MOM'S LIFE
Kisah Kelabu di Balik Peringatan Hari Ibu, Ternyata...
Annisa Karnesyia | HaiBunda
Minggu, 22 Dec 2024 09:30 WIBHari Ibu di Indonesia diperingati setiap tanggal 22 Desember. Hari Ibu dibuat untuk memberikan penghormatan terhadap perempuan yang sudah menjalankan peran penting sebagai Bunda di keluarganya.
Selain 22 Desember, Hari Ibu juga diperingati secara internasional setiap hari Minggu kedua bulan Mei. Tahun ini, Hari Ibu Sedunia jatuh pada 12 Mei.
Peringatan Hari Ibu Sedunia pertama kali tercetus dari Anna Jarvis. Hari spesial ini merupakan perayaan yang diwariskan oleh ibudanya sendiri, Ann Reeves Jarvis.
Ibunda Anna telah menghabiskan hidupnya untuk membantu para Bunda dalam merawat anak-anaknya. Ia ingin jasa sang Bunda diakui oleh banyak orang.
Ibunda Anna sangat aktif di Gereja Episkopal Metodis, di mana sejak 1858, dia menjalankan Mothers' Day Work Clubs untuk memerangi tingginya angka kematian bayi dan anak, yang sebagian besar disebabkan oleh penyakit yang melanda komunitas mereka di Grafton, Virginia Barat. Di tempat ini, ia juga belajar tentang kebersihan dan sanitasi.
Ann Reeves Jarvis meninggal dunia pada 1905, didampingi oleh keempat anaknya. Anna yang dirundung duka berjanji untuk memenuhi impian sang Bunda, meski pendekatannya berbeda dengan yang sebenarnya.
"Anna membayangkan hari libur itu sebagai hari pulang ke kampung halaman, hari untuk menghormati ibumu, satu-satunya wanita yang mendedikasikan hidupnya untukmu," kata profesor di West Virginia Wesleyan College, Antolini, dikutip dari BBC.
Pesan yang ingin disampaikan Anna diterima oleh semua orang dan menarik perhatian gereja. Tiga tahun setelah kematian sang Bunda, Hari Ibu pertama dirayakan di Gereja Metodis Andrews di Grafton.
Anna memilih hari Minggu kedua di bulan Mei lantaran hari itu akan selalu mendekati tanggal 9 Mei, yakni hari kematian sang Bunda. Hari spesial itu lantas identik dengan memberikan bunga kepada ibu.
Kisah kelabu di balik peringatan Hari Ibu
Peringatan Hari Ibu yang dicetus Anna semakin populer. Pada 1910, Hari Ibu menjadi hari libur negara bagian Virginia Barat dan pada 1914 ditetapkan sebagai hari libur nasional oleh Presiden Woodrow Wilson. Faktor terbesar yang membuat Hari Ibu menjadi populer adalah daya tarik komersialnya.
"Meskipun Anna tidak pernah ingin hari itu dikomersialkan, hal itu sudah terjadi sejak awal. Jadi, industri bunga, industri kartu ucapan, dan industri permen layak mendapatkan penghargaan atas promosi hari itu," ujar Antolini.
Sayangnya, kepopuleran Hari Ibu yang seperti itu bukanlah yang diinginkan Anna. Perempuan kelahiran ini 1864 ini tidak suka dengan cara orang-orang memanfaatkan Hari Ibu untuk tujuan komersial.
Ketika harga bunga anyelir meningkat drastis, Anna merilis siaran pers yang mengecam para penjual bunga. Pada tahun 1920, ia mendesak orang-orang untuk tidak membeli bunga sama sekali, Bunda.
Anna juga kesal dengan organisasi mana pun yang menggunakan hari ini untuk hal lain selain tujuan awalnya yang orisinal dan sentimental. Ini termasuk lembaga amal yang menggunakan hari itu untuk penggalangan dana, bahkan bila tujuan mereka untuk membantu ibu-ibu miskin.
"Hari itu dimaksudkan untuk merayakan para ibu, bukan untuk mengasihani mereka karena mereka miskin. Ditambah lagi, beberapa badan amal tidak menggunakan uang tersebut untuk para ibu miskin seperti yang mereka klaim," ujar Antolini.
Tak sampai di situ, Hari Ibu bahkan sempat ikut terseret dalam politik perdebatan terkait hak pilih perempuan. Para penentang hak pilih tersebut mengatakan bahwa tempat perempuan adalah di rumah.
Perempuan dianggap terlalu sibuk sebagai istri dan ibu, sehingga tidak bisa terlibat dalam urusan politik. Sebaliknya, mereka yang menyetujui hak pilih ini menekankan bahwa perempuan memiliki suara dalam kesejahteraan anak-anak mereka di masa depan.

Perjuangan Anna untuk menghentikan komersialisasi Hari Ibu