Modal Nol, Ini Cara Chairul Tanjung Muda Raih Untung dari Bisnis Fotokopi

Kesuksesan Chairul Tanjung (CT) bisa menjadi inspirasi bagi kita ya, Bunda. Pria kelahiran Jakarta 60 tahun silam ini berhasil membangun bisnis dan jadi pemimpin CT Corp.

Keberhasilan Chairul Tanjung dibuktikan dengan mengembangkan usahanya menjadi beberapa anak perusahaan. Mulai dari bidang finansial berupa Bank Mega, Mega Capital Indonesia, Allo Bank, dan sebagainya, hingga bisnis di bidang penyiaran berupa Trans Tv, Trans7, detikcom, dan masih banyak lagi.

Tahukah Bunda, bakat bisnisnya tersebut ternyata sudah pada Chairul Tanjung sejak masih muda. Misalnya saja saat ia meraih untung dari bisnis fotokopi ketika kuliah.

Diceritakan Chairul Tanjung, ia pernah mencari peruntungan dari bisnis fotokopi buku diklat. Kala itu, ia memiliki relasi dan memanfaatkannya dengan baik.

"Tahun 1981, Hardi yang semasa SMP di Van Lith dua tahun di atas saya, telah dipercaya memimpin operasional percetakan. Belum ada telepon waktu itu. Saya datang ke rumahnya dan minta tolong Hardi untuk mencetakkan buku asisten praktikum tadi. Tanpa banyak bertanya, dia menyanggupi dengan biaya hanya Rp150 saja," katanya.

"Dia kerjakan terlebih dahulu, bayar setelah selesai," sambungnya.

Chairul Tanjung muda mengaku senang dengan harga fotokopian tersebut. Hal tersebut membuka peluang bisnis. Ia lantas menyusun rencana dan menawarkan pada teman-teman untuk mencetak buku yang sama pada dirinya.

"Sore itu saya pulang dengan hati agak senang melihat peluang di depan mata. Esoknya kembali ke kampus dan menawarkan kepada teman-teman (dengan harga) Rp300 saja. (Sedangkan) untuk mencetak buku asisten praktikum yang di Jalan Salemba sekitar kampus seharga Rp500," tuturnya.

Seperti dugaan Chairul Tanjung, teman-temannya tak keberatan dengan tawaran tersebut. Terlebih lagi, harga jual darinya terhitung lebih murah dibanding yang lain.

"Sudah barang tentu mereka tidak keberatan dengan selisih harga yang lebih murah itu," ujarnya.

Itulah salah satu rahasia dagang yang diterapkan oleh Chairul Tanjung. Katanya, pembeli tak perlu tahu di mana ia mencetak dan berapa harga asli untuk 1 buku.

"Teman-teman kampus tidak mengetahui tempat saya memperbanyak buku diktat tersebut. Ini salah satu rahasia berdagang, pikir saya."

Lebih lanjut, Chairul Tanjung juga memaparkan keuntungannya dari bisnis mencetak buku tersebut. Dari selisih harga asli, ia mendapat keuntungan hingga Rp15 ribu.

"Mendapatkan selisih harga dari uang fotokopi buku diktat untuk teman satu angkatan yang berjumlah 100 orang tentu mendatangkan keuntungan yang lumayan bagi saya sebagai mahasiswa. Keuntungan awal dari bisnis fotokopi ini Rp15 ribu dan praktis didapatkan dengan proses mudah."

"Kuncinya sederhana, jaringan dan kepercayaan," sambungnya.

Menurutnya, keuntungan pertama itu jadi benih kepercayaan diri untuk bisa memperoleh profit lebih tinggi di momen selanjutnya.

"Saya percaya keuntungan Rp15 ribu yang pertama tersebut merupakan momentum pembangkit kepercayaan diri selanjutnya. Puluhan ribu rupiah berikutnya, ratusan ribu selanjutnya, dan jutaan rupiah kemudian merupakan perkara yang tidak sulit jika semangat dan kepercayaan bisa terus dijaga," ucapnya.

"Sejak itu hidup saya terasa menjadi lebih mudah. Di sekeliling kampus kala itu seolah tergambar rupiah yang melayang di setiap pojok. 'Uang semua nih!', celoteh saya dalam hati sambil senyum. Semua dimulai tanpa modal sepeser pun."

Bunda ingin mengetahui lebih jauh perjalanan hidup Chairul Tanjung? Kisah selengkapnya bisa Bunda baca dengan mendownload e-book Chairul Tanjung-Si Anak Singkong di sini secara gratis dan dapatkan kesempatan dinner bareng Chairul Tanjung. 

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen. 

Simak juga 13 manfaat dan keuntungan menggunakan Allo Bank dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]