Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Kisah Bunda Depresi karena Putrinya Tak Kunjung Nikah di Usia 30 Tahun, Jadi Perdebatan

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Senin, 27 Nov 2023 18:00 WIB

Ilustrasi Ibu dan Anak
Kisah Bunda Depresi karena Putrinya Tak Kunjung Nikah di Usia 30 Tahun, Jadi Perdebatan/ Foto: Getty Images/iStockphoto

Perempuan di usia 30 tahun dianggap sudah cukup matang untuk menikah. Namun, bagi sebagian orang, usia 30 tahun dianggap terlalu 'tua' untuk membangun rumah tangga, Bunda.

Anggapan tersebut setidaknya tertanam dalam pikiran seorang Bunda asal China bermarga Zhao. Ia menjadi depresi karena putrinya tak kunjung menikah di usia 30 tahun.

Kisah Zhao ini diceritakan oleh dokter Gao Panyue dari provinsi Jiangsu di Tiongkok timur kepada Jiangsu Television. Gao merawat Zhao yang tengah berjuang melawan depresi karena putri satu-satunya belum menikah. Hal tersebut sampai menuai perdebatan di media sosial. Banyak netizen mulai bicara soal tekanan kuat yang dihadapi kaum muda untuk menikah.

Alasan Zhou alami depresi

Menurut Gao, pasiennya itu mengalami depresi karena dia terlalu khawatir tentang prospek pernikahan putrinya. Zhao merasa rendah diri terhadap orang lain dan mengira bahwa orang-orang di sekitarnya suka menggosipkan sang putri yang masih lajang.

Zhao terus-menerus bertengkar dengan putrinya soal pernikahan. Ia biasanya menangis ketika gagal meyakinkan putrinya yang introvert untuk menemukan pasangan, Bunda.

Gao mengatakan bahwa kondisi Zhao kini sudah membaik setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit. Demikian seperti dikutip dari South China Morning Post.

Pada 2021, kasus seperti Zhao juga pernah terjadi di China. Namun, kali ini yang mengalami depresi adalah si perempuan yang terus didesak menikah oleh keluarganya.

Dilansir laman Tianmu News, perempuan berusia 30-an tersebut didiagnosis mengidap depresi berat setelah sang ayah menyebutnya sebagai 'produk yang tak berharga' karena masih melajang.

Kisah Zhao yang menjadi depresi karena 'stigma' bahwa putrinya yang berusia 30-an tidak menikah telah menghidupkan kembali diskusi tentang tekanan untuk menikah pada kaum muda di China. Sampai saat ini, ternyata masih banyak orang tua di sana yang mendesak anaknya untuk segera menikah sebelum usia 30 tahun, Bunda.

"Hal yang sangat khas menjadi penyebab depresi di China adalah kekhawatiran orang tua terhadap putri mereka yang masih lajang, tidak memiliki anak kedua, atau bahkan tidak memiliki anak," kata seorang netizen di platform Weibo.

"Ayahku punya kondisi serupa, dia mengalami insomnia dan menyalahkanku yang melajang," ujar yang lain.

Perlu diketahui, Bunda. Tingkat pernikahan di China mencapai rekor terendah di tahun lalu, yakni hanya 6,83 juta pasangan yang menikah. Angka tersebut menandai penurunan tahunan selama sembilan tahun berturut-turut dari 13,47 juta pernikahan pada tahun 2013.

Beberapa ahli berpendapat bahwa usia tertentu dianggap paling baik untuk menikah. Tapi, menikah butuh kesiapan dari diri orang tersebut, Bunda.

Simak pendapat pakar tentang pentingnya kesiapan menikah bagi kehidupan seseorang, di halaman berikutnya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!


PERSIAPAN PENTING SEBELUM PUTUSKAN MENIKAH

Ilustrasi Ibu dan Anak

Kisah Bunda Depresi karena Putrinya Tak Kunjung Nikah di Usia 30 Tahun, Jadi Perdebatan/ Foto: Getty Images/iStockphoto

Stigma masyarakat tentang usia menikah

Kesiapan memang penting untuk membangun komitmen dalam berumah tangga. Tapi, jangan lupakan faktor usia.

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang menikah tepat waktu atau terlambat justru memiliki kecenderungan paling kecil untuk mengalami gejala depresi di usia paruh baya. Penulis dalam penelitian yang diterbitkan di Edmonton Transitions Study (ETS) mengatakan bahwa orang yang menikah lebih awal mungkin akan menghadapi tantangan yang lebih besar karena adanya tanggung jawab tambahan untuk memulai sebuah keluarga pada usia relatif dini.

Tapi, terkadang stigma masyarakat tentang usia dan menikah memang bisa memengaruhi kesejahteraan seseorang. Menikah muda terkadang dianggap sebagai pencapaian yang baik. Sebaliknya, menikah di usia 30-an dianggap sesuatu yang tidak pantas.

"Kita menghadapi ekspektasi keluarga dan masyarakat mengenai peran yang seharusnya kita ambil pada usia tertentu. Ini termasuk pernikahan dan semua tanggung jawab yang menyertainya. Gagal memenuhi harapan-harapan ini, misalnya menunda pernikahan atau menghindarinya sama sekali, sering kali berarti harus menghadapi ketidaksetujuan sosial atau keluarga," ujar psikolog Romeo Vitelli Ph.D., dilansir Psychology Today.

"Meskipun jenis ketidaksetujuan sosial ini sering kali bervariasi dari satu budaya ke budaya lainnya, pencapaian tertentu juga dapat meningkatkan kecemasan dan rasa malu," sambungnya.

Diet Menu Dada Ayam

Pentingnya kesiapan diri sebelum menikah

Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di Social Psychology and Personality Science, dijelaskan bahwa rasa siap untuk menikah mengarah pada hasil hubungan dan kesejahteraan yang lebih baik. Memiliki komitmen psikologis yang baik akan berdampak pada stabilitas hubungan ke depannya, Bunda.

"Sebaliknya, studi tersebut menemukan bahwa ketika seseorang merasa kurang siap untuk berkomitmen saat menjalin hubungan, mereka cenderung tidak akan menjaga stabilitas hubungan yang positif dan berkelanjutan," kata psikoterapis psikoanalitik Douglas LaBier, Ph.D.

Menurut LaBier, memiliki kesiapan yang baik juga kemungkinan membuat seseorang tak mudah meninggalkan pasangannya. Mereka jauh lebih siap akan menjaga hubungan tetap berjalan positif dari waktu ke waktu.

"Mereka yang melaporkan merasa lebih siap berkomitmen memiliki kemungkinan 25 persen lebih kecil untuk putus seiring berjalannya waktu. Selain itu, mereka yang lebih siap berkomitmen lebih cenderung melakukan yang yang positif untuk menjaga hubungannya," ujar LaBier.

Simak juga fakta terkait perjalanan cinta pasangan Vino G Bastian dan Marsha Timothy, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]


(ank/ank)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda