Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Pakai Tulisan, Ibu Ini Sukses Bikin si Kecil Habiskan Bekalnya

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Senin, 21 May 2018 13:50 WIB

Kok bisa, gimana ceritanya?
Pakai Tulisan, Ibu Ini Sukses Bikin si Kecil Habiskan Bekalnya/Foto: Thinkstock
Jakarta - Pasti sebal ya, Bun, kalau anak ogah menghabiskan bekal makanan yang udah kita beri buat di sekolah. Nah, ibu satu ini mencoba memanfaatkan tulisan tangan untuk membuat si kecil mau menghabiskan bekal makannya.

"Dulu, waktu anak saya kelas 3 SD saya kan suka bikinin dia bekal makan. Tapi tiap kali dibawain, tiap kali juga bekelnya utuh dibawa pulang lagi. Alasannya nggak dimakan, dia bilang nggak ada waktu," kata Melly Kiong, praktisi 'Mindful Parenting' di sela-sela talk show yang diadakan oleh SiDU, 'Membangun Generasi Cerdas Indonesia Melalui Kebiasaan Menulis' di Morrissey Hotel Residences, Jakarta Pusat, baru-baru ini.



Akhirnya Melly membuat siasat supaya menu makan anaknya habis. Apa yang dilakukan? Melly menulis memo kecil yang berisi rasa terima kasihnya sebagai ibu karena anaknya sudah mau menjadi anak yang baik. Nggak hanya itu, Melly juga menulis teka-teki lucu yang bisa bikin anaknya penasaran.

"Iya saya selipin memo tiap di bekalnya, isinya rasa terima kasih saya dan dan teka-teki gitu, kayak misal apakah perang dingin itu? Jawabannya perang es. He-he-he," kata Melly.

Sejak saat itu, anaknya jadi semangat banget dibawain bekal sama Melly, Bun. Alhasil makan pun jadi sesuatu yang ditunggu sama si kecil. Wah, kreatif banget ya caranya. Mungkin Bunda bisa lho pakai cara ini kalau kebetulan anak udah bisa baca dan dia termasuk yang malas menghabiskan bekal makanannya.

"Dari sini bisa dilihat kan, gimana dengan kegiatan menulis yang menjadi salah satu pengalaman menata keluarga, dapat membuka gerbang minat dan lainnya," tutur Melly.
Pakai Tulisan, Ibu Ini Sukses Bikin si Kecil Habiskan BekalnyaMenulis juga punya manfaat untuk anak. Foto: Thinkstock

Melly yang juga aktif dalam sebuah komunitas keluarga punya program di mana orang tua bisa saling berbagi cerita dengan menulis tangan. Jadi para orang tua ini belajar untuk memperhatikan anak-anaknya kemudian menuliskan hal-hal baik dari si anak dan dikumpulkan jadi satu.

"Nggak masalah mereka bilang nggak bisa nulis, ditulis aja dulu nanti kita bantu editing. Ketika orang tua terbiasa menulis, itu juga akan menular ke anak, karena ada kaitannya lho gimana anak bisa nulis dengan ngobrol sama orang tua dan juga meningkatkan kompetensi anak," ungkap Melly.

Melly mengatakan, dalam metode Judith Hochman's, 'Writing Revolution', Peg Tyre yang merupakan penulis menelusuri masalah di salah satu sekolah menengah New York, New Dorp High, bahwa para siswanya tidak dapat menulis kalimat yang koheren dan punya kompetensi yang rendah. Kemudian, sekolah ini membuat perubahan yaitu dengan mengharuskan siswanya menulis esai ekspositori dan mempelajari dasar-dasar tata bahasa.

Dalam dua tahun, tingkat kelulusan untuk ujian bahasa Inggris dan sejarah global melonjak. "Dalam studi akhirnya diketahui bahwa penyebab mereka gagal atau punya kompetensi rendah karena bad writing," tutur Melly.



Akhirnya para penanggung jawab pendidikan pun mengerti bahwa ketika anak sulit menulis berarti anak sulit mencerna. Nah, ketika anak sulit mencerna materi yang dia dapat termasuk pelajaran materi itu sulit dianalisis di otak anak.

Dari studi tersebut juga bisa dilihat bahwa tes sains dan lainnya meningkat sejak para siswanya diminta untuk lebih intens dalam menulis dan mempelajari tata bahasa. Ini membuktikan bahwa kemampuan menulis itu merupakan kemampuan dasar yang harus anak punya, Bun.

"Kebiasaan menulis bisa menolong anak nggak hanya untuk mampu mengeluarkan apa yang ada di pikirannya, tapi juga ke skill lainnya dan pastinya beda menulis manual pakai tangan dengan menulis di gadget. Ilmu itu seperti kita memanen sesuatu yang kita masukkan ke karung dan menulis ibaratnya adalah tali yang mengikat karung tersebut," kata Melly. (rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda