sign up SIGN UP search

parenting

Mengenalkan Batik pada Anak Melalui Botol Susu dan Alat Makan

Nurvita Indarini   |   Haibunda Jumat, 29 Sep 2017 08:00 WIB
Banyak cara mengenalkan budaya Nusantara, seperti batik. Salah satunya melalui botol susu dan peralatan makan anak. caption
Jakarta - Anak-anak yang ibunya bekerja, mengasup air susu ibu dengan banyak media. Ada yang memakai sendok, ada yang memakai cup, juga ada yang memakai botol. Hal ini kemudian menginspirasi Pigeon untuk memperkenalkan dan melestarikan batik melalui botol susu dan perlengkapan makan anak.

"Kami kembali memperkenalkan botol desain batik di tahun ke-4 ini, merupakan bentuk komitmen kami dalam melestarikan salah satu budaya lokal kebanggaan bangsa yaitu batik. Sementara untuk kain batik yang di tahun ini kami hadirkan untuk pertama kali dalam bentuk batik tulis, kami pun ingin memperlihatkan langkah bertahap kami untuk terus melestarikan batik dalam wujud yang berbeda tiap tahunnya," ujar Anis Dwinastiti, General Manager Marketing Division Pigeon, dalam konferensi pers 'KreASI Budaya Bangsa untuk Ibu dan Buah Hati' Persembahan dari Pigeon di Pacific Place, Jakarta Selatan, Kamis (29/9/2017).

Baca juga: Lebih Dekat Sama Bunda Uchy 'Si Mamah Kardus'


Tahun 2017 ini, botol susu motif batik inspiratif mengedepankan karakter kupu-kupu dan capung. Kupu-kupu merupakan simbol ilmu pengetahuan serta dijadikan sebagai simbol kekuatan dan ketangguhan. Sedangkan Capung merupakan simbol dari kesuksesan, daya tahan dan keanggunan.

"Jadi ini bukan sekadar beli botol. Bunda bisa menceritakan kepada buah hati secara tidak langsung tentang filosofinya," imbuh Anis.

Adalah Iwet Ramadhan yang digandeng Pigeon untuk mendesain motif khusus pada botol susu ini. Selain botol susu, ada pula kain batik tulis dan kain batik cap yang diproduksi secara terbatas. Kain batit tersebut ditawarkan kepada masyarakat pecinta batik. Jika Bunda berminat, untuk satu helai kain batik tulis yang indah harganya Rp 10 juta. Sedangkan kain batik cap harganya Rp 500 ribu per lembarnya.

Kain batik tulis/Kain batik tulis/ Foto: Istimewa
Kenapa kain batik tulis harganya mahal? Iwet menjelaskan, butuh setidaknya sampai empat bulan untuk membuat kain batik tulis. Kata dia, mulanya seniman batik akan merendam kain mori primisima dengan zat-zat tertentu agar tenunan kain rapat, sehingga canting tidak menyangkut di kain.

Selanjutnya, seniman batik akan menggambar dulu polanya dengan pensil di atas kain mori, kemudian membatiknya melalui canting. Tidak mudah juga, karena butuh ketelatenan untuk membatik menggunakan canting. Ada pakem-pakem yang tidak bisa dilewatkan. Perlu diingat ya Bun, malam yang digunakan untuk membatik tidak bisa menempel di kain yang sintetis.

Setelah itu, bagian belakang kain juga kembali mendapat penebalan cat. Baru kemudian kain dijemur di bawah sinar matahari. "Beda waktu penjemuran akan berdampak pada perbedaan warnanya juga," jelas Iwet.

Baca juga: Serunya Main Pasir dengan Anak di Rumah

Konsumen yang membeli botol susu bermotif batik, Pigeon akan menyumbangkan sebagian dari hasil penjualan botol tersebut kepada anak-anak yang kurang beruntung melalui Yayasan Dana Bantuan Anak Sekar Mlatti Femina Group senilai Rp 20 juta. Selain itu sebagian penjualan botol motif batik dan kain batik tulis juga akan disumbangkan ke Yayasan Pembina Penderita Celah Bibir dan Langit-Langit (YPPCBL) di Bandung sebesar Rp 50 juta. (Nurvita Indarini/rdn)
Share yuk, Bun!
BERSAMA DOKTER & AHLI
Bundapedia
Ensiklopedia A-Z istilah kesehatan terkait Bunda dan Si Kecil
Rekomendasi
Ayo sharing bersama HaiBunda Squad dan ikuti Live Chat langsung bersama pakar, Bun! Gabung sekarang di Aplikasi HaiBunda!
ARTIKEL TERBARU
  • Video
detiknetwork

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Pantau terus tumbuh kembang Si Kecil setiap bulannya hanya di Aplikasi HaiBunda!