Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Kawin Tangkap, Tradisi Masyarakat Sumba Barat yang Tuai Kontroversi

Tim HaiBunda   |   HaiBunda

Sabtu, 09 Sep 2023 19:30 WIB

Nusa Tenggara Timur
Ilustrasi Tradisi Kawin Tangkap di Sumba Barat Daya,Nusa Tenggara Timur/ Foto: Getty Images/Mlenny
Jakarta -

Setiap daerah memiliki tradisi dan kebudayaan yang menyimpan keunikan tersendiri. Tak terkecuali kawin tangkap yang terjadi di Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT) belum lama ini.

Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, diperlihatkan seorang perempuan yang diambil paksa oleh sekelompok pria dan dibawa kabur dengan mobil pikap. Bagaimana kabar selanjutnya dari kejadian tersebut?

Melansir dari laman CNN Indonesia, Polda NTT kemudian menangkap lima orang pelaku butut dari kejadian tersebut. Pelaku yang terlibat kawin tangkap di antaranya JB (45), HT (25), VS (25), LN (50), dan NM (45).

Kontroversi kawin tangkap

Kawin tangkap sendiri bukanlah hal baru bagi masyarakat Sumba Barat Daya. Meski praktiknya sudah bertahun-tahun terjadi, ternyata hal tersebut menimbulkan kontroversi karena dinilai mengarah pada penculikan perempuan, pelanggaran hak-hak perempuan dan HAM.

Tradisi kawin tangkap terjadi ketika seorang perempuan diculik dan dipaksa menikah dengan alasan yang dilegalkan secara budaya, Bunda. Lalu, apakah sang perempuan setuju?

Jawabnnya ternyata belum tentu, Bunda. Ada kalanya sang perempuan tidak mau dengan laki-laki yang 'menculiknya' dalam tradisi kawin tangkap tersebut.

Asal mula tradisi kawin tangkap masyarakat Sumba

Menelisik lebih jauh akan budaya masyarakat setempat, kawin tangkap diduga merupakan tradisi yang dilakukan masyarakat pedalaman Sumba, yaitu di Kodi dan Wawea.

Sampai sejauh ini, kawin tangkap pun dianggap sebagai sebuah tradisi turun-menurun dari nenek moyang mereka. Dalam praktiknya, akan dilakukan oleh keluarga mempelai pengantin pria yang terhalang belis atau mahar tinggi dari pihak perempuan.

Dulunya, perempuan yang akan diculik sudah didandani terlebih dahulu, Bunda. Calon mempelai pria pun sudah berhias dan mengenakan pakaian adat sambil menunggangi seekor kuda.

Selanjutnya, calon pengantin perempuan ditangkap dan dibawa ke rumah keluarga mempelai laki-laki. Tradisi ini, awalnya dianggap sebagai hal yang unik karena melibatkan dua keluarga dengan latar belakang yang berbeda.

Lalu, bagaimana cerita selanjutnya hingga tradisi ini bergeser?

LANJUTKAN MEMBACA KLIK DI SINI!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda