Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Kisah Pria Difabel Yogya Jualan Koran & Kanebo di Jalan demi Kesehatan Anak

Annisa A   |   HaiBunda

Rabu, 23 Feb 2022 19:52 WIB

Ponijo, Ayah Difabel Inspiratif dari Bantul
Ponijo, Ayah Difabel Inspiratif dari Bantul / Foto: Dok. Frisian Flag

Ketika berbicara tentang pahlawan, banyak orang membayangkan sosok pejuang hebat di medan tempur. Namun tanpa kita sadari, pahlawan kerap ditemukan di sekitar kita. Bahkan mereka juga terdapat di keluarga sendiri, Bunda.

Dengan upayanya, mereka mampu mengatasi berbagai tantangan dan keterbatasan demi mencapai kesejahteraan keluarga. membawa kesejahteraan bagi keluarga. Tak hanya mengayomi keluarga sendiri, para pahlawan itu juga berbagi kebahagiaan dengan keluarga lain dan lingkungan sekitar.

"Di balik setiap keluarga terdapat sosok yang dengan caranya masing-masing, memberikan inspirasi untuk menjadi kuat dan terus maju, bukan hanya untuk keluarganya sendiri, tapi juga untuk keluarga-keluarga lainnya," ujar Corporate Affairs Director Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro, di peluncuran kampanye Pahlawan Kemajuan Keluarga Indonesia, Selasa (22/02/222).

Di acara tersebut, ada tiga sosok pahlawan kemajuan keluarga yang diperkenalkan. Masing-masing dari mereka memiliki kisah haru dan menyentuh ketika berjuang membawa kemajuan bagi keluarga dan orang sekitar.

Berikut ini kisah 3 sosok inspiratif yang menjadi pahlawan kemajuan keluarga:

1. Ponijo

Sosok difabel ini harus selalu duduk di kursi roda setiap saat. Akan tetapi, semangatnya tak pernah pudar dalam memajukan keluarga. Setiap hari, Ponijo mencari nafkah dengan berjualan koran dan kanebo di Perempatan Klodran, Bantul, Yogyakarta.

Setelah kehilangan anak pertamanya karena kondisi tulang lunak, ia termotivasi untuk memberikan akses nutrisi yang lebih baik bukan hanya untuk anak sendiri, tapi juga anak-anak kurang mampu di sekitarannya. Padahal, ia hanya mampu membawa pulang uang Rp150 ribu per hari.

"Saya kumpulkan (uang) dari tahun 2010, saya mulai berbakti 2017 sampai sekarang. Pendapatan Rp150 rb dibagi tiga, yang satu buat kehidupan keluarga sendiri, yang kedua untuk bermasyarakat, ketiga untuk anak-anak kurang mampu," kata Ponijo.

Banner Pengantin Tanpa Kaki

Pemberian susu selalu diutamakan Ponijo dalam setiap kunjungannya, karena mampu menjadi salah satu sumber pemenuhan kebutuhan nutrisi anak. Menurut Ponijo, anak-anak harus mendapatkan asupan nutrisi agar dapat tumbuh dengan baik.

Ia tak ingin ada anak lain yang meregang nyawa karena kekurangan nutrisi seperti anak sulungnya. Selain itu, Ponijo yang merupakan sosok difabel juga tidak pernah mendapatkan asupan susu di masa kanak-kanak.

"Anak-anak juga butuh pertumbuhan, biar sehat, enggak sakit dan seperti bapak dahulu. Waktu kecil bapak dahulu belum ada susu. Enggak ingin anak-anak seperti bapak," ujarnya.

Selain Ponijo, ada juga dua sosok tangguh yang menjadi pahlawan kemajuan keluarga. Baca di halaman berikutnya, Bunda.

[Gambas:Video Haibunda]




PETERNAK INSPIRATIF

Mita Kopiyah, Peternak Wanita Inspiratif

Mita Kopiyah, Peternak Wanita Inspiratif / Foto: Dok. Frisian Flag

2. Mita Kopiyah

Bicara soal peternak, profesi ini enggak cuma digeluti oleh kaum pria, lho. Mita Kopiyah telah memulai kariernya di dunia peternakan sapi perah sejak 2005 silam. Sebagai Bunda rumah tangga, wanita inspiratif ini rela terjun ke kandang sapi demi mensejahterakan keluarga.

"Saya waktu itu ingin mengubah perekonomian keluarga. Waktu itu orang tua cuma punya satu ekor sapi potong. Sedangkan harga sapi perah itu mahal. Karena kita tidak mampu beli, suami kasih masukan untuk pelihara sapi orang. Jadi kita merawat sapi orang dari kecil, lalu dapat keuntungan dari sistem bagi hasil," tutur Mita.

Lambat laun, peternakan Mita semakin besar. Ia dan suaminya mampu membeli sapi perah sendiri, Bunda. Mita bahkan terpilih menjadi salah satu peternak Indonesia yang diberangkatkan ke Belanda untuk mempelajari bisnis sapi perah. Mita dapat meningkatkan hasil produksi susu ternaknya, dari yang semula 15 liter menjadi 22 liter susu per ekor sapi.

Salah satu motivasinya adalah agar sang putri mampu mendapatkan pendidikan yang layak. Apalagi, putrinya sangat ingin menjadi dokter hewan.

"Saya melihat masa depan anak, jangan sampai anak merasakan hal yang sulit seperti kita dulu. Anak bercita-cita jadi dokter hewan, mungkin karena dia dibesarkan dari kalangan peternak," ujarnya.

3. Musodikun

Musodikun merupakan seorang petani organik dan peternak sapi yang berhasil mengolah limbah kotoran sapi jadi peluang usaha. Ia secara aktif mengikuti kegiatan pembinaan untuk mengolah limbah kotoran sapi, Bunda. Hal itu ia lakukan sebagai bentuk tanggung jawab bisnis ternaknya.

Dari hasil pengolahan limbah kotoran sapi, ia mendapatkan berbagai produk pertanian seperti pupuk kompos, biogas, dan pestisida organik yang dia gunakan untuk pertaniannya sendiri. Pengolahan limbah itu juga menjadi peluang usaha yang meningkatkan kesejahteraan keluarga, serta warga di desanya.

"Warga yang semula membully dan mencaci maki saya karena limbah kotoran sapi, kini jadi mengerti tentang konsep pengolahan limbah dan pelestarian lingkungan. Mereka bahkan juga menjadi anggota saya dan ikut mengelola," kata Musodikun.


(anm/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda