Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

5 Hadis dan Ayat tentang Maulid Nabi Muhammad & Penjelasannya

Nazla Syafira Muharram   |   HaiBunda

Kamis, 07 Dec 2023 04:00 WIB

Muslim
Ilustrasi Ibu dan Anak/ Foto: iStock
Daftar Isi

Maulid Nabi menjadi salah satu perayaan penting bagi seluruh umat beragama Islam yang telah tertuang dalam ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis. Setiap tahunnya pada 12 Rabiulawal, umat muslim di seluruh dunia merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW, sebagai bentuk penghormatan sekaligus rasa cinta kepada utusan terakhir Allah SWT.

Perayaan Maulid Nabi mengandung banyak makna dalam Islam. Hari besar ini bisa menjadi kesempatan untuk kita memahami ajaran-ajaran Nabi, dan menjaga tali persaudaraan antar umat Islam.

Biasanya, tradisi merayakan Maulid Nabi berbeda setiap daerah di Tanah Air. Meski begitu, ibadah yang dilakukan tetaplah sama, seperti membaca kisah kehidupan Nabi, berselawat, dan membaca Al-Qur'an dan memanjatkan doa. Nah, Bunda bisa mengajak Si Kecil untuk ikut serta dalam perayaan Maulid Nabi ini dan menjalankan semua ibadah untuk mendapatkan pahala.

Melalui kebersamaan dengan anak, Bunda dapat pula mengajarkan rasa cinta kasih, kedermawanan, dan toleransi dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Apabila Si Kecil mampu memaknai perayaan Maulid Nabi secara mendalam, maka akan lebih mudah pula baginya untuk menerapkan ajaran-ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari. 

Selain menjalankan ibadah, ada dua hal yang bisa dikenalkan ke anak tentang Maulid Nabi, yakni tentang sejarah, hadis, serta surat di Al-Quran yang menjelaskan hari besar ini.

Sejarah Maulid Nabi

Mengutip buku Pro dan Kontra Maulid Nabi oleh AM Waskito, perayaan Maulid Nabi telah berlangsung ribuan tahun yang lalu dalam sejarah Islam. Terdapat tiga teori yang menjadi asal mula perayaan Maulid Nabi yang bisa dipahami Si Kecil Berikut penjelasan lengkapnya:. 

  1. Perayaan Maulid Nabi pertama kali diadakan oleh kalangan Dinasti Ubaid (Fathimi) di Mesir berdasar pada Syiah Ismailiyah. Pada tahun 362-567 Hijriyah, mereka lah yang berkuasa di Mesir. Awalnya, Maulid Nabi dirayakan pada era kepemimpinan Abu Tamim. Namun, perayaan Maulid Nabi oleh Dinasti Ubaid ini hanya salah satu bentuk perayaan saja.
  2. Perayaan Maulid Nabi oleh kalangan ahlus sunnah pertama kali diadakan oleh Sultan Abu Said Muzhaffar Kukabri. Pada saat perayaan Maulid Nabi, Muzhaffar mengundang para ulama, ahli tasawuf, ahli ilmu, dan seluruh rakyatnya. Beliau menjamu mereka dengan berbagai hidangan. Tak luput, beliau juga memberikan hadiah dan bersedekah kepada fakir miskin.
  3. Perayaan Maulid Nabi pertama kali diadakan oleh Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi (567-622 H), penguasa Dinasti Ayyub. Adapun tujuan beliau melakukan perayaan, yakni untuk meningkatkan semangat jihad kaum muslim dalam menghadapi Perang Salib melawan kaum Salibis. 

Adapun Imam Jalaluddin As-Suyuthi, seorang imam ahli hadis dan sejarah, memberikan penjelasan terkait sejarah Maulid Nabi. Beliau berkata:

"Orang yang pertama kali merintis peringatan Maulid ini adalah penguasa Irbil, Malik Al-Muzhaffar Abu Sa'id Kukabri bin Zainuddin bin Baktatin, salah seorang raja yang mulia, agung, dan dermawan. Beliau memiliki peninggalan dan jasa-jasa yang baik, dan dialah yang membangun masjid Al-Jami Al Muzhaffari di lereng Gunung Qasiyun."

Muslim ibadahIlustrasi Anak Muslim/ Foto: iStock

Hadis dan ayat Al-Quran tentang Maulid Nabi

Terdapat beberapa hadis dan ayat Al-Qur'an tentang Maulid Nabi yang bisa Bunda ajarkan ke Si Kecil. Berikut penjelasannya:

1. Surah Yunus ayat 58

قُلْ بِفَضْلِ ٱللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِۦ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا۟ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ

(Qul bifaḍlillāhi wa biraḥmatihī fa biżālika falyafraḥụ, huwa khairum mimmā yajma'ụn)

Artinya: "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan."

2. Surah Al-Anbiya ayat 112

قَالَ رَبِّ احْكُمْ بِالْحَقِّۗ وَرَبُّنَا الرَّحْمٰنُ الْمُسْتَعَانُ عَلٰى مَا تَصِفُوْنَ

(Qāla rabbiḥkum bil-ḥaqq, wa rabbunar-raḥmānul-musta'ānu 'alā mā taṣifụn)

Artinya: "Dia (Muhammad) berkata, “Ya Tuhanku, berilah keputusan dengan adil. Dan Tuhan kami Maha Pengasih, tempat memohon segala pertolongan atas semua yang kamu katakan."

3. Surah Al Hajj ayat 32

ذَٰلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ شَعَٰٓئِرَ ٱللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى ٱلْقُلُوبِ

(żālika wa may yu'aẓẓim sya'ā`irallāhi fa innahā min taqwal-qulụb)

Artinya: "Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah, sesungguhnya itu timbul dalam ketakwaan hati."

4. Surah Ali Imran ayat 164

ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا۟ مِن قَبْلُ لَفِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ

(Laqad mannallāhu 'alal-mu`minīna iż ba'aṡa fīhim rasụlam min anfusihim yatlụ 'alaihim āyātihī wa yuzakkīhim wa yu'allimu humul-kitāba wal-ḥikmah, wa ing kānụ ming qablu lafī ḍalālim mubīn)

Artinya: "Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang mukmin ketika Allah mengutus di tengah-tengah mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata."

5. Hadis tentang memperingati Maulid Nabi

مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً، فَلَهُ أَجْرُهَا، وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ، وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ

Artinya: "Barang siapa yang memulai dalam Islam sebuah perkara yang baik maka ia akan mendapatkan pahala dari perbuatan baiknya itu, dan ia juga mendapatkan pahala dari orang yang mengikutinya setelahnya. tanpa berkurang sedikitpun pahala yang mereka dapatkan," HR. Muslim.

Hadis ini menjelaskan tentang keleluasaan bagi ulama yang merupakan umat Nabi Muhammad SAW, agar membuat suatu perkara baru, namun tetap tidak bertentangan dengan Al-Qur'an, Sunnah, Atsar, dan Ijma. Perayaan Maulid Nabi adalah perkara baru yang baik dan tidak bertentangan dengan satupun hal yang telah disebutkan sebelumnya. Jadi, perayaan Maulid Nabi diperbolehkan karena dimaksudkan sebagai jalan dalam mendapatkan pahala. 

Demikian beberapa penjelasan mengenai Maulid Nabi. Semoga setelah memahami penjelasan tersebut, Bunda bisa membantu Si Kecil dalam memahami makna dari perayaan Maulid Nabi ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/ank)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda