HaiBunda

PARENTING

Pentingnya Mengajari Anak Public Speaking dan Berani Bicara Baik

Tim HaiBunda   |   HaiBunda

Minggu, 23 Jul 2023 11:56 WIB
KOWALITAS / Foto: Istimewa
Jakarta -

Mempelajari public speaking sejak dini merupakan langkah yang baik, Bunda. Sayangnya, pelatihan public speaking di kalangan anak masih dianggap belum penting dan masih menjadi barang mahal bagi para orang tua. Akibatnya, bekal keterampilan khusus ini belum menjadi prioritas orang tua dalam rencana penggalian potensi anak-anaknya.

Dalam rangka Hari Anak Nasional (HAN) 2023, Kelas Olah Wicara Anak (KOWA) menggelar Kelas Olah Wicara Anak - Liburan Tetap Asik (KOWALITAS), dengan tema Ajak Anak Berani Bicara Baik. Acara digelar di RPTRA Maya Asri 13 Jakarta, Minggu, 23 Juli 2023. Hari Anak Nasional 2023 mengusung tema Anak Terlindungi, Indonesia Maju.

Salah satu sub tema HAN 2023 adalah Dare to Lead and Speak Up: Anak Pelopor dan Pelapor. Tujuannya membangun kepedulian dan kesadaran Anak Indonesia agar berani memperjuangkan/menyuarakan hak-haknya.


Platform Pendidikan non formal yang fokus pada bidang public speaking anak, KOWA (Kelas Olah Wicara Anak)  turut mendukung semangat HAN 2023. Melalui KOWALITAS, KOWA mengagendakan sesi mendongeng dan talkshow sekaligus peluncuran buku cerita anak.

Founder & Coach KOWA, Dyah Rachmawati Sugiyanto mengatakan, public speaking bukanlah tentang berbicara saja. Menurutnya, lebih dari itu, jika dimaknai lebih dalam, public speaking sangatlah filosofis.

"Jika diartikan secara harfiah, public speaking berarti berbicara kepada publik. Namun, berbicara sebenarnya tidak harus melalui kalimat yang diucapkan secara lisan," ujarnya.

Dyah menambahkan, public speaking adalah cara seseorang mengungkapkan dan menyampaikan gagasan, yang bisa juga dilakukan melalui tulisan. Ia menekankan, Momen HAN 2023 ini adalah waktu yang tepat untuk mengajak anak mengenal public speaking dan berani bicara baik.

"Tidak ingin melewatkan momen HAN 2023, KOWA ingin mengajak anak-anak Indonesia berani bicara baik, melalui lisan maupun tulisan," tuturnya.

Deandra Mazaya Calysta atau Dea Ramzie merupakan penulis buku Kisah 4 Putri Kerajaan Elemental. Buku tersebut ditulisnya di bawah bimbingan Dyah, setelah empat bulan efektif belajar di KOWA.

Rina Yusuf Indrajaya, orang tua Dea Ramzie menyatakan bahwa awalnya ia merasa anaknya introvert saat berada di luar rumah. Saat di rumah, mereka lancar berkomunikasi dan tidak terlihat bahwa anaknya introvert. Rina merasa anaknya perlu diberikan pelatihan untuk bisa berani.

"Saya juga tidak menyangka Kak Dyah ternyata bisa menggali potensi Dea yang sebelumnya saya tidak tahu, yaitu menulis," ungkapnya.

Rina menambahkan, Setelah belajar di KOWA, ia merasakan banyak perubahan yang terjadi pada anaknya. "Biasanya di sekolah dia pendiam, sekarang sudah punya sahabat. Biasanya dia malu menemui tamu di rumah, tetapi sekarang sudah berani berinteraksi," bebernya.

Selama empat bulan, Dea intens belajar di KOWA. Ia mengaku merasa seru, senang, dan nyaman berkomunikasi dengan Coach Dyah.

"Awalnya Kak Dyah mengajarkan public speaking lalu menulis hingga menjadi buku ini," tutur Dea seraya memegang buku Kisah 4 Putri Kerajaan Elemental.

"Dulu tidak pernah terpikirkan untuk menulis buku, dipendam sendiri aja," ujarnya.

Mengenai buku yang ditulisnya, menceritakan petualangan keempat putri di Kerajaan Elemental yang pemberani namun juga agak takut Ketika menghadapi makhluk-makhluk yang menyeramkan.

Tiga putri Kerajaan Elemental di antaranya merupakan saudari kembar, bernama Karina, Karani, dan Kirana. Kakaknya bernama Kanessa. Keempat puteri tersebut masing-masing memiliki kekuatan. Karina dijuluki sebagai si Putri Api, karena dia memiliki element api, dia bisa mengeluarkan api dari tangan, mulut, mata, dan kakinya.

Karani dijuluki sebagai si Putri Alam, karena dia memiliki elemen alam, dia bisa mengontrol pertumbuhan pohon sehingga bisa tumbuh lebih cepat atau lebih lambat, dia juga bisa mengeluarkan berbagai macam tumbuhan dari tangan dan kakinya. Dua saudari lainnya juga memiliki kekuatan elemental yang juga berbeda.

Kanessa memiliki kekuatan elemental tanah, ia bisa membuat tanah bergetar dan bergoyang seperti gempa bumi. Kirana mempunyai kekuatan elemental es. Ia bisa membekukan benda apapun.

Kehidupan mereka sama seperti anak-anak lain. Mereka tidak bersekolah di sekolah khusus, tidak seperti yang biasa dilakukan kerajaan lain pada umumnya. Cerita ini adalah fiksi horor komedi dan ditulis dengan gaya bahasa yang ringan.

Buku ini terdiri dari 5 bab dan setiap cerita per bab tidak saling berhubungan. Tersesat di Alam Lain, Rumor Horor di Gudang Sekolah, Sahabatku Si Hantu Penunggu Sekolah, Tersesat di Hutan, dan Liburan di Istana, adalah 5 cerita menarik yang akan melatih anak bertualang Bersama imajinasi.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(som/som)

Simak video di bawah ini, Bun:

5 Cara Mengatasi Tantrum pada Anak di Mall

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

7 Fakta Balita di Sukabumi Meninggal Tubuh Penuh Cacing, Aparat Desa Dapat Sanksi

Parenting Annisa Karnesyia

5 Fakta Pernikahan Eva Celia & Demas, Cabut Pendaftaran Perkawinan di PN Jaksel

Mom's Life Annisa Karnesyia

Disangka Morning Sickness, Tanda Kehamilan Ini Justru Gejala Kanker Darah

Kehamilan ZAHARA ARRAHMA

Tanpa Disadari, 6 Kebiasaan Ini Bisa Bikin Persalinan Terasa Lebih Sakit

Kehamilan Ajeng Pratiwi & Randu Gede

300 Nama Korea Aesthetic untuk Anak Laki-laki dan Artinya yang Rupawan & Menarik

Nama Bayi Annisya Asri Diarta

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Deretan Anak Artis Pilih Tinggal di Luar Negeri, Ada yang Lanjutkan Kuliah S2 di Inggris

7 Fakta Balita di Sukabumi Meninggal Tubuh Penuh Cacing, Aparat Desa Dapat Sanksi

Disangka Morning Sickness, Tanda Kehamilan Ini Justru Gejala Kanker Darah

300 Nama Korea Aesthetic untuk Anak Laki-laki dan Artinya yang Rupawan & Menarik

Tanpa Disadari, 6 Kebiasaan Ini Bisa Bikin Persalinan Terasa Lebih Sakit

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK