Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Hati-hati Bun, FOMO Boneka Labubu Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental

Annisa Afani   |   HaiBunda

Rabu, 18 Sep 2024 18:29 WIB

Lisa BLACKPINK viral mempopulerkan Labubu
Hati-hati, FOMO Boneka Labubu Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental/Foto: dok. Instagram @lalalalisa_m
Jakarta -

Sejak beberapa waktu belakangan, boneka Labubu banyak diserbu masyarakat dan pamer di media sosial, Bunda. Tak hanya kaum muda, orang tua pun ikut berlomba-lomba mengunggah boneka monster Labubu ini di media sosial mereka.

Popularitas boneka Labubu ini meningkat setelah dikenakan oleh bintang K-pop Lisa BLACKPINK. Di Indonesia sendiri, demam boneka Labubu memicu antrean panjang di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan.

"Orang-orang dewasa antre berjam-jam sampe berakhir rusuh demi beli Labubu," tulis salah satu pengguna X.

Fenomena ini pantas mendapat sorotan. Apalagi, sikap mengikut-ikuti hal yang sedang menjadi trending dan takut ketinggalan alias Fear of Missing Out (FOMO) ini bisa memengaruhi kondisi mental.

Bukan cuma boneka Labubu, hal-hal yang viral seringkali mencuri atensi warganet hanya agar tidak ketinggalan tren tertentu. Ketika roti isi asal Amerika Serikat, Subway, pertama kali buka di Indonesia, warga rela antre panjang demi mencicipinya. Roti isi 'milk bun' asal Thailand juga sempat viral dan memicu antrean yang mengular di mana-mana.

"Tanda-tanda FOMO parah dapat bervariasi antara tiap individu. Beberapa tanda yang mungkin terjadi bisa mencakup rasa gelisah, kecemasan yang berlebihan, kekhawatiran yang berlebihan, dan perasaan rendah diri," jelas Arnold saat dihubungi detikcom terkait FOMO ketika konser Coldplay.

"Bahkan juga bisa depresi ketika seseorang merasa bahwa mereka tidak dapat mengikuti tren atau pengalaman yang sedang viral," sambungnya.

FOMO dapat dialami oleh orang-orang tanpa batas usia maupun gender. Dikutip dari Very Well Mind, satu studi di jurnal Psychiatry Research menemukan bahwa rasa takut ketinggalan terkait dengan penggunaan smartphone dan media sosial yang lebih besar dan bahwa tautan ini tidak terkait dengan usia atau jenis kelamin.

Di artikel lain yang diterbitkan di Computers and Human Behavior, menemukan beberapa tren yang terkait dengan FOMO. Rasa takut kehilangan ditemukan terkait dengan perasaan rendahnya pemenuhan kebutuhan seseorang serta perasaan kepuasan hidup yang lebih rendah secara umum.

Studi juga menunjukkan bahwa FOMO menyebabkan ketidakpuasan ekstrem dan memiliki efek merugikan pada kesehatan fisik dan mental seperti perubahan suasana hati, kesepian, perasaan rendah diri, berkurangnya harga diri, kecemasan sosial yang ekstrem, dan peningkatan tingkat negatif dan depresi.

TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI. 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis! 

(AFN/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda