Jakarta -
Aeshinna Azzahra remaja asal Gresik menjadi perhatian
netizen di media sosial. Hal itu bermula setelah gadis kecil yang biasa disapa Nina itu menulis surat untuk pemerintah Australia dan Jerman.
Nina menjadi salah satu bocah yang peduli pada lingkungan, Bun. Bocah 12 tahun itu risih melihat kampung halamannya penuh sampah kiriman dari luar negeri.
Dia risau melihat banyak sampah plastik di sepanjang tepi sungai dan di depan rumah-rumah warga. Satu hal yang mengejutkan, ketika melihat lebih jeli ternyata sampah tersebut berasal dari luar negeri, seperti Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Australia, dll.
Setelah berbincang dengan ayahnya, Nina jadi tahu bahwa pabrik kertas di daerah itu mengimpor limbah kertas dari luar negeri. Limbah kertas tersebut nantinya akan digunakan sebagai bahan baku produksi kertas seperti koran.
"Limbah kertas yang diimpor oleh Paper Mills bercampur dengan plastik dan sampah lain," tulis Nina dalam suratnya.
 Surat dari Nina/Foto:Â Twitter @erwin_renaldi |
Nina menulis surat tersebut dengan tujuan meminta kepada pemerintah Australia dan Jerman untuk tidak mengirim sampah lagi ke Indonesia. Ia meminta mereka untuk membantu warga dan pemerintah Indonesia untuk menciptakan lingkungan yang bersih.
"Tolong simpan sampah milik Australia di Australia dan tidak mengirimkan sampah yang tidak bisa didaur ulang ke Indonesia, itu akan menambah permasalahan limbah plastik di negara saya," kata Nina.
Nina juga menuliskan surat yang sama untuk Kanselir Jerman, Angela Merkel. Kritik Nina ini akhirnya mendapat respons dari Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Bun. Nina bertemu dengan Dubes Jerman, Peter Schoof di kantornya.
Nina diundang oleh Peter Schoof ke kantornya untuk berdiskusi tentang masalah sampah plastik di Indonesia. Schoof menyambut positif keinginan Nina untuk menyurati Angela Merkel.
"Nina menyerahkan surat untuk Kanselir Angela Merkel kepada saya, dengan senang hati akan saya kirimkan kepada Merkel," kata Schoof dikutip dari
detikcom.
Sementara itu, melansir dari
ABC, Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gary Quinlan belum menanggapi surat dari Nina. Padahal, gadis ini sangat berharap untuk bertemu dengan Quinlan.
Meski baru berusia 12 tahun, Nina sudah mampu menunjukkan kecintaannya pada lingkungan. Mencintai lingkungan sudah harus ditanamkan sejak kecil lho oleh orang tua.
Ayah Nina memberi tahu ia tentangÂ
sampah plastik yang diimpor ke kampung halamannya. Bunda dan Ayah juga perlu melakukan hal serupa, yaitu mengajak anak berdiskusi tentang lingkungan.
Menurut psikolog Anna Surti Ariani, M. Psi., keluarga berperan penting dalam mendidik anak supaya peduli dan mencintai lingkungan. Selain memberi contoh, seperti hemat listrik dan memilah sampah, orang tua juga perlu mengajak anak untuk berdiskusi soal lingkungan.
"Jadi dua hal yang penting untuk menumbuhkan cinta anak pada lingkungan. Satu, melibatkan segala hal tentang cinta lingkungan dan kedua, selalu lakukan diskusi," kata Anna Surti Ariani.
Bunda, buat kerajinan dari sampah plastik dan kertas bersama anak berikut ini yuk:
[Gambas:Video Haibunda]
(sih/rap)