Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

8 Tahun Bercerai, Masayu Anastasia Akui Trauma hingga Enggan Tunjukkan Kekasih Baru

Annisa Afani   |   HaiBunda

Rabu, 31 Jan 2024 20:55 WIB

This is a young asian couple. They wear casual clothes. Sitting on the sofa in the living room at home. There was a quarrel between them, and the man was very excited. Women are sad.
8 Tahun Bercerai, Masayu Anastasia Akui Trauma hingga Enggan Publikasikan Sosok Kekasih Baru/Foto: dok Instagram

Masayu Anastasia ternyata memiliki trauma soal hubungan asmara, Bunda. Sebelumnya, ia pernah menikah dengan musisi Lembu Wiworo Jati lalu bercerai pada 2016.

Kini, sudah 8 tahun berlalu. Namun, Bunda seorang anak ini belum menunjukkan sosok yang menjadi kekasih barunya.

Saat hadir di Rumpi No Secret, Masayu mengaku bahwa saat ini ia memang sudah menemukan pasangan baru. Hanya saja, hubungan tersebut belum dipublikasi ke media sosial. Ada alasan mengapa ia belum ingin mengenalkan sosok kekasih ke hadapan publik.

Bukan apa-apa. Masayu mengatakan bahwa sebetulnya sang kekasih sudah meminta untuk dikenalkan pada khalayak. Hanya saja, perempuan berusia 40 tahun ini belum siap.

"Dianya minta diposting. Kalau aku ya gimana, namanya trauma," ujarnya, dikutip dari kanal YouTube TRANS TV Official.

Masayu pun mengaku bahwa pilihan tersebut bukan sikap tidak menghargai pasangan, apalagi ingin terlihat masih sendiri. Tetapi perasaan takut ternyata menyelimuti hati dan pikirannya.

"Bukannya aku tidak menghargai, bukan aku tidak menganggap. Aku cuma takut akan ada sesuatu yang terjadi dan bikin trauma lagi," katanya.

"Jadi aku enggak mau kehidupan pribadiku diusik-usik. Bukan karena Masayu ingin dilihat 'masih sendiri', bukan," sambungnya.

Hubungan ke depannya

Saat ditanya soal keseriusan dalam berparacan, Masayu secara terbuka mengatakan bahwa hal tersebut belum dapat dijawab. Ini karena ia dan sang kekasih masih sama-sama harus mempertimbangkan banyak hal.

"Kita masih berproses, masih banyak (yang harus dipertimbangkan). Kita juga hampir satu tahun, kenalnya dari 2020," terangnya.

Tak sampai di sana, Masayu juga bicara bahwa mereka punya latar belakang yang mirip. Jadi, keputusan untuk maju ke tahap yang lebih serius memerlukan waktu yang banyak agar semuanya bisa berjalan sesuai harapan.

"Dan kita yang sama-sama pernah gagal berumahtangga, itu membutuhkan waktu. Banyak hal yang harus kita sesuaikan," bebernya.

"Jadi sekarang kita gimana caranya menyatukan visi dan misi, berkomunikasi dengan baik. ketika tidak bisa berkomunikasi dengan baik, satu pemikiran, buat apa? Aku juga bukan orang yang mau buang-buang waktu lagi," lanjut Masayu.

Teruskan membaca di halaman berikut ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis! 


WASPADAI RELATIONSHIP TRAUMA

This is a young asian couple. They wear casual clothes. Sitting on the sofa in the living room at home. There was a quarrel between them, and the man was very excited. Women are sad.

Relationship trauma/Foto: iStock/somethingway

Relationship trauma bisa menjadi penyebab banyak hal negatif dalam hidup. Ini bisa sangat membekas karena datangnya dari orang yang Bunda percayai.

Trauma dalam hubungan menjadi hal nyata dalam masyarakat dan dapat menimbulkan dampak buruk yang bertahan lama. Yuk mengenal apa itu relationship trauma hingga cara mengatasinya.

Banner Hari Gizi

Apa itu relationship trauma?

Mengutip dari Marriage, para ahli menggambarkan relationship trauma terjadi ketika hubungan intim melibatkan pelecehan fisik, seksual, atau psikologis yang signifikan. Bunda yang pernah mengalami trauma seperti itu cenderung mengalami emosi intens.

Ketika Bunda memikirkan trauma dalam suatu hubungan mungkin berpikir tentang kekerasan fisik. Namun bisa juga melibatkan trauma emosional dan psikologis.

Apa yang bisa menyebabkan relationship trauma?

  1. Salah satu pasangan dengan sengaja mempermalukan atau mempermalukan pasangan lainnya.
  2. Salah satu pasangan melontarkan komentar yang merendahkan korban, baik di depan umum maupun secara pribadi.
  3. Pasangan yang kasar menghancurkan harga diri orang lain.
  4. Salah satu pasangan berusaha meyakinkan pasangannya bahwa dia 'gila'.
  5. Salah satu pasangan mengendalikan keuangan rumah tangga.
  6. Kritik terus-menerus dari pasangan.
  7. Ancaman kerugian dari pelaku.
  8. Salah satu pasangan menyalahkan pasangannya atas hal-hal yang tidak beres atau membuat dia merasa bersalah atas hal-hal yang bukan kesalahannya.
  9. Salah satu perilaku di atas dapat menyebabkan hubungan traumatis. Pada akhirnya, Bunda bisa kehilangan rasa percaya diri dan kemandirian bahkan mulai
  10. mempertanyakan kewarasannya. Bunda mungkin juga takut melakukan kesalahan dan merasa tidak mungkin membuat pelakunya bahagia.

Cara sehat menyembuhkan relationship trauma

Berikut cara yang bisa Bunda coba untuk membantu menyembuhkan trauma hubungan.

1. Berpikir baru bereaksi

Daripada langsung bereaksi, Bunda mungkin harus melatih diri untuk meluangkan waktu sejenak menganalisis apakah benar-benar dalam bahaya atau ini hanya argumen biasa?

2. Kesabaran menjadi kuncinya

Jika Bunda memutuskan untuk tetap menjalin hubungan meski mengalami dampak buruk trauma maka harus bersiap bersabar dengan pasangan. Pada awal penyembuhan dari relationship trauma, Bunda mungkin tidak merasa positif terhadap proses penyembuhannya. Namun saat melihat pasangan melakukan perubahan, Bunda akan mulai merasa lebih baik seiring berjalannya waktu.

3. Hiduplah di masa sekarang

Penting bagi Bunda untuk fokus pada masa kini dan bergerak maju daripada merenungkan luka di masa lalu. Saat Bunda membangun pola positif baru dengan pasangan, sikap positif akan menjadi hal yang biasa.

4. Jangan menyalahkan diri sendiri

Orang yang selamat dari hubungan traumatis sering kali dibuat percaya bahwa mereka gila atau tidak layak untuk dicintai. Hal ini dapat menyebabkan Bunda merasa bahwa pantas menerima pelecehan dan bahwa trauma tersebut adalah kesalahan diri sendiri.

5. Kenali hubungan yang aman

Ketika mengalami hubungan yang traumatis, terutama berkelanjutan, Bunda mungkin mulai percaya bahwa semua hubungan itu negatif, penuh kekerasan, atau konflik. Namun sebenarnya hubungan yang sehat, bebas dari hal-hal negatif.

6. Kenali konflik yang sehat

Sama seperti Bunda mungkin mulai memandang semua hubungan sebagai hal yang tidak menguntungkan, trauma yang berulang dapat membuat diri sendiri percaya bahwa semua konflik merupakan ancaman atau pertanda adanya masalah.

7. Merawat diri

Mempelajari cara menyembuhkan relationship trauma melibatkan mengutamakan diri sendiri dan menjaga kesehatan mental. Ini bisa memberi Bunda kesempatan untuk mengatasinya.

8. Membangun sistem pendukung

Jika sedang dalam proses mempelajari cara menyembuhkan relationship trauma, Bunda bisa mendapatkan manfaat dari membentuk kelompok dukungan untuk diri sendiri.

9. Tetapkan batasan yang sehat

Terapis hubungan sering kali menyoroti pentingnya menetapkan batasan yang sehat dalam suatu hubungan yang dapat melindungi kedua pasangan agar tidak terluka dan merusak hubungan. Bunda juga dapat menggunakan ini saat mempelajari cara menyembuhkan relationship trauma.


(AFN)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda