moms-life
3 Cara agar Tak Terjebak Dating Violence, Percaya Insting Bun
Rabu, 22 Mar 2023 18:45 WIB
Bunda, pernah mendengar istilah dating violence? Ini merupakan kekerasan dalam pacaran atau generasi sekarang menyebutnya sebagai toxic relationship.
Belakangan fenomena dating violence semakin marak ya, Bunda, yang bentuknya berupa kekerasan fisik, verbal, maupun seksual. Banyak orang-orang yang kadang tidak sadar sudah menjadi korban karena tertutup rasa cinta buta (buncin) pada pasangannya.
Jika tak segera keluar dari hubungan toxic seperti ini, akan berdampak pada mental lho. Sebagian orang memilih bertahan dalam hubungan yang menyakitkan ini karena beberapa alasan.
Menurut psikolog klinis Tara Adhisty, korban dating violence akan berdampak pada menurunnya harga diri korban. Saat seseorang pernah mengalami kekerasan dalam hubungan, ia berpotensi mengalami trauma.
Bukan tidak mungkin, ke depannya ia akan merasa dirinya sudah tak bernilai ketika akan menjalin hubungan dengan pasangan baru. Rasa takut untuk mengenal orang yang lebih baik dibayang-bayangi pengalaman buruk sebelumnya.
Jika bunda atau kelurga ada yang merasa terjebak dalam dating violence, bagaimana cara mengakhirinya?
Cara mengakhiri dating violence
Simak langkah-langkah yang harus dilakukan jika sudha kadung terjebak dan menjadi korban kekerasan dalam pacaran seperti berikut ini:
1. Speak up
Banyak korban tak berani berbicara atau melapor karena mendapat ancaman dari pasangannya. Cobalah terbuka dengan orang terdekat atau mencari bantuan dari profeisonal.
"Kalau tidakspeak up, tidak ada orang yang bisa membantu kita. Ibarat dating violence itu kita masuk ke dalam lubang. Kita butuh tangan untuk membantu kita karena kita enggak berdaya. Jadi memanjat sendiri,kan, enggak mungkin," ucap Tara dalam acara jumpa pers di Sarinah, Jakarta Pusat, dikutip dari CNN Indonesia.
"Jadi enggak perlu merasa takut, tidak perlu merasa malu," lanjutnya.
2. Percaya pada insting
Setiap orang pasti akan memiliki insting apakah yang dilakukannya benar atau salah. Ketika mencintai seseorang, sebagian orang justru mengesampingkan insting atau kata hati kita.
Bucin membuat orang selalu ingin membahagiakan pasangannya. Namun, hal ini bisa membuat korban dimanipulasi dan dibuat selalu merasa bersalah ketika akan keluar dari hubungan yang toxic.
"Dengarkan insting kita karena sering kali hati kita tahu apa yang kita mau, hati kita enggak nyaman, tapi pikiran kita pun memanipulasi kita sendiri. Akhirnya kita jadi enggan dengerin insting kita," tutur Tara.
Selanjut, menurut Tara, setiap orang harus membuat dirinya bernilai. Seperti apa maksudnya?
LANJUTKAN MEMBACA KLIK DI SINI.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Simak bedanya green flag dan red flag dalam hubungan seperti dijelaskan dalam video di bawah ini: