PARENTING
Semakin Banyak Anak Merasa Kesepian, Ini Saran Psikiater agar Orang Tua Bisa Membantu
Nadhifa Fitrina | HaiBunda
Selasa, 04 Nov 2025 20:30 WIBSulit dibayangkan, di tengah kehidupan yang kini serba cepat, banyak anak yang justru merasa kesepian. Mereka punya banyak teman di dunia maya, tapi tetap merasa tidak punya tempat untuk benar-benar bercerita.
Kondisi ini makin sering terjadi dan menjadi perhatian banyak ahli. Dikutip dari laman CNBC Make It, berdasarkan data Pew Research Center tahun 2025, sebanyak 24 persen anak muda berusia 18 hingga 29 tahun mengaku sering merasa kesepian.
Kemudian, yang lebih memprihatinkannya lagi, kesepian justru lebih banyak dialami oleh anak remaja laki-laki. Laporan dari Common Sense Media mencatat, sekitar 26 persen anak remaja laki-laki berusia 11 hingga 17 tahun di Amerika Serikat merasa kesepian hampir setiap waktu.
Kondisi ini tentu tak bisa dianggap sepele, Bunda. Rasa sepi yang dibiarkan bisa berpengaruh pada kesehatan mental dan membuat mereka sulit untuk membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.
"Anak-anak semakin kesepian, dan itu sudah lama kita ketahui," ujar seorang psikiater anak dan remaja dari Columbia University Medical Center, German Velez.
Banyak anak yang kini jarang keluar rumah
Menurut kepala penelitian di Common Sense Media, Michael Robb, ada banyak hal yang membuat anak semakin jarang untuk bersosialisasi. Salah satunya karena mereka lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah.
Psikiater German Velez mengatakan kini banyak anak yang menjauh dari aktivitas sederhana seperti makan bersama. Padahal, momen inilah yang bisa mempererat hubungan dengan keluarga.
Data World Happiness Report 2025 menyebutkan bahwa satu dari empat orang Amerika makan sendirian setiap harinya. Angka ini naik hingga 53 persen dibanding tahun 2003, Bunda.
Kepala penelitian Michael Robb juga menuturkan bahwa kegiatan fisik seperti olahraga bisa bikin anak merasa lebih bahagia. Sayangnya, banyak anak sekarang yang jarang bermain atau berolahraga di luar rumah.
Menilik dari penelitian dalam jurnal Wellbeing, Space and Society mencatat bahwa 34 persen anak tidak bermain di luar pada hari sekolah. Bahkan, 20 persen anak tetap di rumah saat akhir pekan.
Saran dari psikiater agar orang tua bisa membantu
Anak membutuhkan waktu bersama orang tuanya. Kehadiran Bunda bukan hanya bisa bikin mereka tenang saja, tapi juga membantu mengurangi rasa kesepian yang mungkin tak terlihat.
Menurut psikiater German Velez, waktu bersama keluarga sangatlah penting. Ia menekankan supaya orang tua tidak hanya fokus pada kegiatan daring saja, tapi juga memberi ruang untuk kebersamaan bersama anak.
"Ini tentang anak-anak yang memiliki pilihan yang lebih baik daripada sekadar online. Waktu bersama orang-orang terdekat membantu mereka merasa terhubung dan dicintai," tuturnya.
Tak hanya itu, ia juga menyarankan supaya orang tua mendukung waktu anak untuk bersosialisasi dengan keluarga dan teman-temannya. Makan malam bersama atau bermain di luar bisa menjadi momen sederhana yang berarti besar bagi mereka.
Lebih lanjut, seorang psikolog sosial di New York University Stern School of Business, Jonathan Haidt menyarankan agar rumah memiliki aturan jelas terkait penggunaan layar.
Misalnya saja, tidak membawa ponsel ke kamar tidur dan memberi waktu anak untuk bermain di luar tanpa gadget, Bunda.
"Semua orang tahu saat itulah anak-anak berkumpul di taman, bermain bisbol, sepak bola, atau sekadar duduk bersama di halaman sekolah," ujar Jonathan Haidt.
Itulah ulasan mengenai semakin banyak anak yang merasa kesepian dan cara orang tua membantu mengatasinya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ndf/fir)