Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Dokter Bantah Hajar Aswad Disebut Jadi Media Penularan HIV/AIDS, Ini Penjelasannya Bun

Tim HaiBunda   |   HaiBunda

Kamis, 11 May 2023 15:15 WIB

A Saudi policeman stands alert beside Al-Hajar al-Aswad, the black stone, at right, a Muslim holy relic which according to Islamic tradition dates back to the time of Adam and Eve, at the Grand Mosque, a day before the annual hajj pilgrimage, Saturday, July 17, 2021. The pilgrimage to Mecca required once in a lifetime of every Muslim who can afford it and is physically able to make it, used to draw more than 2 million people. But for a second straight year it has been curtailed due to the coronavirus with only vaccinated people in Saudi Arabia able to participate. (AP Photo/Amr Nabil)
Ilustrasi/Foto: AP/Amr Nabil
Jakarta -

Sejak beberapa waktu yang lalu, ada konten viral terkait Hajar Aswad, Bunda. Dalam konten berupa video ini, terlihat seorang pria mencium batu tersebut berulang kali.

Namun yang menjadi bahan perbincangan, video ini menyebut Hajar Aswad menjadi media penularan berbagai penyakit penyakit berbahaya, Bunda. Salah satu penyakit yang diungkap dalam video tersebut yakni HIV/AIDS.

"Batu hitam Di Kotak Kubus di Arab sana..telah menjadi tempat penularan penyakit bagi penciumnya. Ente bayangkan jika si gundul jorok ini mengidap TBC..atau COVID..atau HIV," tulis akun Pan** Ana**** dalam unggahan Facebook-nya.

"Terus kamu masih berlomba lomba antri belasan tahun..jual harta benda ..hanya demi bisa mencium batu tempat penularan penyakit ini..???," lanjut unggahan tersebut.

Tanggapan ahli

Hajar Aswad merupakan batu yang sangat dihormati umat Muslim. Bagi yang melaksanakan haji dan umrah melakukan tawaf, jamaah disunahkan mencium Hajar Aswad seperti yang diamalkan Nabi Muhammad SAW.

Menanggapi pendapat tentang Hajar Aswad yang disebut sebagai media penularan penyakit, pakar penyakit dalam dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban SpPD lantas angkat suara.

Dari sisi ilmiah, menurutnya hingga saat ini belum ada bukti bahwa mencium Hajar Aswad bisa menjadi media penularan HIV-AIDS, Bunda.

"Terkait dengan mencium batu, hingga saat ini pun tidak ada bukti bahwa mencium batu kemudian cium orang lain bisa sebabkan penularan HIV," tulis Prof Zubairi dalam akun Twitter-nya.

Tak hanya itu, Prof Zubairi turut menegaskan HIV/AIDS dapat ditularkan melalui hubungan seksual, pemakaian jarum suntik secara bergantian oleh pengguna narkoba, transfusi darah yang terkontaminasi, dan ibu hamil yang positif ke bayinya. Ia juga menambahkan bahwa berciuman tidak menularkan HIV-AIDS, kecuali ada kondisi tertentu.

"Demikian pula dengan berciuman. Tidak menularkan HIV kecuali kalau deep kissing (berciuman menggunakan lidah), kalau dua-duanya ada sariawan. Nah itu ada risiko walaupun belum ada bukti cukup kuat," ungkap Prof Zubairi.

Maka dari itu, ia menyimpulkan bahwa batu yang dicium oleh jutaan orang tersebut bukanlah media penularan HIV/AIDS. Prof Zubairi pun menambahkan, mencium Hajar Aswad bukanlah syarat sah ibadah haji.

"Sehingga tidak benar bahwa menciumi batu yang diciumi orang lain bisa terinfeksi HIV," katanya lagi.

TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI. 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis! 

Simak juga kisah Hages Budiman, orang dengan HIV yang lahirkan 3 anak berstatus negatif dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]



(AFN/AFN)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda