HaiBunda

MOM'S LIFE

Vaksin COVID-19 Ini Diklaim Efektif Sampai 83% Lawan Varian Delta

Annisa A   |   HaiBunda

Senin, 23 Aug 2021 10:10 WIB
Ilustrasi Vaksin / Foto: Getty Images/iStockphoto/Alernon77
Jakarta -

Ilmuwan dari seluruh dunia tengah mengembangkan vaksin di tengah pandemi COVID-19. Berbagai jenis vaksin dikembangkan untuk mencegah penularan virus Corona. Ada vaksin baru yang diklaim ampuh, Bunda.

Seperti diketahui, vaksin COVID-19 memiliki tingkat efikasi yang berbeda-beda dari setiap mereknya. Belakangan ini disebutkan bahwa vaksin Sputnik V Rusia diklaim efektif menangkal varian delta.

Namun pada berita terbaru, Menteri Kesehatan Rusia mengungkap efikasinya menurun dibandingkan studi laporan sebelumnya. Dikutip dari Channel News Asia, lonjakan kasus Corona Rusia di Juni dan Juli disebut pemerintah setempat terjadi akibat varian Delta.


Varian Delta diyakini menjadi mutasi COVID-19 yang memiliki penularan lebih cepat. Lonjakan kasus di Rusia juga terjadi akibat banyaknya warga yang enggan melakukan vaksinasi. Padahal, stok vaksin Corona tersedia secara luas di Rusia.

"Vaksin Sputnik V Rusia terhadap COVID-19 sekitar 83 persen efektif terhadap varian Delta dari coronavirus, lebih rendah dari yang diperkirakan sebelumnya," kata Menteri Kesehatan Mikhail Murashko, Rabu (11/8/2021).

Padahal sebelumnya, vaksin buatan Rusia ini memiliki efikasi yang mencapai 90 persen. Namun angka tersebut menurun pada penelitian terakhir.

"Hasil terakhir menunjukkan bahwa efektivitasnya sekitar 83 persen," kata pengembang vaksin Sputnik V, Murashko.

Sementara itu, vaksin AstraZeneca menunjukkan nilai 68,7 persen efektif mencegah kasus COVID-19 bergejala. Sedangkan vaksin Pfizer berada di angka 87,7 persen.

Menurut para peneliti, menurunnya efikasi atau perlindungan vaksin Corona merupakan hal yang wajar terjadi dari waktu ke waktu. Hal ini tidak dapat dihindari, Bunda. Apalagi dengan hadirnya mutasi baru seperti varian Delta.

Penurunan efikasi vaksin sebenarnya tidak perlu ditakuti. Beberapa pakar medis menyarankan untuk melakukan booster atau suntikan vaksin dosis ketiga.

Booster biasanya diberikan sekitar enam bulan usai seseorang menerima dosis suntikan kedua. Peneliti di China menemukan adanya efek peningkatan antibodi yang lebih kuat setelah melakukan booster.

Pengembang vaksin Sputnik V mengklaim bahwa vaksin tersebut aman dan efektif digunakan untuk melawan semua jenis mutasi virus Corona. Hal itu dikatakan oleh Alexander Gintsburg, Direktur Institut Gamaleya pengembang Sputnik V.

Hingga saat ini Rusia telah menyetujui empat jenis vaksin yang diproduksi dalam negeri. TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI.

 



(anm/anm)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Jessica Jane dan Erwin Phang Akhirnya Bulan Madu ke Jepang, Intip Potret Keseruannya

Mom's Life Amira Salsabila

Isabel Putri Ayu Azhari Berhasil Jadi Wakil 2 None Jakarta 2025, Intip Potretnya

Mom's Life Annisa Karnesyia

Fakta soal Konsumsi Obat Tylenol saat Hamil yang Disebut Bisa Memicu Autisme

Kehamilan Annisa Karnesyia

Bikin Nyesel, Ini Bahaya Oversharing dan Penyebabnya

Mom's Life Amira Salsabila

Apakah Perut Ibu Hamil Bisa Berlipat?

Kehamilan Melly Febrida

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Jessica Jane dan Erwin Phang Akhirnya Bulan Madu ke Jepang, Intip Potret Keseruannya

Fakta soal Konsumsi Obat Tylenol saat Hamil yang Disebut Bisa Memicu Autisme

Bikin Nyesel, Ini Bahaya Oversharing dan Penyebabnya

Jadwal Makan Ideal Bayi Usia 6-12 Bulan, Bunda Perlu Tahu

11 Drama Korea Era Dinasti Joseon Terbaru 2025, Seru Semua

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK