Jakarta -
Mencemaskan sesuatu dalam hidup itu wajar-wajar saja. Tapi bagaimana jika selalu mencemaskan segala hal secara berlebihan? Hmm, kalau kayak gini sudah nggak wajar lagi, nih, Bun. Sayangnya, nggak semua paham lho sama gangguan kecemasan ini.
Seorang bunda bernama Laura Mazza adalah salah seorang yang hidup dengan gangguan kecemasan. Baginya sangat sulit melawan
kecemasan berlebihan, apalagi kemudian hal itu membuat hubungannya dengan sang suami jadi bermasalah.
Akhirnya Laura pun menulis surat untuk suaminya yang kemudian dipublikasikannya di Facebook. Dia berharap nggak cuma suaminya, tapi juga suami-suami di luar sana yang istrinya punya gangguan kecemasan bisa turut membaca dan memahami soal gangguan kecemasan.
"Untuk pria yang istri atau pasangannya punya gangguan kecemasan. Kamu mungkin pernah mendengar bahwa istrimu punya gangguan kecemasan saat duduk di sampingnya di ruangan dokter, memegang tangannya saat air mata deras mengalir di wajahnya," tulis Laura.
Kata Laura, para suami itu mungkin pernah melihat istrinya marah dan meledak-ledak. Mungkin para suami bingung bagaimana istrinya bisa jadi marah-marah. Dan ternyata gangguan kecemasan bisa menjadi sebab di balik marah-marah itu. Meski memang, gangguan kecemasan itu nggak selalu mudah untuk diberitahukan pada orang lain.
Baca juga:
Ibu-ibu yang Benci Kotor Apakah Pasti Alami OCD?
Mungkin kamu berpikir istrimu cuma membentakmu, tapi itu sebenarnya karena gangguan kecemasannya. Kamu mungkin berpikir dia marah, tapi itu karena gangguan kecemasannya.Laura Mazza |
"Kamu mungkin berpikir dia nggak nyaman saat kamu keluar dan itu merupakan kesalahanmu, tapi sebenarnya nggak seperti itu. Itu karena kecemasan," papar Laura.
Laura mendeskripsikan seseorang dengan gangguan kecemasan sering kali terus memikirkan apapun. Pikirannya terus berputar seperti ada kereta di kepalanya. Begitu terus berulang-ulang dan hal ini jelas-jelas membuatnya lelah.
Menurutnya, orang dengan gangguan kecemasan selalu memikirkan segala hal dan mempersiapkan skenario terburuk karena sangat khawatir ada yang salah. Jika misalnya suatu hari dia meninggalkan rumah, maka orang dengan gangguan kecemasan khawatir terjadi hal-hal yang buruk seperti penculikan, kematian, serta mobil yang berputar di luar kendali.
"Karena itulah saat dia sendirian di rumah atau merasa sendiri, dia akan mengirim pesan padamu sampai satu juta kali, memberi tahu setiap gerakannya atau menceritakan semua yang salah. Dia tahu kamu tidak dapat mengubah apapun, dia tahu kamu merasa tidak berdaya, tapi juga dia merasa sama tidak berdayanya. Itu sebabnya dia perlu berbagi dengannya, karena kalau tidak kepalanya akan meledak karena panik," tutur Laura.
Bagi perempuan yang punya gangguan kecemasan, hal itu tentu benar-benar menyedihkan buatnya. Inginnya sih bebas dari perasaan maupun pikiran yang membuat seperti terpenjara. Bebas dari segala hal yang membuatnya merasa tidak nyaman dan khawatir berlebihan. Tapi tetap saja banyak hal yang membuat khawatir.
Baca juga:
Cerita Ibu dengan OCD Merawat Anaknya"Jangan membuatnya makin bersalah karena melupakan janji, lupa pesta atau apapun. Dia ingin pergi, tapi dia nggak bisa. Saat dia merasa bersalah, kasih tahu dia semua baik-baik aja. Ajak anak main di luar kalau kamu melihat dia sedang berjuang melawan ansietas," lanjut Laura.
Sering kali orang di luar sana yang nggak tahu soal gangguan kecemasan ini mungkin akan bilang 'halah lebay banget, maunya dimengerti terus'. Tapi seandainya tahu bagaimana hal ini benar-benar membuat diri ini seperti orang yang terpenjara mungkin akan berpikir sebaliknya.
"Perempuan dengan kecemasan seperti kami selalu dihadapkan pada kekhawatiran akan semua hal. Kami tahu ini bukan salah kalian (suami). Dan kami tahu bahwa kalian ingin 'memperbaiki' kami di mana hal tersebut dirasa bisa membantu kami. Tapi kalian tidak bisa memperbaiki kami, karena kami tidak rusak," ujar Laura, dikutip dari babble.com.
Postingan Laura ini sudah di-repost lebih dari 153 ribu kali. Bahkan puluhan ribu komentar mampir ke sini. Laura sendiri terkejut dengan tanggapan dan reaksi dari postingannya ini. Menurutnya ia bukan ingin mencari sensasi tapi lebih ingin mengangkat isu penting ini.
Dengan tulisannya ini, Laura berharap suaminya bisa sedikit memahaminya. Ia juga berharap semua suami atau istri yang mempunyai masalah
kecemasan bisa saling mendukung dan melewatinya dengan baik.
(aml)