Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Manfaat Gunakan Imajinasi Saat Bermain bagi Perkembangan Anak

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Minggu, 10 Mar 2019 18:07 WIB

Imajinasi penting dimiliki anak, termasuk ketika mereka bermain.
Manfaat Gunakan Imajinasi Saat Bermain bagi Perkembangan Anak/ Foto: istock
Jakarta - Di era globalisasi dan perkembangan zaman seperti sekarang, bukan hal yang asing lagi saat anak mulai menggunakan teknologi sebagai media bermain. Inilah pentingnya peran orang tua dalam menghadapi dan membantu anak mengembangkan potensi serta bakat anak melalui media bermain yang lain, termasuk dengan mengembangkan imajinasi.

"Penggunaan barang teknologi pada anak saat bermain dapat berdampak positif tergantung orang tua menyikapinya. Tapi dapat berdampak buruk apabila tidak dibimbing dan diberikan batasan yang tepat," ujar Binky Paramitha, M.Psi, psikolog pendidikan dan co-founder Rumah Dandelion dalam acara 'Early Learning Centre: The Power of Play in Alpha Generation' di SIKU Darmawangsa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, baru-baru ini.


Dalam urusan bermain, anak yang menggunakan teknologi sebagai media akan merasakan dampak negatif, yaitu tidak berkembangnya daya imajinasi dan kreativitasnya. Inilah yang mengakibatkan interaksi sosial dan emosional mereka terganggu, Bun. Padahal, seperti kata Binky, bermain adalah proses belajar yang menunjang tumbuh kembang anak.

"Saat berimajinasi, anak dapat membayangkan, memikirkan, dan menentukan perkembangan informasi yang diperoleh dari suatu proses. Misalnya adalah belajar bahasa, kosakata, dan pengetahuan baru yang bisa langsung dipraktekkan," kata Binky.

Selain itu, bermain dengan imajinasi juga dapat menimbulkan rasa empati pada anak. Contohnya, anak bermain peran menjadi seorang ibu, saat obyek boneka mainan yang menggantikan peran sebagai anak menangis, si kecil akan belajar tentang tanggung jawab dan kepedulian yang kaitannya dengan perasaan kepada sesama manusia. Akhirnya, rasa empati akan terbentuk dan mudah bagi anak untuk mulai berinteraksi sosial secara langsung.


Menurut Binky, daya imajinasi anak mulai tumbuh saat usia 3 sampai 5 tahun ketika inisiatifnya mulai muncul. Saat itu, sifat egosentris atau menganggap semua fokus hanya untuk dirinya juga sedang muncul. Di sini, peran orang tua adalah membantu mengembangkan daya imajinasi agar sifat egois itu berubah jadi empati. Bermain imajinasi juga dapat meningkatkan aspek kognitif, kemampuan bahasa, serta mengoptimalkan aspek sosial emosional anak.

"Caranya dengan memberi dukungan dan pendampingan saat anak bermain dengan imajinasinya. Penting juga untuk memberi fasilitas permainan yang menunjang munculnya kreativitas dan imajinasi anak, seperti permainan role play profesi atau yang kaitannya dengan kehidupan sehari-hari," papar Binky.

Ketika anak bermain menggunakan daya imajinasi, rasa kompeten dan percaya dirinya juga akan timbul, sehingga dia lebih berani bereksplorasi dan berinteraksi dengan orang lain. Anak juga akan menciptakan situasi-situasi dan memainkan peran yang terbentuk dari imajinasi. Setelah itu, akan tercipta aturan yang menunjang tumbuh kembangnya.

"Saat menggunakan imajinasinya, orang tua bisa masuk menjadi salah satu obyek yang ikut membantu mengembangkan serta mengarahkan anak," tutur Binky.

Penting untuk Bunda ingat, daya imajinasi anak dapat terbentuk dari apa yang dia lihat. Membiarkannya bereksplorasi dengan imajinasi saat bermain boleh dilakukan, tapi terus dampingi mereka agar hal yang berbahaya tidak terjadi ya, Bun.

[Gambas:Video 20detik]

(ank/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda