HaiBunda

MOM'S LIFE

Terungkap, Ternyata Ini Penyebab Harga Beras Semakin Meroket

Annisa A   |   HaiBunda

Minggu, 25 Feb 2024 14:50 WIB
Penyebab Harga Beras Meroket, Ternyata Karena Ini / Foto: iStock
Jakarta -

Beras tengah mengalami kenaikan dan kelangkaan harga selama beberapa pekan terakhir. Kenaikan harga ini tak hanya terjadi pada beras premium, melainkan juga beras dengan kualitas medium.

Menurut data Panel Harga Badan Pangan pada Minggu (25/2/2025), harga beras premium terpantau turun sebanyak Rp390 ke Rp15.870 per kg. Meski telah meninggalkan rekor harga tertingginya, nilai tersebut masih tergolong tinggi.

Di sisi lain, beras medium naik sebanyak Rp170 ke Rp14.390 per kg. Nilai tersebut sudah jauh melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah, Bunda.


Adapun HET yang diatur dalam Peraturan Badan Pangan Nasional No 7/2023 adalah Rp10.900 per kg medium. Sedangkan beras premium Rp13.900 per kg untuk Zona 1 yang meliputi Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi.

Selain itu, HET beras di Zona 2 meliputi Sumatra selain Lampung dan Sumsel, NTT, dan Kalimantan dipatok Rp11.500 per kg medium dan beras premium Rp14.400 per kg. Sedangkan di Zona 3 meliputi Maluku dan Papua, HET beras medium sebesar Rp11.800 per kg dan untuk beras premium sebesar Rp14.800 kg. Ketetapan HET tersebut berlaku sejak Maret 2023.

Lantas, apa penyebab harga beras meroket tinggi belakangan ini?

Penyebab harga beras dan gabah naik

Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) I Gusti Ketut Astawa mengatakan, faktor perubahan iklim yang tidak menentu menjadi penyebab banyak tanaman padi petani mengalami kegagalan. Hal inilah yang menyebabkan harga beras di pasaran menjadi naik, Bunda.

"Kemarin waktu kita (Bapanas) ke lapangan, ke daerah Grobogan dan lain sebagainya, itu ada 3 ribu hektare (sawah) tergenang banjir. Ternyata, pas hujan kencang dia kencang banget hujannya, akhirnya banjir," ungkap Ketut kepada CNBC Indonesia, dikutip Minggu (25/2/2024).

"Ini ada potensi gagal. Mudah-mudahan tidak gagal ya, tapi ada potensi yang harus kita waspadai. Itu kan petani mengeluarkan ongkos yang lebih juga. Sementara di tempat lain agak tinggi, di tempat lainnya agak rendah hujannya. Nah ini efek gorila El Nino kita katakan. Dampaknya ini sudah mulai dirasakan petani," paparnya.

Kendati demikian, Ketut mengatakan bahwa pihaknya tetap mengacu kepada Kerangka Sampel Area (KSA) BPS, yang menyatakan bulan pada Januari-Februari 2024, produksi padi masih akan minus dari kebutuhan.

"Artinya memang Januari-Februari itu memang kita agak lumayan koreksinya," ucapnya.

"Namun, di bulan Maret menurut prediksi KSA BPS kita produksinya sudah sekitar 3,5 juta ton beras. Jadi ini akan terjadi surplus. Harapan kita habis Maret, April, Mei, Juni juga terjadi surplus. Kalau itu terjadi, maka mulai lah akan terjadi penyesuaian atau koreksi harga yang ke bawah," sambung Ketut.

Selain beras, harga gabah juga terpantau naik. Harga Gabah Kering Panen (GKP) saat ini sudah di Rp7.500 per kg. Di beberapa daerah, harga gabah juga mencapai Rp8.000 per kg. Sementara itu, Gabah Kering Giling (GKG) sudah naik menjadi Rp8.200-Rp8.500 per kg.

"Jadi kalau GKP maupun GKG dengan harga segitu, gampangnya dikali 2 saja, dikali 2 memang akan menghasilkan segitu harga (berasnya), nggak jauh dari situ," kata Ketut.

Adapun penyebab harga GKP/GKG menjadi tinggi disebabkan oleh produksinya yang memang sedikit terkoreksi, imbas dari El Nino yang panjang.

"Ada beberapa petani kita yang jadi gagal panen. November atau Desember dia tanam tapi besoknya kering, akhirnya dia ngulang tanam. Dan itu pun berdasarkan KSA BPS, memang ada koreksi sedikit terkait dengan produksinya," tutur Ketut usai berkoordinasi dengan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dan pemangku kepentingan lainnya.

TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Saksikan juga video tentang tips memasak nasi agar tidak lembek dan cepat basi di rice cooker:

(anm/pri)

Simak video di bawah ini, Bun:

4 Tips Memasak Nasi Agar Tidak Mudah Lembek dan Basi di Rice Cooker

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

Parenting Nadhifa Fitrina

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Parenting ZAHARA ARRAHMA

Ini Alasan Kenapa Bunda Tak Boleh Paksa Si Kecil Memeluk Saudaranya

Parenting Ajeng Pratiwi & Randu Gede

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Menyusui Amrikh Palupi

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Arti Nama Axel dan 30 Rangkaiannya untuk Anak Laki-laki, Modern & Damai Maknanya

Ini Alasan Kenapa Bunda Tak Boleh Paksa Si Kecil Memeluk Saudaranya

Khayru Putra Gunawan Sudrajat Kerap Dibully saat Kecil, Kini Sudah Kuliah di Australia

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK