Jakarta -
Sebagian masyarakat Indonesia masih belum terlalu
peduli dengan lingkungan. Mulai membuang sampah sembarangan, puntung rokok, bahkan belum bisa membedakan sampah organik, non organik, dan B3. Beberapa tahun lagi, enggak mau dong lingkungan tempat tinggal kita rusak dan tercemar?
Nah, semua itu bisa diatasi jika dari diri kita memang peduli lingkungan secara nyata. Dengan begitu, anak sebagai peniru ulung pastinya juga mencontoh perilaku baik kita terhadap lingkungan.
"Benar banget, semuanya berasal dari keluarga, kegiatan sehari-hari itu memang harus cinta lingkungan. Di rumahku itu peduli dengan sampah sedotan. Jadi sebelum pada pergi tanya dahulu ke anak-anak, sedotan sudah dibawa atau belum," kata Anna Surti Ariani S.Psi. M.Psi., saat ditemui
HaiBunda usai sebuah acara di bilangan Thamrin, Jakarta Pusat.
Psikolog anak dan keluarga yang akrab dipanggil Nina ini kemudian memberi contoh lainnya seperti mematikan lampu. Jika memang tidak dipakai, unplug semua yang membutuhkan listrik, Bun.
Foto: ilustrasi/thinkstock |
"Dari kegiatan sehari-hari membuat keluarga cinta lingkungan termasuk anak-anaknya juga. Terus kemudian, kalau buat anak-anak lebih besar. Perlu ada bahasan-bahasan, diskusi-diskusi. Misalnya
ngobrolin tanaman mangrove. 'Menurut kamu perlu enggak kita menanam mangrove? Menurut kamu perlu enggak sih keluarga kita melakukan itu?'" kata Nina.
Menurut Nina, diskusi seperti itu penting banget, Bun. Hal ini karena kalau remaja dewasa, kemampuan kognitifnya perlu dirangsang, supaya mereka bisa membuat formulasi dari diskusi tadi.
"Jadi dua hal yang penting untuk
menumbuhkan cinta anak pada lingkungan. Satu, melibatkan segala hal tentang cinta lingkungan dan kedua, selalu lakukan diskusi," ujarnya.
(aci/som)