MOM'S LIFE
5 Kalimat yang Terlihat Baik tapi Justru Menyakiti Orang Lain Menurut Pakar
Amira Salsabila | HaiBunda
Kamis, 17 Jul 2025 06:00 WIBSalah satu kunci sukses membangun hubungan positif adalah memperhatikan kalimat yang disampaikan. Pasalnya, terkadang ada kalimat yang terlihat baik, tetapi justru malah menyakiti orang lain.
Seorang pelatih eksekutif bagi para pelaku bisnis papan atas, Melody Wilding, mengaku telah melihat bagaimana kata-kata tertentu dapat mengikis rasa percaya orang lain.
Mereka mungkin akan ragu untuk berbagi ide atau informasi dengan Bunda. Selain itu, Bunda juga mungkin tidak lagi diundang ke rapat atau acara lainnya. Tanpa disadari, Bunda juga dicap sebagai orang yang tidak bisa bekerja sama.
5 Kalimat yang terlihat baik tapi justru menyakiti orang lain
Berikut beberapa kalimat umum yang dapat membuat Bunda terdengar seperti menghakimi orang lain, meskipun tidak berniat seperti itu.
1. “Kenapa kamu tidak…saja?”
Dilansir dari laman CNCB Make It, mungkin Bunda mengatakan ini ketika seseorang mengemukakan masalah yang tampaknya memiliki solusi mudah.
Mungkin teman sedang stres memikirkan masukkan dari orang sekitarnya, dan Bunda mempertanyakan solusi lain dengan kalimat, “Kenapa kamu tidak…saja?”
Meskipun berpikir ini membantu, orang lain mungkin mendengar seperti, “Jawabannya sudah jelas, jadi mengapa kamu belum menemukannya?” Mereka mungkin membutuhkan empati sebelum mereka bersiap untuk memecahkan masalah.
Sebagai gantinya, Bunda dapat bertanya tentang langkah yang telah mereka lakukan, “Apa yang sudah kamu coba sejauh ini?”
2. “Sebenarnya…”
Mengawali pernyataan dengan “Sebenarnya” dapat menyiratkan bahwa mereka salah dan terkesan merendahkan.
Alih-alih mengatakan itu, lebih baik Bunda menunjukkan kerendahan hati. Misalnya seperti berikut, “Kamu benar tentang…, dan hal lain yang perlu kamu pertimbangkan adalah…”
3. “Sejujurnya”
Meskipun berusaha transparan, mengatakan “Sejujurnya” dapat secara halus menyiratkan bahwa semua yang dikatakan sebelumnya tidak benar.
Lebih buruk lagi, hal itu seringkali menandakan akan adanya kritik, sehingga orang mungkin bersikap defensif bahkan sebelum Bunda menyampaikan maksudnya.
4. “Itu tidak masuk akal”
Bunda mungkin mengatakan ini ketika penjelasan atau ide seseorang tidak sejalan dengan pemikiran atau pengalaman. Misalnya, mungkin rekan satu tim mengatakan mereka memprioritaskan klien yang lebih kecil daripada klien yang lebih besar.
Maksud Bunda adalah, “Saya tidak mengerti alasan kamu”, tetapi kalimatnya dapat disalahartikan sebagai, “Logika kamu salah”. Bahkan, jika benar-benar bingung, kalimat ini menempatkan lawan bicara pada posisi harus membela kecerdasannya.
Sebagai gantinya, akui apa yang Bunda pahami dengan mengatakan, “Aku tahu kita sedang berusaha bersikap bijaksana. Bisakah kamu membantuku memahaminya?”
5. “Saya heran kamu tidak tahu itu”
Mungkin Bunda benar-benar terkejut ketika seseorang tidak mengetahui informasi yang tampaknya mendasar atau sudah diketahui banyak orang.
Terkadang, hal itu merupakan refleks gugup jika merasa canggung karena tidak menyadari kekeliruan lebih awal.
Dengan mengungkapkan kalimat tersebut, secara tidak sengaja Bunda menyiratkan bahwa kurangnya pengetahuan mereka tidak terduga dan mungkin tidak pantas bagi seseorang pada posisi tersebut.
Sebagai gantinya, fokus untuk membantu daripada menyoroti apa yang mereka tidak ketahui. Bunda dapat mengatakan, “Sangat bisa dipahami. Mau kujelaskan lebih lanjut?”
Beberapa kalimat di atas tidak selalu menghakimi. Nada dan waktu juga penting. Jadi, Bunda perlu sadar dengan niat dan dampak panjangnya.
Nah, itulah kalimat yang mungkin terlihat baik, tetapi justru malah menyakiti orang lain menurut pakar. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!
(asa/som)