Ia melihat, masyarakat di sekitarnya terpuruk setelah bencana alam dan tidak tahu harus mendirikan usaha apa. Akhirnya, Lasiyo mengajukan kepada Kepala Desa setempat untuk mengajak warga membudidayakan tanaman pisang.
"Selama ini (alasan) membudidayakan pisang adalah pertama mudah, bibitnya murah, dan dimana-mana bisa hidup," ujar Lasiyo.
Setelah itu, pada tahun 2007 Lasiyo mendapatkan pelatihan. Dari situ, ia mulai mengajarkan warga tentang penanaman pisang.
Meskipun tak sekolah, Lasiyo memiliki banyak pengetahuan tentang tanaman pisang lho, Bunda. Tak heran, Lasiyo kini dijuluki sebagai Profesor Pisang.
Dalam penanaman pisang, Lasiyo masih menggunakan cara tradisional. Ia sama sekali tidak menggunakan bahan kimia untuk tanaman pisang nih, Bunda.
Lasiyo menggunakan rebusan beberapa tanaman sebagai pupuk cair dan kotoran hewan untuk pupuk padat. Selain itu, ia juga membuat semprotan penghilang hama yang juga organik.
"Ini bila diberikan pestisida, bisa-bisa saja. Tapi, mahal. Kalau dihitung, istilahnya tidak cocok," kata Lasiyo dikutip dari YouTube CNN Indonesia.
Nah, karena ketekunannya, sang Profesor Pisang ini sudah go international lho, Bunda. Ia juga menerima banyak penghargaan dari lokal hingga internasional.
Di tahun 2016, Lasiyo menghadiri acara sebuah komunitas pangan di Italia. Organisasi tersebut memilih Lasiyo sebagai petani konvensional yang masih menanam dengan cara tradisional.
Lasiyo memang tak pernah bermimpi akan dijuluki sebagai Profesor Pisang, Bunda. Tapi, berkat ketekunannya dalam bertani, ia berhasil menginjakkan kaki di luar negeri sebagai perwakilan petani.
Lihat juga tips menyemai tomat langsung di kebun berikut ini yuk, Bunda.
(sih/som)