HaiBunda

PARENTING

Ingin Mendidik Anak agar Kuat Mental? Stop Lakukan 5 Hal Ini

Yuni Ayu Amida   |   HaiBunda

Senin, 17 Feb 2020 09:01 WIB
Ingin Mendidik Anak agar Kuat Mental? Stop Lakukan 5 Hal Ini/ Foto: iStock
Jakarta - Setiap orang tua pastinya ingin yang terbaik untuk anaknya. Orang tua juga ingin anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang bermental kuat. Namun, ketika orang tua mendidik dengan cara keliru, maka harapan tersebut akan sulit diraih.

Menurut psikolog Amy Morin, LCSW, masyarakat modern saat ini menawarkan keuntungan yang membuat pengasuhan anak terasa lebih mudah. Tetapi pada saat yang sama, dunia digital sebenarnya bisa membuat orang tua lebih sulit untuk membesarkan anak-anak, terutama untuk mengatasi tantangan kedewasaan.


"Dibutuhkan kekuatan mental untuk membesarkan anak-anak yang akan menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab," ujar Morin, dikutip dari Psychology Today.


Lebih lanjut, Morin mengatakan, salah satu cara untuk membentuk karakter anak dengan mental yang kuat adalah tidak terlalu mengekang. Biarkan anak mengalami kegagalan, dan bantu mereka bangkit hanya ketika mereka benar-benar butuh bantuan.

"Sangat penting untuk membiarkan anak-anak mengalami kegagalan dan kemunduran, sehingga mereka dapat belajar bagaimana bangkit kembali," tukasnya.

Bunda, berikut ini beberapa hal yang sebaiknya tidak dilakukan ketika ingin mendidik anak agar kuat mental, seperti dilansir Business Insider.

1. Meminimalkan perasaan anak

Ketika mengatakan hal-hal seperti, 'Jangan khawatir tentang itu. Ini bukan masalah besar', Bunda menyiratkan bahwa perasaan anak salah atau itu tidak masalah.

Anak-anak perlu tahu, tidak apa-apa untuk merasakan berbagai macam emosi. Dan kunci untuk menjalani kehidupan terbaik mereka adalah tentang mengelola emosi bukan menekannya.

Akan lebih baik jika Bunda mengatakan pesan seperti, 'Bunda tahu sekarang kamu merasa takut, tetapi Bunda juga tahu kamu cukup kuat untuk menghadapi ketakutanmu.'

2. Mengharapkan kesempurnaan

Ingin Mendidik Anak agar Kuat Mental? Stop Lakukan 5 Hal Ini/ Foto: iStock


Meskipun ekspektasi tinggi baik untuk anak-anak, menetapkan standar terlalu tinggi cenderung menjadi bumerang. Harapan yang terlalu tinggi pada anak misal di bidang olahraga atau bidang akademisnya, akan membuat mereka berhenti mencoba ketika tidak berhasil.

Mereka juga lebih cenderung berjuang dengan masalah harga diri karena mereka akan merasa seolah-olah mereka tidak cukup baik. Sebaliknya, Bunda harus bantu anak membidik sasarannya, tetapi pastikan sasaran itu realistis. Dan gunakan kesalahan, kegagalan, dan kemunduran untuk mengajarkan keterampilan hidup yang penting.

3. Melindungi kesalahan anak

Meskipun sulit untuk melihat anak-anak gagal, tapi melindunginya dari kesalahan akan merugikan untuk mereka. Mencegah konsekuensi bisa merampas anak-anak dari belajar pelajaran yang berharga.

Terkadang, lebih baik kita membantu anak untuk membangun mentalnya dengan menyingkir, atau membiarkan mereka menyelesaikan masalahnya sendiri. Ini memberi mereka kesempatan untuk membangun mental.

4. Mengalah saat anak merengek

Sangat menggoda untuk menyerah ketika anak merengek atau mengamuk, terutama pada hari-hari ketika kita tidak punya waktu atau tenaga untuk mengatasi masalah tersebut.

Tetapi setiap kali kita memberi apa yang mereka inginkan, kita mengajarkan anak bahwa perilaku buruk mereka adalah cara yang efektif untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Jika ingin membesarkan anak-anak yang kuat secara mental, patuhi batas kemampuan kita. Ajari bahwa mereka dapat mengatasi ketidaknyamanan mereka dan belajar cara-cara yang lebih sehat untuk mengelola emosi mereka.

5. Terlalu memanjakan anak

Mungkin kita berpikir baik untuk menghabiskan banyak uang untuk anak, karena menunjukkan betapa kita perhatian padanya. Tapi, banyak penelitian menunjukkan, segala yang berlebihan untuk anak-anak sangat tidak sehat.

Jika mereka selalu mendapatkan semua yang mereka inginkan, mereka kehilangan belajar keterampilan hidup yang berharga, seperti disiplin diri. Mereka juga akan lebih cenderung tumbuh menjadi materialistis, yang dikaitkan dengan menurunnya tingkat kebahagiaan di masa dewasa.

Tetapkan batasan pada apa yang diberikan kepada anak. Biarkan mereka tahu bagaimana rasanya mengalami kekecewaan, dan ajari mereka cara bekerja untuk mendapatkan hal-hal yang mereka inginkan.


Simak juga tips Meisya Siregar mendidik anak, dalam video ini:

(yun/muf)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

KPR Lunas, Andhara Early Gunting Semua Kartu Kredit agar Tak Lagi Berutang dan Hindari Riba

Mom's Life Annisa Karnesyia

Pindah ke Australia, Begini Persiapan Indra Bekti dan Aldila Jelita

Mom's Life Amira Salsabila

Gracia Indri Ajak Anak & Suami Bule Pulang Kampung ke Indonesia, Intip 7 Potret Keseruannya

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Sudah Punya 11 Anak, Bunda Ini Umumkan Kehamilan Ke-12 dan Jadi Sorotan Netizen

Kehamilan Annisa Karnesyia

Lahiran Desember, Steffi Zamora Akui Tak Sabar dan Sudah Belanja Perlengkapan Bayi sejak Awal

Kehamilan Amrikh Palupi

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

73 Lagu Rohani Kristen Terbaik dan Terpopuler, Penyembahan & Pujian Syukur

Kreator Jumbo Garap Film Keluarga 'Na Willa, Adaptasi Buku Populer & Dibintangi Junior Liem

Sudah Punya 11 Anak, Bunda Ini Umumkan Kehamilan Ke-12 dan Jadi Sorotan Netizen

KPR Lunas, Andhara Early Gunting Semua Kartu Kredit agar Tak Lagi Berutang dan Hindari Riba

Resmi Cerai, Tasya Farasya dan Ahmad Assegaf Sepakat Asuh Anak Bersama

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK