Jakarta -
Ini adalah curhatan seorang ibu bernama Anna Hermawan, Bun. Dia mengisahkan anaknya yang memiliki
autisme sempat dipersulit saat akan naik pesawat. Duh sedih pastinya ya, Bun.
Anna menyebut anaknya selama ini kerap diajaknya untuk naik pesawat dan tidak ada larangan. Namun baru-baru ini, kata dia, anaknya dilarang naik pesawat karena sebelumnya memaksa masuk ke pintu keberangkatan pesawat, padahal belum waktunya.
Anak Anna lalu dibawa ke posko kesehatan. Karena banyak yang mengawal, anak Anna menangis histeris. Karena itulah anak Anna tidak boleh naik pesawat hari ini, Senin 11 Juni 2018, sehingga jadwal penerbangan di-reschedule.
Cerita Anna ini sempat di-repost oleh akun gosip @lambe_turah. Postingan tersebut mendapat like lebih dari 50 ribu dan mendapat ribuan komentar. Sementara itu di akun Anna sendiri, kisahnya ini mendapat ribuan like.
VP Corporate Secretary and Legal Citilink, Ranty Astari, menyayangkan kejadian itu. Menurutnya, Anna dan keluarga merupakan penumpang reguler yang sering melakukan perjalanan dengan menggunakan pesawat Citilink Indonesia.
"Masalah pelarangan terbang tersebut sudah diselesaikan secara kekeluargaan dan Citilink Indonesia akan memberangkatkan penumpang tersebut pada Selasa (12/6)," tutur Ranty.
Ranty menjelaskan penumpang tersebut tidak menghadapi masalah saat akan melakukan check in ketika tiba di Bandara Adisutjipto, Yogyakarta, karena memang tidak ada tanda-tanda yanag perlu di khawatirkan dalam penerbangan.
Sesuai laporan yang diterima di lapangan, pada saat kejadian anak Anna tampak kurang sehat, gelisah, dan tidak tenang, serta mulai bersuara dengan nada tinggi ketika hendak boarding pesawat. Karena itu sesuai standar prosedur keselamatan penerbangan setiap penumpang harus melalui proses pemeriksaan kesehatan.
Pihaknya lalu berkoordinasi dengan pihak penyelenggara kesehatan Bandar Udara Adisutjipto terkait kondisi penumpang tersebut.
"Ini tidak hanya semata keselamatan penerbangan tapi kami juga menaruh perhatian agar ibu Anna dan keluarga dapat merasa aman dan nyaman selama perjalanan. Setelah lebih tenang dapat melanjutkan perjalanan keesokan harinya," tambah Ranty.
Dari pihak management Citilink Indonesia juga sudah sigap membantu Anna beserta keluarganya, dengan berkomunikasi secara intensif dan segera membantu menjadwalkan penerbangan pada hari selanjutnya.
Seluruh masalah dengan penumpang tersebut sudah diselesaikan secara kekeluargaan pada saat itu juga, dan penumpang juga menerima penjelasan Citilink Indonesia yang memfasilitasi untuk dapat terbang keesokan harinya.
"Kami meminta maaf atas ketidaknyamanan yang dialami atas kejadian ini. Citilink Indonesia melayani lebih dari 40 ribu penumpang setiap harinya dan selalu mengedepankan pelayanan terbaik bagi seluruh penumpangnya dengan memberikan prioritas utama kepada faktor keselamatan dan keamanan setiap penerbangan," tuturnya.
Terkait anak dengan autisme, duta Masyarakat Peduli Autis Indonesia (MPATI), dr Lula Kamal mengatakan banyak yang berpandangan bahwa
autisme adalah penyakit dan dapat menular. Padahal autisme adalah gangguan tumbuh kembang yang menyebabkan anak tidak dapat fokus terhadap sesuatu.
"Autisme adalah gangguan tumbuh kembang sehingga membutuhkan penanganan khusus, dan autisme itu bukan penyakit dan tidak menular lho," ujar dr Lula, seperti dikutip dari detikHealth.
Sementara itu, Dunya Mugijanto yang bertindak sebagai Kepala Publik Relation Yayasan Masyarakat Peduli Autis Indonesia (MPATI) mengatakakan bahwa anak autis seharusnya diberikan perhatian lebih. Misalnya dengan mengadakan hari ramah autis sehingga masyarakat lebih paham terhadap autisme.
(nwy)