HaiBunda

PARENTING

Gadget Sebabkan Speech Delay pada Anak? Kenali Tanda dan Cara Mengatasinya

dr. Rita Andriyani, Sp.A(K)   |   HaiBunda

Jumat, 19 Jul 2024 16:58 WIB
Gadget sebabkan speech delay/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Heri Mardinal
Jakarta -

Kemudahan menggunakan gadget disebut-sebut memicu peningkatan speech delay atau keterlambatan bicara pada anak. Ya Bunda, penggunaan gadget yang tidak sesuai bisa menjadi penyebab anak speech delay.

Speech delay merupakan keterlambatan dalam perkembangan bicara anak. Tidak hanya itu, anak yang mengalami speech delay juga sulit dalam berkomunikasi dan mengucapkan kata-kata.

Banyak orang tua yang salah menganggap speech delay adalah sebuah diagnosis. Padahal, ini adalah sebuah tanda dari kondisi tertentu.


Bunda juga tidak bisa langsung menyebut anak mengalami speech delay. Perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut sehingga Si Kecil bisa mendapatkan perawatan sesuai dengan kondisinya.

Ciri-ciri anak speech delay

Mengetahui anak mengalami speech delay dapat dilihat melalui perkembangannya sesuai usia atau milestone. Bunda harus waspada, jika anak belum bisa mengucapkan 20-50 kosa kata berarti di usia dua tahun, bisa jadi anak mengalami speech delay.

Misalnya saja, anak usia dua tahun baru bisa menyebut lima kata padahal harusnya mereka sudah menguasai 50 kata. Atau, pada saat yang sama Si Kecil belum bisa menghubungkan dua kata menjadi frasa.

Hubungan gadget dengan speech delay pada anak

Gadget tentunya sangat berpengaruh dengan kondisi anak yang speech delay. Sudah banyak penelitian yang menyebutkan bahwa screen time berhubungan dekat dengan speech delay pada anak.

Mengapa demikian? ada banyak hal yang mampu memengaruhi perkembangan anak. Mulai dari faktor internal yaitu genetik dan faktor eksternal berupa nutrisi dan stimulasi.

Screen time menyebabkan anak tidak mendapatkan stimulasi berupa interaksi dua arah yang sangat diperlukan seorang anak sebagai bentuk stimulasi yang tepat. karena dengan screen time komunikasi yang terjadi hanya satu arah.

Rekomendasi penggunaan gadget pada anak

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah mengeluarkan rekomendasi penggunaan gadget pada anak, Bunda. Berikut ini deretannya:

1. Screen time tidak direkomendasikan bagi anak di bawah dua tahun

Menurut IDAI, anak dengan usia 0-24 bulan atau dua tahun tidak diperbolehkan mendapatkan screen time atau bermain gadget. Pada usia ini, anak harus mendapatkan stimulasi dua arah.

Meski begitu, anak tetap diperbolehkan melakukan panggilan video karena termasuk interaksi dua arah. Tentunya dengan waktu yang terbatas.

2. Screen time selama satu jam

Jika anak sudah berusia di atas dua tahun, mereka boleh mendapatkan screen time selama satu jam per harinya dengan pendampingan oleh orangtua atau pengasuh. Batasan ini boleh dibagi menjadi beberapa sesi tetapi tetap dengan total waktu yang dianjurkan.

Jika anak melakukan screen time dengan waktu yang lama, bisa saja mereka menolak untuk melakukan hal yang lainnya. Anak jadi tidak mau makan, belajar, serta bermain.

3. Dampingi dan ajak anak berinteraksi

Setiap anak melakukan screen time, Bunda dan Ayah wajib untuk mendampingi anak seraya mengajak mereka berinteraksi. Misalnya saja anak sedang menyaksikan video kucing, maka Bunda bisa bertanya pada mereka seperti apa bunyi kucing.

4. Perhatikan jaraknya

Jarak antara mata Si Kecil dengan layar juga perlu diperhatikan, Bunda. Jarak yang direkomendasikan oleh para ahli adalah sejauh 30-40 cm.

Dampak buruk penggunaan gadget untuk anak

Tidak hanya speech delay, gadget juga akan berdampak buruk pada anak dalam hal yang lainnya. Salah satunya adalah mengganggu konsentrasi.

Anak-anak yang diberikan gadget secara bebas mungkin tidak akan menyahut ketika dipanggil oleh orang-orang di sekitarnya. Meski pendengaran anak baik-baik saja, konsentrasi dan perkembangan kognitifnya sudah terganggu.

Tips mendampingi anak saat screen time

Ada beberapa tips mendampingi anak saat screen time yang bisa Bunda perhatikan. Misalnya saja sebagai berikut:

1. Berikan tontonan sesuai bahasa ibunya

Banyak orang tua yang memberikan anaknya tontonan seperti Cocomelon, Baby Bus, atau Upin Ipin. Ini merupakan tontonan yang baik untuk anak karena bisa mengajarkan mereka tentang berbagai hal mulai dari warna, suara, dan masih banyak lagi.

Meski begitu, ada baiknya memilihkan anak tontonan yang sesuai dengan bahasa ibunya. Jika anak tumbuh di lingkungan keluarga dengan Bahasa Indonesia, maka berikan anak tontonan dengan bahasa tersebut.

2. Pastikan anak paham dan bukan menghafal saja

Meski telah memberikan anak tontonan sesuai dengan bahasa yang digunakan sehari-hari, Bunda tetap harus memantau pemahaman mereka. Jadi, jangan sampai anak tidak memahami apa yang dibicarakan oleh tokoh dalam tontonan tersebut.

3. Tontonan dengan bahasa asing bisa diberikan jika..

Bunda dan Ayah diperbolehkan memberikan tontonan dengan Bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya pada anak. Namun, Bunda dan Ayah harus terus memberikan pendampingan sehingga anak tidak hanya mengikuti gestur dan dialek, namun juga memahami maksud dari bahasa tersebut.

Bolehkah memberikan gadget pada anak saat makan?

Pemberian gadget pada anak saat makan juga merupakan hal yang salah. Anak pun akan berpikir mereka bisa mendapatkan gadget ketika mereka tidak menolak untuk makan.

Karena itu, Bunda dan Ayah harus menerapkan prinsip disiplin pada anak. Ketika waktunya makan, maka anak harus makan.

Tidak hanya itu, Bunda dan Ayah juga bisa makan bersama-sama dengan Si Kecil di meja makan. Ketika makan, anak juga perlu berinteraksi dengan orang tuanya.

Terapi untuk mengatasi speech delay

Anak yang mengalami speech delay harus diperiksa terlebih dahulu oleh dokter sehingga bisa mendapatkan terapi yang tepat sesuai dengan kondisinya. Meski begitu, ada beberapa terapi yang mungkin diberikan.

Berikut ini deretannya:

  • Terapi sensori integrasi
  • Terapi perilaku
  • Terapi okupasi
  • Terapi wicara

Demikian informasi mengenai speech delay akibat penggunaan gadget yang tidak sesuai pada anak. Bunda perlu waspada, jika anak belum bisa merangkai dua kata ketika berusia dua tahun. Perlu diingat juga bahwa speech delay bukan diagnosis ya, ini hanya merupakan penanda masalah perkembangan yang dialami anak. Segera bawa anak ke dokter yang mendalami tumbuh kembang anak untuk mendapatkan diagnosis dan terapi yang tepat.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Simak video di bawah ini, Bun:

Kenali Penyebab dan Tanda Speech Delay pada Anak, Bun

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Adakah Jam Tidur Terbaik agar Tinggi Badan Anak Bertambah? Ini Faktanya

Parenting Azhar Hanifah

Ibu dan Anak Ini Tinggal di Rumah Penuh Sampah Bertahun-tahun Meski Dapat Uang Sewa Rp43,8 Juta per Bulan

Mom's Life Amira Salsabila

5 Potret Romantis Nycta Gina dan Rizky Kinos Travelling Rayakan 10 Th Pernikahan

Mom's Life Amira Salsabila

Kenali Breast Crawl, Refleks Alami Bayi Baru Lahir agar Proses Menyusui Sukses

Menyusui Dwi Indah Nurcahyani

Cara Membedakan Cairan Keputihan, Air Ketuban Merembes & Air Kencing saat Hamil

Kehamilan Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

5 Potret Romantis Nycta Gina dan Rizky Kinos Travelling Rayakan 10 Th Pernikahan

Adakah Jam Tidur Terbaik agar Tinggi Badan Anak Bertambah? Ini Faktanya

Kenali Breast Crawl, Refleks Alami Bayi Baru Lahir agar Proses Menyusui Sukses

Cara Membedakan Cairan Keputihan, Air Ketuban Merembes & Air Kencing saat Hamil

Ibu dan Anak Ini Tinggal di Rumah Penuh Sampah Bertahun-tahun Meski Dapat Uang Sewa Rp43,8 Juta per Bulan

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK