Belum lama ini, Es Teh Indonesia memberikan somasi kepada salah satu pelanggannya. Hal ini diketahui karena pelanggan tersebut menyebut bahwa produk minuman yang dikonsumsinya itu sangat manis seperti diberi gula 3 Kilogram.

Kementerian Kesehatan RI pun mengatakan bahwa pengawasan ketentuan makanan dan minuman siap saji berada di ranah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI). Namun, pihaknya, meminta agar produsen patuh terhadap ketentuan tersebut.

Berdasarkan Permenkes 30/2013, aturan nilai gizi seperti kandungan lemak hingga gula harus tertera pada iklan dan promosi media lainnya seperti leaflet, brosur, buku menu, dan media lainnya.

“Pengawasan makanan dan minuman kepentingan BPOM RI merujuk ke aturan yang ada,” ujar dr. Nadia, dikutip dari detikcom.

Tanggapan pakar

Pandu Riono, Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) pun menanggapi viralnya konsumen Es Teh Indonesia yang disomasi. Menurutnya, perlu ada regulasi ketat terkait batasan konsumsi gula di masyarakat.

“Iya perlu ngatur yang benar, Menkes-Menkes sebelumnya tidak berhasil karena kalah oleh lobi dunia usaha. Saya percaya Menkes yang sekarang mampu mewujudkan ada regulasi yang diterapkan,” kata Pandu, dikutip dari detikcom.

Selain itu, Pandu juga sempat menyinggung pentingnya mengedukasi asupan gula pada publik, hingga batasan iklan minuman berpemanis di kategori usia anak.

Setelah viralnya pelanggan Es Teh Indonesia yang disomasi, mulai muncul sebuah petisi dengan bertajuk ‘Diabetes dan Obesitas Mengintai: Lindungi Masyarakat dari Bahaya Minuman Berpemanis.

TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI.

Bunda, yuk, download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Saksikan juga video 5 rasa manis alami pengganti gula untuk MPASI Si Kecil yang ada di bawah ini, ya, Bunda.