Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Duh! Harga Telur Naik, Tertinggi Sepanjang Sejarah Bun

Tim HaiBunda   |   HaiBunda

Rabu, 24 Aug 2022 17:10 WIB

Top view and close up image of organic chicken eggs are one of the food ingredients on the restaurant table in the kitchen to prepare for cooking. Organic chicken eggs food ingredients concept
Ilustrasi telur/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Poravute
Jakarta -

Harga telur ayam ras naik lagi, Bunda. Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat, secara rata-rata nasional harga telur ayam ras pada 23 Agustus 2022 naik Rp100 jadi Rp31.000 per kg dari sehari sebelumnya Rp30.900 per kg.

Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Jawa Tengah Pardjuni sebelumnya mengatakan, harga ayam akan terus berfluktuasi setelah Lebaran 2022 dan akan kembali beranjak naik setelahnya.

Populasi ayam petelur di dalam negeri terbatas akibat efek domino pandemi COVID-19 yang membuat peternak tak banyak melakukan regenerasi. Akibatnya terjadi kekosongan produksi, sementara biaya produksi semakin naik, dan permintaan baru membaik akhir-akhir ini.

Kemendag mencatat, harga telur ayam ras rata-rata nasional per 22 Agustus 2022 melonjak 10,36 persen dari Rp28.000 pada 23 Mei 2022 menjadi Rp30.900 per kg.

Di mana, referensi harga telur tingkat peternak nasional pada 5 Agustus 2022 turun 2,97 persen dari Rp24.997 per kg di 23 Mei 2022 menjadi Rp24.255 per kg.

Pada 23 Februari 2022, harga rata-rata telur ayam ras nasional masih tercatat di Rp24.400 per kg. Dengan referensi harga tingkat peternak Rp18.593 per kg.

Harga terpantau berfluktuasi hingga sebulan terakhir. Pada 23 Juli 2022, harga telur ayam nasional sudah naik ke Rp29.200 per kg.

Kini, harga ayam terus naik, bahkan di Jakarta cetak rekor ke Rp33.000 per kg.

Presiden Peternak Layer Indonesia Ki Musbar Mesdi mengatakan, permintaan telur beranjak naik sejak semakin longgarnya kegiatan sosial ekonomi masyarakat di tengah pandemi COVID-19. Permintaan yang meningkat, ujarnya, juga berasal dari serapan-serapan bantuan sosial di masyarakat sehingga turut mendongkrak konsumsi telur.

"Hingga kemudian PPKM sudah level 1, permintaan naik tapi populasi ayam produksi (ayam petelur) belum pulih. Supply berkurang untuk kebutuhan masyarakat. Kemudian ada program bantuan sosial telur untuk masyarakat," kata Musbar kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (23/8/2022).

TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI.

(som/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda